Hasrat Wanita Bayaran

Berjalan-jalan malam



Berjalan-jalan malam

0Aku kembali ke dalam kamar, masih merasa kesal dengan sikap Violet yang terlihat sekali sangat iri padaku. Ck! Wanita itu mau semua milik Edwards. apa-apaan itu! Dasar wanita Mata duitan. dia hanya mencintai uang Edwards saja, dia bahkan terlihat sangat ingin mengendalikan Edwards.     
0

"Ish! dasar wanita tidak tau diri! bahkan dia lebih murahan dari diriku!." Aku mengigit sebal bantal yang ada di depanku, sekarang aku bingung harus melakukan apa karena Edwards juga Terlihat santai menghadapi Violet.     

Malam ini Edwards tidur di kamar Violet, aku jadi sendirian saja Karena memang jatah Edwards disana malam ini. aku menghela nafas lelah, seandainya saja aku punya keluarga, pastilah aku sudah pulang ke rumah orangtuaku dan memilih untuk tidur di sana saja.     

Kalau begini aku jadi merasa sendirian lagi, biasanya saat malam hari aku sibuk mencari pelanggan dan mengobrol dengan banyak teman. Tapi sekarang? aku berada di kamar dan hanya memandang rembulan yang terasa begitu dingin. Sunyi dan senyap seakan menggerogoti hingga ke tulang belulang.     

"Ahhhh! kalau sendirian begini rasanya aku mau pergi ke suatu tempat yang ramai." Aku melihat jam di pergelangan tangan, mungkin berjalan-jalan di pusat kota lebih baik. daripada aku sendirian tanpa melakukan apapun. aku mulai memakai jaket tebal dan celana panjang, tidak lupa membawa uang dan juga handphone.     

Berjalan ke luar pintu, aku melihat ke kanan dan k kiri. Suasana sudah lebih sepi, aku rasa semuanya berada di kamar masing-masing dengan kesibukan mereka.     

Aku melangkah perlahan-lahan, seperti pencuri yang takut ketahuan. jika saja aku berada di apartemen sendiri, pastilah aku bisa pergi tanpa harus takut ketahuan.     

ini baru jam sebelas malam, aku yakin pusat kota masih sangat ramai dengan beberapa orang yang makan malam setelah pulang kerja. Atau mungkin mereka mabuk hingga pagi hari, aku sebenarnya mau pamit pada Edwards. tapi sepertinya itu hal yang sangat tidak mungkin aku lakukan. aku sudah menuruni tangga dan berjalan ke arah pintu belakang, aku melihat beberapa pengawal yang menyapaku dan Tersenyum. aku tau mereka juga pasti bingung mau aku malam-malam begini.     

Setelah sampai di pintu belakang, aku melihat garasi mobil yang memang cukup penuh. salah satu supir berlari ke arahku dan menyapaku dengan senyum manis. "Mau kemana Nona? apakah mau aku antar?." Tanyanya.     

"Bolehkah antarkan aku ke pusat kota? sepertinya aku mau mencari udara segar sebentar." kataku padanya, dia mengangguk lalu membawaku ke salah satu mobil yang cukup kecil dan cukup untuk empat orang.     

aku masuk ke dalam, duduk di bangku belakang dan supir tersebut di bangku depan. dia mulai menjalankan mobilnya dengan perlahan keluar dari gerbang Mansion, aku melihat ke arah kaca mobil yang ada di sampingku. jalanan memang terlihat cukup ramai namun tidak terlalu padat.     

Aku membuka kaca mobil menjadi setengah, membiarkan angin malam masuk dan menerpa wajahku dengan perlahan. Aku memejamkan mata menikmati semua perasaan yang nikmat ini. kalau di situasi seperti ini pastilah memikirkan kenangan indah membuat perasaan bertambah berkali-kali lipat lebih baik.     

Bermenit-menit berlalu, hanya itu saja yang aku lakukan selama perjalanan. Angin sudah berhenti menerpa wajahku, aku mulai membuka mata dan melihat ke arah luar. ternyata kami sudah sampai di pusat kota, aku keluar dari mobil dan melihat-lihat sekiranya apa yang mau aku lakukan.     

Jajanan pinggir jalan yang di banyak pembeli, menarik perhatianku. aku mulai berjalan ke sana dan melihat apa yang di jual, ternyata makanan Korea yang memang sedang viral itu. aku memilih untuk membeli juga, hanya penasaran dengan rasanya saja. makanan itu sering berkeliaran di laman media sosial milikku, jadi aku tidak asing dengan bentuk dan warnanya.     

aku mengambil makanan tersebut dan mencari tempat duduk, setelah melihat-lihat aku menemukan bangku taman yang cukup sepi. memilih untuk duduk di sana, aku menghela nafas pelan. Lalu mulai mencoba makanan yang tadi aku beli, rasanya cukup enak di lidah ku dan tidak aneh. Menikmati saja apa yang aku makan, tidak memikirkan keadaan sekitar sama sekali.     

"Choon-hee?." Sebuah suara lelaki membuatku menengok, aku melihat wajah laki-laki itu dengan baik. siapa dia? aku merasa tidak kenal.     

"Ya?." Tanyaku bingung.     

"Aku dokter Zurich, yang menangani Edwards sebelumnya. apa kabar?." dia bertanya lalu ikut duduk di sampingku, di tangannya terdapat mie cup yang masih hangat. aku yang melihat mie itu merasa mau membeli juga.     

"Oh dokter, maaf aku tidak terlalu ingat wajahmu. kau tau namaku?." Tanyaku basa-basi, masih sambil memakan makanan yang belum habis. mungkin setelah ini aku mau membeli mie cup juga, hangat-hangat pasti nikmat     

"Ya, aku datang ke pernikahan dirimu waktu itu. jadi aku tau namamu." katanya lagi     

"Oh begitu, aku Tidak lihat. kau sudah lama jadi dokter spesialis untuk Edwards?." Tanyaku lagi, aku sedikit nyaman saat ada teman ngobrol begini. sepertinya Zurich orang yang baik, dia dokter pribadi Edwards, pastilah tidak punya niat jahat padaku.     

"Sudah hampir dua tahun, dokter yang sebelumnya pergi ke luar negeri. jadi aku di diberikan kesempatan untuk mengurus Edwards dan beberapa hal." Ujarnya, dia membuka mie Cup yang sudah matang. kepulan asap dan aroma mie tersebut membuat isi perutku memberontak.     

Sial! kenapa mie murahan begitu saja membuatku jadi sangat berantusias? "Kau mau?." Suara dokter Zurich kembali Membuatku menengok ke arahnya. aku yang melihat dia memandang diriku, tentu saja langsung membuatku tersenyum malu.     

"Tidak, kau makan saja. nanti aku beli Sendiri." Kataku pelan.     

"Tidak apa, ini buatmu. aku tau kau sedang hamil, terkadang melihat punya orang lain lebih enak daripada beli sendiri. Aku berikan mie ini untukmu, jadi kau bisa menikmatinya." kata dokter Zurich     

"Lalu kau makan apa?." Tanyaku bingung, aku langsung mengambil mie cup di tangannya tanpa basa-basi lagi. Padahal di tanganku yang lain, masih ada jajanan Korea yang belum habis.     

"Aku minta punyamu yang itu, boleh?." tanyanya pelan.     

"Tidak, aku masih mau makan ini. kau beli yang lain saja ya. aku punya uang untuk menggantinya." Kataku padanya, aku menaruh jajanan Korea di sebelah kanan dan mie Cup di sebelah kiri. lalu aku merogoh kantung celana dan memberikan beberapa lembar dollar padanya. dia mengambil hanya satu lembar saja dariku. aku memasukan kembali yang lainnya.     

"Kau tunggu disini ya, aku beli minuman dan makanan yang lain. kita bisa makan bersama setelah ini." ujarnya santai, aku yang mendengar hal itu langsung mengangguk setuju. membiarkan saja Dokter Zurich pergi membeli apa yang dia mau.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.