Hasrat Wanita Bayaran

Nyanyian manis darimu



Nyanyian manis darimu

0(Choon-hee POV)     
0

aku dan Edwards sudah naik ke dalam mobil dan akan pulang ke Mansion kami, Setelah pembicaraan manis tadi dan aku sudah terlihat baik-baik saja. Kami memilih untuk pulang saja.     

Kata Edwards, berada di rumah sakit terlalu lama malah tidak baik. akan membuat pikiran kita jadi lebih buruk dan ruang lingkup terbatas, dia memang selalu bersikap berbeda dari orang kebanyakan.     

Dia mulai menyalakan musik di dalam mobil dan sesekali kami bernyanyi bersama, seperti pasangan yang sedang kencan pada umumnya.     

[If I had to live my life without you near me]     

Edwards sedang mengeluarkan suara hebatnya, aku tersenyum mendengar dia bernyanyi. Lagu Nothing's Gonna Change My Love for You oleh (George Benson).     

[The days would all be empty]     

[The nights would seem so long, with you I see forever]     

[Oh, so clearly, I might have been in love before].     

[But it never felt this strong]     

Ya, tapi memang tidak pernah sekuat ini. aku tersenyum lagi saat dia mengucapkan lirik yang tadi.     

[Our dreams are young and we both know].     

"They'll take us where we want to go, Hold me now, Touch me now, I don't want to live without you, Nothing's gonna change my love for you.....You ought to know by now how much I love you.."     

Aku ikut bernyanyi dengan kencang bersama Edwards, kami berteriak gila sepanjang jalanan. Melalui banyak Pengemudi lain yang mungkin sedang melihat aneh ke arah kami.     

Kami terus bernyanyi dan bernyanyi, merasakan semua euforia indah yang membawa kami pada kedamaian dan ketenangan hati bersama.     

hari ini memang begitu terasa berbeda, langit juga begitu cerah seperti mendukung perjalanan kami saat ini. hanya ingin pulang saja kenapa rasanya seperti ingin liburan? ahh! dasar, memang akunya saja yang terlalu berlebihan dalam menyikapi sesuatu, dulu aku memang selalu memikirkan hal-hal romantis jika berpergian dengan kekasihku, aku mau ke tempat nyaman yang sederhana, makan makanan yang enak lalu kita akan mengobrol banyak hal hingga lupa waktu.     

Ckckckck.. Sekarang otak kecilku berharap pada semua mimpi itu, karena keadaan yang terjadi sekarang memang semuanya terasa seperti mimpi. dicintai oleh seseorang yang sempurna, Di miliki oleh seseorang yang unik dan penuh dengan perhatian. Ahh! memang luar biasa semua rencana Tuhan ini.     

"Kau kenapa? Wajahmu senyum-senyum begitu?." Edwards terlihat aneh saat melihat diriku.     

"Tidak, aku hanya Senang saja karena bisa bersama dengan seorang kekasih. aku sejak dulu sudah ingin memiliki kekasih sekaligus suami yang pengertian. dan sekarang semuanya terwujud, aku tidak tau bagaimana cara bersyukur pada Tuhan." Aku tertawa pelan saat mengatakan hal tersebut, dan Edwards ikut tertawa juga. hari ini kami memang banyak Tertawa, mungkin karena mood di tubuh kami sedang bagus.     

"kau terlalu banyak berkata manis hari ini dan hal baik telah melingkupi dirimu, aku senang melihatmu yang begini. satu beban di Pundakku sudah lepas jika orang yang aku cintai sedang merasa bahagia." Musik cinta yang di sedang berputar menambah kesan romantis saat ini, Edwards sengaja membuka penutup mobilnya dan membiarkan angin berhembus kencang menerpa wajah kami berdua.     

"Edwards? apakah kau punya rekomendasi tempat yang Cantik untuk makan kue? aku ingin sekali kue kue manis." kami sudah berada di lampu merah dan di kanan kiri terdapat banyak pengendara mobil lainnya.     

"Kau mau kue kue manis? ada salah satu toko kue yang sangat unik di kota london. Peggy Porschen Cakes, itu salah satu nama kafe. banyak perempuan-perempuan yang selalu ingin kesana hanya sekedar berfoto dan mencicipi kue-kue yang di jualnya. Peggy Porschen Cakes berada di Belgravia, sebuah area tak jauh dari Hyde Park dan Taman Istana Buckingham yang merupakan pemukiman townhouse, tempat sejumlah kedutaan besar dan hotel-hotel cantik bernaung. Terletak di sudut jalan, kafe itu cukup mudah ditemukan karena bangunannya yang unik berwarna pink lembut; kontras dengan gedung-gedung di sekitarnya yang berpalet beige, putih dan cokelat.     

Kau tau Choon-hee? Bangunannya didominasi warna pink ini kental dengan nuansa girlie dan feminin. Mulai dari dekorasi, pemilihan warna hingga desain menunya. Toko kue ini sangat kecil, di dalamnya hanya cukup untuk 6-10 orang. Tapi jangan khawatir, Peggy Porschen Cakes juga menyediakan area outdoor dengan enam set meja-kursi di depan toko.     

Aku pernah beberapa kali kesana, ada salah satu kue yang sangat enak. Namanya Pink Prosecco merupakan cake vanilla dengan ice cream warna pink yang dihiasi gula-gula di atasnya. Cake sangat lembut dan tidak terlalu manis. Sangat pas berpadu dengan krim yang langsung meleleh saat disuapkan ke dalam mulut, belum lagi ketika makan itu ditemani oleh oleh yang kita cintai. pasti rasanya bertambah enak berkali-kali lipat." Banyak bicara itulah yang terlihat oleh Edwards saat ini, dia memang bicara tanpa jeda dan membuatku mau tidak mau memegang tangannya yang terasa dingin akibat angin di luar.     

"Ck! Jauh sekali di London, Lagipula aku tidak berniat jauh-jauh kesana. apalagi Jika kafe itu memang banyak perempuannya, berarti aku benar-benar tidak mau kesana. Kau lelaki tampan yang menjadi banyak incaran para wanita, jika sampai kau kesana maka di pastikan bahwa semua pasang mata akan melirik ke arah dirimu dan kita tidak akan bisa makan kue dengan baik. lebih tepatnya aku hanya akan melihatmu yang mendapatkan banyak lirikan mata nakal para perempuan. Ckckckck, apalagi perempuan jaman sekarang sangat terang-terangan menatap lelaki yang mereka sukai. Ish! Aku tidak bisa bayangkan jika mata mereka terus menatap wajah kekasihku ini! Tidak! jangan pernah kesana lagi dan tidak boleh kesana! Aku tidak mau kau di jadikan santapan lapar para perempuan-perempuan itu." aku menatap serius wajah Edwards dan berharap dia paham apa yang aku katakan.     

"Iya, kita tidak akan kesana. Kita hanya akan makan di toko kue yang biasa saja. Di sekitar rumah kita juga banyak toko kue manis, aku tadi hanya merekomendasikan saja. siapa tau kau mau menghibur diri dengan tempat yang cantik dan makanan yang sudah di pastikan enak." Edwards menginjak pedal gas lagi setelah lampu berwarna hijau, kami mulai melanjutkan perjalanan dengan suara tawa dan senyum yang tidak luntur sejak tadi.     

Hingga kami sampai di depan Mansion dan dia sambut beberapa pelayan, Edwards keluar lebih dulu lalu dia membantuku untuk keluar. lebih tepatnya di menggendong diriku. "Hahahahah, kau ini apa-apaan Edwards! Aku malu! Aku seperti bayi besar!." Aku berkata sambil tertawa, namun aku tetap mau dia gendong olehnya. Karena merasa istimewa jika di perlakukan seperti ini.     

"Biar kau tidak lelah, aku gendong saja." Dia berkata santai tanpa merasa beban sama sekali.     

****     

Note: Satu bab selanjutnya adalah promosi buku Author, kalian boleh buka atau tidak. Author beritahu disini agar kalian tidak rugi menghabiskan koin atau voucher buku, Happy Reading!     

****     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.