Hasrat Wanita Bayaran

Ucapan Edwards yang sedikit menyakiti diriku



Ucapan Edwards yang sedikit menyakiti diriku

0Aku sudah kembali ke Mansion besar keluarga Douglas, memilih untuk keluar dari mobil lebih dulu, lalu membiarkan saja semua Pelayan untuk membawa barang-barang yang tadi aku beli. hari ini aku merasa sedih dan bahagia secara bersamaan, bahkan aku merasa Bahwa duniaku mendadak berubah setelah bertemu dengan nyonya Berenice.     
0

Baru aku mau masuk ke dalam Mansion, namun suara mobil lain membuatku menengok kebelakang. aku melihat bahwa itu adalah mobil yang bisa Edwards kendarai, aku menunggunya keluar. setelah beberapa saat barulah dia menghentikan mobilnya dan berjalan keluar dari sana, dia melihat ke arahku sambil tersenyum senang.     

Aku menunggunya untuk menghampiri diriku, dia melihat sebentar ke arah barang-barang yang baru turun dari mobil. "Kau berbelanja semuanya? apakah kau membutuhkan semua itu?." Tanya Edwards dengan tidak yakin.     

"Apakah tidak boleh? apakah kau keberatan aku menghabiskan seluruh isi kartu kredit yang kau berikan? atau kau merasa aku terllau berfoya-foya?." Tanyaku sambil tertawa, dan dia hanya mengelus lembut kepalaku.     

"Bahkan saat kau membeli semua isi di dalam toko tersebut, aku tidak akan melarang. Kau bisa menghabiskan semua uangku, karena aku bekerja memang untuk istri dan anak-anakku nanti. apalagi selama kau senang melakukan hal tersebut, maka lakukan saja." Edwards sudah mencium keningku dengan sayang, lalu dia menggandeng tanganku untuk masuk ke dalam Mansion.     

Kami sudah berjalan seperti dua insan yang tidak bisa dipisahkan, menaiki anak tangga satu persatu dan masuk ke dalam kamar. semua barang yang aku beli tadi sudah di taruh di kamar besar kami secara bersamaan, aku yang melihat semua itu hanya bisa tertawa kecil saja.     

"Kau senang sayang?." Tanya Edwards, dia membuka kemeja yang di pakainya lalu duduk di atas ranjang.     

"Tentu, terimakasih ya.. hari ini aku benar-benar melakukan banyak hal dan mendapatkan pengalaman baru. aku memang harus sering-sering keluar, kau memang selalu tau apa yang aku butuhkan." aku memeluk Edwards sekali lagi, merasa senang dengan keadaan seperti ini. rasanya aku benar-benar terlahir kembali dan semua masalah tertinggal di belakang kami.     

"Jangan berterimakasih, Ayo sekarang kita lihat apa saja yang kau beli." Edwards menarik tanganku untuk duduk di karpet dan melihat apa saja yang aku beli. aku juga sebenarnya tidak banyak tau apa yang aku beli tadi, aku sibuk mengambil dsn mengobrol saja.     

"Kau belanja sebanyak ini dan memilih semua barang, apakah ada yang membantumu? aku merasa kau bukanlah orang yang akan membeli sesuatu yang tidak terlalu perlu seperti ini, gelas gelas cantik ini. Apakah kau benar-benar butuh?." Edwards bertanya sambil tertawa, aku juga ikut tertawa dan bergelayut manja di pundaknya.     

"Kau suka gelasnya? aku sudah membeli yang lucu-lucu. aku sebenarnya tadi bertemu dengan seorang wanita, kami belanja banyak hal dan juga mengobrol semua hal bersama-sama, karena dia aku jadi tau bagaimana nikmatnya berbelanja." Kataku senang.     

"Oh ya? Siapa dia? apakah orang yang kau kenal?." Tanya Edwards, dia mengambil gelas di tanganku lalu mulai menaruhnya sebagai pajangan di atas meja.     

"Kau pernah melihatnya, dia adalah wanita yang datang bersama suaminya waktu itu di pernikahan kita. Kau ingat? wanita yang meminta foto." Ujarku pelan, aku memberikan sebuah selimut tebal untuknya. sebuah selimut berwarna biru yang begitu indah.     

"Oh ya? kau bertemu lagi dengannya? siapa dia? dari keluarga mana dia berasal?." Edwards bertanya sedikit penasaran, aku tau dia takut aku kenapa-napa karena bertemu dengan orang baru..     

"Siapa ya.. Kalau tidak salah namanya Nyonya Berenice. Ya! dia berkata bahwa Namanya Nyonya Berenice. tali aku tidak tau Berenice siapa." Kataku mencoba mengingat-ingat.     

"Berenice? kau yakin!?." Edwards memegang Pundakku dan langsung menatap mataku dengan begitu lekat.     

"Ya, kenapa? apakah ada yang salah dengan kaga Berenice?." aku menatap matanya yang sepertinya sangat terkejut, dia juga terlihat memucat karena aku mengatakan tentang nama Berenice itu. apakah ada masa lalu yang pahit dengan nama Berenice?     

"Aku bukan mau melarang dirimu mendapatkan teman baru atau berkenalan dengan banyak orang, tapi bisakah kau tidak mengenal keluarga Berenice lagi? maksudku, bisakah kau tidak usah mengobrol dengannya saat kau bertemu dimanapun?." kata-kata Edwards membuatku bingung, kenapa? apakah ada sesuatu? tapi jika aku tanyakan seperti itu. aku tidak yakin bahwa dia akan menjawab semua pertanyaan dariku.     

"Jika memang kau tidak memperbolehkan, maka aku akan akan menurut saja. aku yakin kau berkata seperti ini ada alasannya." Ujarku pelan, aku kembali melihat barang-barang yang lain. tidak mau memperumit keadaan dengan semua pertanyaan pertanyaan yang Mungkin saja akan menyinggung perasaan Edwards.     

"Aku Berkata seperti ini karena ada alasannya, aku yakin kau akan tau pada akhirnya. apakah tidak masalah, jika aku tidak ceritakan sekarang?." Edwards bertanya dengan nada pelan, dia menundukkan wajahnya. aku tau dia takut aku marah, tapi kenapa dia bertanya? jika dia memang tidak mau memberitahu. aku juga tidak akan memaksa sama sekali.     

Aku memegang pundaknya, lalu mencoba untuk membuatnya tenang. "aku baik-baik saja jika kau tidak katakan alasannya. aku yakin kau melakukan ini untuk kebaikan bersama, jangan merasa sungkan padaku Edwards. Kau suamiku, aku sebagai istri memang harus mematuhi semua yang kau ucapkan." aku memeluknya dari samping, dia sudah memegang Tanganku dengan gemas. Kami saling memberikan kehangatan satu sama lain, aku merasa senang karena bisa berbagi banyak pikiran dengan Edwards.     

dia adalah laki-laki yang baik, selaku bertanya tentang perasaanku dan membuatku nyaman. dimana lagi aku bisa mendapatkan lelaki Sesempurna Edwards? dia seperti malaikat.     

"Aku senang karena kau mau mengerti, jadi sekarang. Jangan dekat dengan Keluarganya Berenice ya, Mereka tidak cukup pantas untuk dekat dengan kita." entah kenapa ucapan Edwards saat ini sedikit menyakiti hatiku, saat dia berkata Bahwa Keluarga Berenice tidak cukup pantas dengan kami? .     

Memangnya sehina itu keluarga Berenice di mata Keluarga Douglas? aku bukannya mau membela keluarga orang lain, tapi rasanya tidak baik saja jika Edwards berkata hal seperti ini..     

"Choon-hee? ayo kita pilih lagi barang-barangnya. Kau harus memberikan sebagian pada Pelayan atau pengawal, aku tau kau tidak terlalu membutuhkan barang-barang ini." Edwards berkata sambil tertawa, aku yang mendengar hal itu berpura-pura tertawa. walaupun sekarang aku jadi merasa sedih dan tidak nyaman, hanya satu Perkataan dari Edwards saja. Suasana hatiku mendadak berubah..     

"Aku rasa, hampir semua barang tidak aku butuhkan. Nanti aku akan Memilihnya bersama pelayan saja, kau mau mandi? aku siapkah air hangat ya? aku yakin kau sangat lelah sekarang." Aku memilih untuk bangun dari karpet yang kami duduki, lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk menyiapkan air hangat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.