Hasrat Wanita Bayaran

Di salahkan atas semuanya



Di salahkan atas semuanya

0Aku sudah kembali ke depan Mansion besar keluarga Douglas, Edwards membantuku dengan baik untuk turun dari mobil. aku tidak mau lagi duduk di kursi Roda, lebih baik berjalan saja seperti biasa karena memang aku masih bisa Berjalan.     
0

"Sakit tidak?." Tanya Edwards, aku hanya menggelengkan kepala saja.     

Pintu Mansion terbuka, di sana terlihat keluarga Douglas yang menyambut kedatangan kami. dan yang membuatku sedikit terkejut adalah keberadaan Violet? Dia disini?.     

Bahkan dia Sudah Tersenyum manis sekali, menatap ke arah Edwards lebih tepatnya.     

"Selamat datang di rumah kembali sayangku, bagaimana liburan bersama dengan kekasihmu? ahhh.. pasti menyenangkan sekali ya, Aku menunggu dirimu pulang sejak kemarin. Aku senang saat ternyata kau pulang cepat, nanti malam kita tidur bersama di kamar ya." Violet sudah berkata tanpa jeda, aku yang mendengar hal tersebut hanya diam saja. Tidak mau terlalu membahas apa yang sedang dia katakan.     

"aku disini?." Satu pertanyaan dari Edwards membuatku sedikit tersenyum kecil, itu terlihat sekali kalau Edwards cukup kaget dengan adanya Violet. Berarti Edwards tidak tau sama sekali tentang kenapa Violet bisa disini.     

"Ya, tentu saja. aku istrimu dan aku pantas berada disini, ya.. walaupun memang Choon-hee akan ada disini juga sebagai istri kedua, tapi aku tetap istri pertama bagimu. Bukan begitu Choon-hee?." Tahta violet.     

Dia bertanya padaku? yakin?     

"Ahhh ya.." Jawabku seadanya, Edwards hanya mengangguk saja dan memegang tanganku untuk masuk ke dalam Mansion.     

Nenek Lecy lebih dulu menatap mataku dan Tersenyum hangat. "Kau baik-baik saja? Apa kata Dokter Lita?." Pertanyaan khawatir seorang Nenek pada umumnya.     

"Dokter Lita berkata kandunganku baik-baik saja, seminggu lagi aku akan datang untuk pemeriksaan selanjutnya. dia memberikan beberapa saran tentang makanan yang baik untuk aku konsumsi." Ujarku pelan, Nenek Lecy mengangguk dan dia ikut membantu diriku masuk ke dalam.     

Kami semua berjalan ke arah ruang keluarga, duduk di atas sofa dan di depan kami sudah terdapat banyak camilan. Jadi kami harus mengobrol lebih dulu? padahal aku sudah ingin Merebahkan punggungku yang sekarang pegal sekali.     

Tapi aku tidak berkata apa-apa, aku hanya diam saja dan duduk dengan tenang. Edwards duduk di sampingku dan di sebelahnya Violet sudah duduk dengan sangat manja, dia bergelayut manja di lengan Edwards. Edwards hanya diam saja, tidak terlihat risih sama sekali. Mungkin Edwards juga merindukan Violet. Pikirku kesal!     

"Kalian berlibur tidak mengatakan apa-apa pada Daddy ataupun Nenek Lecy. Kenapa? Padahal Choon-hee juga baru hamil muda, seharusnya kau tidak melakukan itu Edwards. Daddy cukup marah mendengar apa yang terjadi pada Choon-Hee, untungnya dia baik-baik saja." Tuan Brandon berkata dengan wajah datar, terlihat jelas dia memang cukup kesal. Edwards sudah terlihat menundukkan wajahnya.     

Ini hanya kesalahan yang tidak di sengaja saja, kenapa harus duduk bersama dan di bahas langsung? bukankah kita tidak ada yang tau tentang sebuah kecelakaan yang menimpa kita?     

"Maafkan aku Dad, aku terlalu gegabah dan tidak memikirkan apapun sebelum mengajak Choon-hee Liburan." kata Edwards pelan.     

"Kau yang mengajak? atau Choon-hee yang memang sangat ingin pergi berlibur? lagipula, ini bukan kesalahanmu seutuhnya Edwards. Salahkan Choon-hee yang sudah tau hamil muda, tapi malah mau di ajak Liburan. jadi siapa yang salah dan bodoh?." Violet mengusik diriku secara terang-terangan. aku tidak mau bertengkar di saat seperti ini, Aku sudah lelah dan sakit. sekarang harus meladeni ular berbisa seperti violet, entah bagaimana Tuhan mencoba kesabaranku saat ini.     

Sabar Choon-hee..     

sabar..     

"Iya, Choon-hee kau juga seharusnya bisa tau kapan harus menolak dan kapan harus mengiyakan ajakan Edwards. Janin yang ada di perutmu itu bukan hanya milikmu saja, tapi janin itu juga milik kita. Keluarga besar Douglas, Kita punya Hak penuh atas anakmu dan Edwards. Jadi sebelum melakukan apapun, mulai sekarang kalian berdua harus mengatakannya pada kami lebih dulu!." Nyonya Anne menatap mataku dengan marah, aku sudah bisa merasakan genggaman tangan Edwards yang cukup erat.     

Kenapa dengan Edwards? dia takut aku sedih? aku bahkan Tidak merasa sedih sama sekali.     

Aku malah menganggap semua pembicaraan mereka sebuah nyanyian yang tidak merdu saja. Nyonya Anne enak sekali berkata Bahwa anak ini punya mereka. Punya mereka sebagai apa? Sebagai Cucu dan bagian dari Keluarga, atau hanya sebagai alat mendapatkan harta? ckckckck.. licik sekali sikap mereka ini.     

"Maafkan kami Dad, Mom... Ini salahku bukan salah Choon-hee. dia hanya mau menyenangkan diriku saja, Seharusnya aku yang lebih paham bahwa Choon-hee harus dijaga dengan baik dan tidak boleh kelelahan. Aku benar-benar minta maaf." Edwards masih menunduk, aku mengelus lengannya dan dia langsung menengok ke arahku.     

Aku memberikan senyum semanis mungkin, mengatakan padanya bahwa semuanya baik-baik saja dan aku tidak akan menyalahkan Edwards sama sekali. walaupun memang Edwards yang mengajak diriku Liburan, tapi aku tau bahwa niatnya baik untuk bersenang-senang saja. Bukan untuk mencelakai diriku.     

"Sudahlah Brandon, Anne.. Mereka berdua masih muda dan memang masih cukup gegabah dalam memutuskan sesuatu. Kita sebagai orangtua yang memang harus menjaga mereka dan memberitahukan apa saja yang bisa di lakukan dan mana yang tidak. ini sebagai pembelajaran untuk kita semua, bahwa kita harus lebih berhati-hati lagi." Nenek Lecy mengintrupsi keadaan, aku senang bahwa masih ada yang membela kami di saat Seperti ini. setidaknya kami tidak sendiri dan membela diri tanpa sebuah pengakuan sama sekali.     

"Terimakasih Nek, Maaf karena Edwards membuat kesalahan fatal saat ini." Ujar Edwards.     

"tidak masalah, Ini sudah berlalu. Nenek harap kau tidak akan mengulanginya lagi. sekarang antarkan Choon-hee ke kamarnya, dia pasti lelah dan butuh istirahat." Perintah Nenek Lecy, Edwards langsung mengangguk dan aku tersenyum kecil.     

Akhirnya kami bisa pergi dari situasi ini, aku memang butuh tempat yang nyaman dan Suasana yang lebih sepi, Edwards bangun dari tempat duduknya lalu menggandeng tanganku dengan lembut. yang membuatku kesal sekarang adalah Violet yang ternyata ikut bangun dan mengikuti dari belakang     

"aku akan ikut, sekalian memastikan Edwards pergi ke kamarku malam ini." tanpa tau malu Violet benar-benar mengatakan hal tersebut, dia malah sekarang berjalan di sampingku. Kami memasuki lift secara bersama-sama, aku tidak mau mengatakan apa-apa.     

Bukan karena aku takut pada violet, tapi aku hanya mau menghargai Edwards saja. aku yakin Edwards juga sangat lelah dan dia bingung bagaimana Menyingkirkan Violet dari sini, itu kenapa aku memilih untuk diam, karena Edwards juga diam saja. Wajahnya memandang sesekali padaku dan Tersenyum manis.     

Jadi sekarang aku dan Violet harus berbagi satu suami yang sama?.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.