Hasrat Wanita Bayaran

Perkara Hamil



Perkara Hamil

0"Memangnya apa yang mau kau beritahu padaku?." Tanyaku sedikit bingung, melihat bagaimana Wajah violet yang sangat santai dan Datar. Membuatku jadi menebak-nebak sebenarnya apa yang sedang dia pikirkan saat ini.     
0

"Aku hamil." Ucapan Violet membuat diriku terdiam, Sendok yang aku genggam tadi sudah jatuh ke dalam panci begitu saja. Aku menelan ludah susah payah lalu Menengok ke arah Violet. memastikan apa yang dia bilang adalah sebuah kebenaran atau hanya kebohongan?     

"Hamil?." Tanyaku pelan, dia mengangguk dan mengeluarkan sesuatu dari balik kantung bajunya.     

aku melihat Test pack yang terdapat dua garis dengan begitu jelas, Benar.. Violet hamil?.     

"Sejak kapan?." Tanyaku lagi, Dia Tersenyum dan mengelus lembut rambutku yang halus.     

"Tadi pagi, Aku baru mengetahuinya. Kau senang? kita akan menjadi dua wanita yang hamil secara bersamaan. anak kita akan bersaudara dan kita bisa menjadi Nyonya dari di Keluarga Douglas." Ada nada aneh di balik ucapan Violet, aku hanya bisa memaksakan senyum di bibirku.     

Violet hamil, sekarang bagaimana? apakah aku akan langsung di buang?.     

"Keluarga Douglas sudah tau?." aku mencoba untuk tetap tenang dan baik-baik saja. walaupun sebenarnya jantungku sudah berdetak sangat kencang.     

"Belum, aku akan memberitahu malam ini. sekalian saat kita makan malam, aku mau memberikan hadiah pada Edwards juga. Aku yakin dia akan senang mengetahui dua wanitanya akan memiliki anak. kau senang?." Apakah itu Pertanyaan? saat Violet mengatakan apakah aku senang?     

Aku hanya bisa terdiam. "Ahhh!!!." aku tidak sengaja menyenggol ujung panci yang panas. baru sadar bahwa Sup yang aku buat sudah matang. aku mematikan kompor dan mengangkat sup di dalam panci ke arah Meja kecil di dapur.     

Ada 4 kursi yang mengelilingi meja tersebut, aku sengaja belum mau menjawab pertanyaan dari Violet. aku sibuk mengambil mangkuk dan sendok, lalu duduk di kursi. Violet mengikuti aku, dia duduk di sampingku dan menunggu diriku selesai mengambil Sup ke dalam mangkuk sendiri.     

Setelah aku selesai, barulah Violet melakukan hal yang sama. Dia mengambil Sup juga dan mencobanya perlahan. "Enak sekali, kau pandai memasak ternyata. apakah aku boleh meminta lagi padamu kapan-kapan?." Tanya violet.     

"Tentu, jika aku tidak sibuk." Jawabku seadanya, aku menyeruput kuah Sup. rasanya memang enak, tapi entah kenapa aku jadi merasa tidak lapar lagi.     

"Memangnya kau akan sibuk apa? kau tidak punya pekerjaan dan tidak punya keluarga, berbeda dengan diriku yang memang punya banyak kesibukan. kau jaga saja Mansion ini dan buatkan makanan untuk kami, jika kau memang memasak seperti ini. setidaknya bakat terpendam pada dirimu sedikit berguna." violet berkata tanpa tau memikirkan perasaanku, aku yang mendengar hal tersebut benar-benar menahan diri untuk tidak marah. Mau Bagaimanapun aku sudah berjanji pada Edwards untuk tidak emosi apalagi membuat Violet terluka. Apalagi sampai mereka tau aku melukai Violet yang sedang hamil begini. Bisa-bisa aku yang akan di bunuh.     

"Aku akan mencobanya, lagipula makanan yang aku buat tidak akan bisa mengalahkan masakan Chef di Mansion ini. Dan aku rasa kalian terbiasa dengan masakan bintang lima yang enak dan sehat. aku hanya bisa memasak makanan yang aku sukai saja. Tidak lebih dari itu." Jawabku seadanya, memilih untuk mengalah dan terus mengalah. Demi Edwards dan anakku.     

"Ya tidak apa-apa, bagaimana jika aku dan anakku mau masakan yang kau buat? tentu saja kau harus membuatnya, Karena aku ini istri pertama dan kau harus menurut. Bukankah begitu?." Bukan Pertanyaan lagi, lagi-lagi Violet mengatakan pernyataan tapi di akhirnya dengan tanda tanya. Kenapa? Agar aku merasa bersalah dan menuruti ucapan darinya?.     

"Ya bisa aku pikirkan nanti, makan yang banyak. Jika memang kau suka." Ujarku pelan, Kami makan dalam diam. Hanya terdengar suara dentingan sendok dan mangkuk.     

Aku sibuk mengunyah daging dan tidak mau Memikirkan hal yang tidak perlu. Lebih baik diam tanpa suara, Merasa tidak terjadi apa-apa dan hidup dalam pikiran positif saja.     

"Ahhh Perutku!!! Perutku!!! ahhhh... Sakit!!." Aku menengok ke arah Violet yang terlihat kesakitan, aku begitu terkejut saat melihat wajah dan lehernya memerah. dia terlihat benar-benar kesakitan tidak di buat-buat.     

"Violet! hei kau kenapa!!?." aku menepuk pelan lengannya, tapi dia hanya menggelengkan kepalanya dan berusaha untuk bernafas.     

"Tolong!!!! Tolong!!!." Aku berteriak sangat kencang, karena begitu panik dengan keadaan Violet yang tiba-tiba begini.     

Tak berapa lama pengawal masuk, mereka langsung terkejut dan mencoba menggendong tubuh violet.     

Kami langsung keluar dari ruangan dapur, lalu tak lama aku melihat Nenek Lecy dan Nyonya Anne yang memang sedang berjalan ke arah kami. mereka ikut terkejut saat melihat Violet yang sedang di gendong pengawal.     

"Ada apa!?." Tanya Nyonya Anne panik.     

"Aku tidak tau, aku dan dia sedang memakan Sup daging. tapi tiba-tiba saja dia begini." Ujarku jujur.     

"Bawa ke rumah sakit!!." Nenek Lecy langsung berteriak, Pengawal itu langsung Mengangguk dan kami semua berlari untuk memasuki mobil yang memang selalu terparkir di depan pintu.     

Kami semua masuk secara bergantian, Violet aku tidurkan Kepalanya di pahaku. sambil berharap aku mengelus lengannya dengan lembut.     

"Sabar, kita ke rumah sakit." Ujarku, dia sudah menepuk nepuk dadanya yang sakit.     

"Anakku...." Dia berkata pelan, ucapan dari bibirnya Membuat Nyonya Anne dan Lecy langsung menengok lebih terkejut.     

"apa? anak?." Tanya Lecy lebih dulu.     

Aku langsung Menengok dan dengan rasa bersalah aku mengangguk mengiyakan ucapan Violet. "Dia hamil." Kataku pelan, saat itu juga Nenek Lecy dan Anne langsung menutup mulut mereka Panik.     

"Jalankan mobilnya dengan cepat!!!." Nenek Lecy benar-benar Berteriak kencang.     

Mobil sudah bergerak dengan kecepatan tinggi, ada dua mobil lainnya yang mengikuti dari belakang, Tidak ada percakapan sama sekali di Antara kami.     

Nenek Lecy dan Nyonya Anne terlihat resah, mereka memegang tangannya sendiri Dengan gerakan khawatir.     

Tak berapa lama mobil sampai di depan Loby rumah sakit, satu Pengawal keluar dan beberapa suster juga sudah datang membawa Ranjang dorong. Violet langsung di bawa ke UGD.     

Kami bertiga mengikuti dari belakang dan berhenti saat pintu UGD sudah tertutup. aku memeluk diriku Sendiri, apa yang terjadi dengan Violet sebenarnya? apakah aku salah memasukan Sesuatu ke dalam makanan?     

"Jika Terjadi apa-apa dengan Violet dan calon bayinya. maka kau harus mendapatkan balasan!." Suara Nyonya Anne membuatku melihatnya dengan Pandangan takut, nyonya Anne benar-benar marah padaku. terlihat jelas dari matanya yang sudah memerah dan nafasnya yang memburu.     

"Kenapa Violet tidak katakan bahwa dia hamil?." Tanya Nenek Lecy.     

"aku juga baru tau tadi, katanya dia akan memberikan kejutan malam ini pada Edwards dan Kalian." Ujarku pelan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.