Hasrat Wanita Bayaran

Tuan Brandon yang sakit



Tuan Brandon yang sakit

0Edwards kembali ke kamarnya, Violet tidak mau pergi kemana-mana dan hanya ingin beristirahat katanya. akhirnya Edwards tidak bisa melakukan apapun selain menurut saja dengan apa yang di inginkan oleh istri pertamanya itu.     
0

dia masuk ke dalam, melihat Choon-hee yang sedang bermain laptop dan melihat-lihat sesuatu. Edwards duduk di samping Choon-hee. "Kau sedang lihat-lihat apa?." Tanya Edwards sedikit penasaran.     

"Bulan madu kita, Tapi aku tidak menemukan informasi tentang Kota Tua Akka' di pencarian. apakah kota itu sudah tidak ada?." Tanya Choon-hee pada Edwards.     

"Bukan tidak ada, tapi mungkin di akui oleh pihak lain. Negara itu tempat yang banyak terjadi konflik, jika kau mau kesana. Aku bisa menelpon seseorang yang bisa membawa kita." Ujar Edwards.     

"Aku rasa terlalu beresiko jika kita bulan madu kesana ya? Aku baru kepikiran bahwa kita kesana juga membawa bayi yang masih berupa janin ini, aku sampai lupa bahwa ada yang harus aku lindungi." Ucapan Choon-hee begitu pelan, Wanita itu sedikit sedih dan merasa bersalah.     

"Tidak apa, kau hanya tidak tau dan belum paham, tidak usah terlalu di pikirkan. apakah ada tempat lain yang mau kau kunjungi? Selain Tempat yang kau inginkan tadi?." Edwards merapihkan rambut Choon-hee yang sedikit berantakan     

"Negara kelahiranku." Katanya pelan.     

"dimana?." Tanya Edwards, karena Edwards juga baru sadar bahwa dia tidak terlalu tau tentang masa lalu Choon-hee.     

"Tokyo, Jepang. apakah kau mau kesana? Aku mau pergi ke sana dan melihat salah satu rumah yang memang sudah lama aku tinggal. itu adalah rumah pemberian ayah kepada ibuku, Tapi aku dan ibuku pergi dari rumah itu lalu ke negara ini. karena mau menghilang dari jangkauan ayah, tapi ternyata selama bertahun-tahun ini. aku jadi melupakan rumah tersebut, aku baru ingat lagi. setelah berpikir apakah ada tempat yang benar-benar ingin aku kunjungi." Choon-hee menatap mata Suaminya, Edwards yang baru mengetahui hal itu tentu saja langsung mengangguk setuju.     

"Kita akan kesana, kapan kau mau pergi? Aku siap kapan saja." Ujar Edwards.     

"Dua hari lagi bagaimana? Aku mau mencari-cari tempat apa saja yang bisa kita kunjungi saat kesana, aku juga mau mendatangi Tempat-tempat yang pernah ibuku ceritakan dulu sekali. Boleh?." Pertanyaan Choon-hee tentu saja membuat Edwards langsung Tersenyum kecil.     

"Tentu saja boleh, kenapa tidak? Kau bisa memilih kemana saja kita bisa pergi. Kalau begitu kau cari-cari lagi informasi yang mau kau ketahui, aku akan pergi ke kamar Daddy. katanya kondisi Daddy tidak cukup baik saat ini, Daniel tadi memberitahu padaku." ujar Edwards, dia merasa bahwa Choon-hee butuh waktu untuk berpikir sendiri, dia pasti mau pergi ke banyak tempat. Jadi biarkan Edwards memilih pergi dan memberikan waktu yang banyak untuk istrinya itu.     

"Baiklah, kau jenguk Daddy dan aku akan cari tempat yang bagus untuk bulan madu kita." Choon-hee bereaksi sangat senang, Edwards mengangguk lagi. dia mencium kening istrinya dan pergi dari sana, Edwards sangat tau Bahwa terkadang seorang wanita butuh waktu saat memilih sesuatu. dan biasanya mereka tidak mau di ganggu sampai benar-benar mengetahui apa yang mereka mau.     

Edwards keluar dari pintu kamar, Dia memang berencana menemui ayahnya. sedikit merasa bingung dengan apa yang terjadi, padahal sebelumnya ayahnya itu baik-baik saja. Tapi kenapa sekarang jadi tidak baik kondisinya?. Baru saja Edwards mau Mengetuk pintu kamar ayahnya, dari sana keluar seorang wanita dengan seragam dokter. Edwards langsung Tersenyum dengan sopan.     

"Dokter? Apakah Tuan Brandon baik-baik saja?." Tanya Edwards.     

"Tuan Brandon sedang tidak dalam kondisi yang baik, dia butuh perawatan khusus. Aku baru saja memeriksanya dan cukup sedih melihat tubuhnya yang sekarang sudah sulit di gerakan. aku rasa dia mengalami semacam gangguan syaraf." Ujar Dokter Mona.     

"Ah begitu, Apakah ada gejala lain? apakah Dia Terkena stroke?." Tanya Edwards penasaran.     

"Belum bisa kita ketahui, aku baru mau mengecek darahnya ke laboratorium. Mungkin besok akan aku kabari kelanjutan dari pemeriksaan ini. kalau begitu aku permisi, Tuan Brandon dan Nyonya Anne ada di dalam." Dokter Mona langsung pergi dari hadapan Edwards, melihat kepergiaan dokter tersebut Edwards hanya diam saja. dia memang tidak pernah melihat dokter itu, biasanya dokter yang menangani Daddy adalah laki-laki dan cukup di kenal oleh Edwards, tapi entah kapan Daddynya itu mengganti dokter yang sudah lama Mengurusnya.     

Edwards memilih untuk menyingkirkan pikiran itu, lalu dia membuka pintu kamar dan masuk ke dalam sana. Melihat Mommy Anne yang sedang membantu Daddy meminum obat, Edwards cukup terkejut melihat kondisi Daddynya yang terlihat begitu lemas dan bahkan tubuhnya tidak bisa Bergerak Dengan baik.     

"Mom? Daddy Sepertinya sangat parah, apakah tidak baiknya kita bawa ke rumah sakit saja?." Tanya Edwards pelan, dia berjalan ke arah Daddynya dan memegang lengan Daddynya terasa dingin sekali.     

"Tidak apa kata dokter Mona, katanya Daddymu terjepit syarat ototnya. belum bisa di bawa ke rumah sakit karena belum boleh bergerak. Dokter Mona akan melakukan tes darah Daddy, jadi kita tau apa yang harus di lakukan setelah ini. kau tau sendiri bahwa sakit syaraf memang tidak boleh dilakukan sembarangan, kita harus melihat situasi yang ada. mungkin dokter Mona akan menyelesaikan semua masalah ini." Anne berkata dengan wajah sedih, entah benar-benar sedih atau hanya berpura-pura saja di depan Edwards.     

"Memangnya, awal Mulanya bagaimana Mom? Perasaan kemarin Daddy masih baik-baik saja saat menyambut para tamu. Kenapa sekarang jadi seperti ini? Tadi juga di ruangan makan masih bisa duduk dengan baik." Kata Edwards bingung, melihat bagaimana wajah Brandon yang sangat pucat dan kulitnya yang dingin.     

"Tadi Daddymu jatuh di kamar mandi, lalu dia mengeluh pinggangnya sakit. tak lama dia langsung Seperti ini, Mommy langsung panggil Dokter Mona saja, dan katanya syarafnya Daddy ada yang terjepit. harus di lakukan beberapa hal, namun masih perlu menunggu hasil dari Tes Laboratorium." Ujar Anne lagi.     

"Oh begitu, aku berharap bukan hal besar Mom. semoga saja Daddy bisa lebih cepat sembuh." Edwards berkata sambil melihat mata Tuan Brandon yang sudah menutup karena tertidur, mungkin efek obat yang di Berikan. Membuatnya langsung tidak sadarkan diri.     

Melihat Edwards yang tidak bereaksi berlebihan, tentu saja Anne langsung Tersenyum kecil. dia merasa senang karena Edwards bisa di bodoh-bodohi, Anne lalu mengambil obat yang tadi tergeletak di atas meja. lalu menaruhnya di dalam lemari dan di Kunci, Edwards yang melihat hal itu hanya diam saja. dia tidak merasa curiga ataupun berpikir berlebihan.     

Dia merasa bahwa obat untuk Daddynya memang harus di simpan Dengan baik, hanya itu yang dia pikirkan saat ini. dia tidak tau bahwa itu sebenarnya bukan obat, bukan obat untuk menyembuhkan. Tapi sebuah Pil yang bisa merusak syaraf otak Tuan Brandon.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.