Hasrat Wanita Bayaran

Malam ini kau akan menjadi milikku



Malam ini kau akan menjadi milikku

0******     
0

AB96Y7AUSWF7WVSXB     

Kode (100) koin hanya untuk 4 orang tercepat.     

Semoga kalian yang dapat!     

Happy Reading!!!!     

Per-tanggal 1 April, Cerita ini akan publish 3 bab setiap hari..     

*******     

Edwards melangkahkan kakinya ke depan pintu apartemen milik Choon-hee, tangannya ingin mengetuk pintu. tapi rasanya sangat sungkan dan tidak enak, sebab rasanya Edwards seperti tidak tau malu. Selalu datang ke apartemen Choon-hee setiap hari.     

Entah kenapa langkah kakinya malah menginjak ke tempat ini, padahal tadinya Edwards mau pergi ke Bar dan minum sampai mabuk.     

Tapi rasanya, lebih nyaman pulang ke tempat Choon-hee dan melihat wajahnya.     

Beberapa menit Edwards di depan pintu, berharap bahwa dirinya bisa punya keberanian untuk masuk ke dalam, tapi sudah berlalu sejak tadi. Tangannya masih saja lurus tanpa bergerak.     

Edwards mengeluarkan handphone dari saku celananya, melihat nomor Choon-hee yang tertera disana. Padahal tadi Edwards berkata pada Choon-hee untuk memberikan kabar, jika sudah sampai apartemen. Tapi dia tidak mengirimkan apapun.     

Edwards menghela nafasnya pelan, lalu dia mulai mengetik sebuah pesan.     

(Apakah kau sudah pulang?).     

Send..     

Edwards berusaha biasa saja saat mengirim pesan itu, mencoba untuk tidak merasa malu ataupun takut.     

Ting!     

Satu pesan masuk.     

(Tuan sedang apa di depan apartemen sejak tadi? aku lihat dari Cctv).     

Pertanyaan singkat dari Choon-hee membuat Edwards langsung memerah malu, sial! Kenapa Edwards tidak berpikir bahwa ada Cctv di depan apartemen Choon-hee?     

Sekarang bagaimana? Rasanya sangat tidak enak jika berkata Bahwa Edwards mau masuk ke dalam.     

Click!     

Suara pintu terbuka, mata Edwards langsung melihat ke arah pintu. disana Choon-hee sedang memakai handuk saja yang menutupi setengah badannya, sedangkan rambutnya masih basah. aroma sabun dan shampo begitu menyengat di hidung Edwards. Tapi Harumnya sangat menenangkan, Edwards suka apapun yang di pakai oleh Choon-hee.     

"Masuklah, aku tau Tuan mau masuk." Ujar Choon-hee santai, Edwards Akhirnya Melangkahkan kakinya masuk ke dalam.     

Di tengah-tengah rasa malu yang begitu besar, Edwards masih berpura-pura percaya diri saja. Lalu dia mulai membuka sepatu dan kaus kaki, dan Duduk di atas sofa dengan santai.     

"Ini, pakai kausnya.. Ganti kemeja yang Tuan Pakai." Kata Choon-hee sopan, Edwards menurut saja. dia mulai membuka satu persatu kancing kemejanya dan Mengganti dengan kaus.     

Matanya menatap Choon-hee yang sedang mengeringkan rambut di depan meja rias, Edwards menaruh kemeja kotornya di tempat pakaian kotor. Lalu Dengan sengaja berjalan ke arah Choon-hee sekarang.     

Edwards mengelus lembut punggung Choon-hee yang mulus, melihat bagaimana Choon-hee bereaksi biasa saja. Hanya melirik sebentar dan Tersenyum manis.     

"Bukankah Tuan seharusnya pulang ke rumah? Bertemu dengan istrimu? Dia tadi menemui diriku, marah-marah dan berkata bahwa aku hanya simpanan saja." Choon-hee sengaja mengatakan semuanya pada Edwards, rasanya tidak ada salahnya mengadu tentang apa yang terjadi.     

Edwards langsung bereaksi, dia memegang tangan Choon-hee yang sedang mengeringkan rambut. Menaruh alat pengering rambut ke atas meja dan mulai mencium leher Choon-hee yang terbuka bebas.     

"Kata siapa kau hanya simpanan?." Tanya Edwards dengan suara serak.     

"Kata istrimu." Ujarku santai, aku sudah seperti Perempuan yang sangat buruk sekarang. aku benar-benar mengadukan semua yang di lakukan istri pertama, dan bertindak seolah-olah paling tersakiti.     

Tapi bukankah Violet sendiri yang menantang diriku? Bagaimana jika aku benar-benar bisa mendapatkan Edwards seutuhnya? Apakah aku sudah sangat pantas bersaing dengan Nyonya Muda Douglas itu?     

"Jangan dengarkan dia, dia cukup pencemburu. aku sudah berkata padanya bahwa aku akan menceraikan Dirinya." Perkataan Edwards membuat Choon-hee menengok ke belakang Dengan cepat.     

Choon-hee memastikan lagi apakah yang di dengarnya adalah sebuah kejujuran.     

"Kenapa?." Tanya Choon-hee.     

"Aku sudah terlalu sabar dengannya selama ini, mencintai dia sepenuh hati dan selalu memberikan yang terbaik untuknya, tapi dia tetap Bertindak seenaknya. ini sudah mencapai batas kesabaranku, dia memang mau menjauh dariku. Aku berikan apa yang dia mau, bercerai adalah pilihan terbaik." Edwards masih berkata dengan nada santai, aku yang mendengar itu cukup tau satu hal.     

Bahwa Edwards sangat sedih dan hatinya pasti sedang bingung, aku bangun dari tempat duduk. Lalu memegang tanganya dan memeluknya lembut. "Apakah kau sudah membuat keputusan terbaik?." Tanyaku lagi.     

"Aku rasa Iya, apakah kau mau menemani diriku? Melewati hari-hari yang berat setelah ini? Sepertinya aku butuh teman." Kata Edwards lagi.     

"Tentu, kita teman sekarang. kau mau minum denganku? Kita bisa habiskan malam ini sambil minum hingga mabuk dan sedikit berciuman." Choon-hee sengaja menggoda Edwards, sekarang tingkat keberaniannya naik cukup tinggi. Karena harga dirinya sedikit terusik dengan apa yang di katakan Violet tadi.     

Choon-hee tidak bisa mendapatkan Lelaki seperti Edwards? Kita lihat saja nanti.     

Edwards langsung bereaksi dengan cepat, dia yang mencium bibir Choon-hee lebih dulu. tentu saja Choon-hee langsung mencium baik, ciuman panas mereka memang sangat menggebu-gebu dan menggetarkan jiwa..     

Choon-hee sengaja melepaskan handuk yang melilit tubuhnya, dia tidak benar-benar telanjang. sengaja Memakai bra dan Celana dalam seksi berwarna hitam. Sejak melihat Edwards di depan pintu tadi, Choon-hee sudah merencanakan hal gila. dia mau menggoda Edwards malam ini.     

Sebab saat Choon-hee sampai di apartemen, Nyonya Anne menelpon dan berkata Bahwa Edwards bertengkar hebat dengan violet. Nyonya Anne juga mengatakan Bahwa Edwards pergi begitu saja, dan ternyata Edwards kemari..     

[Nyonya Anne berpesan tadi, jika Edwards benar-benar ke apartemen milikku. Maka aku harus mempergunakan kesempatan agar bisa hamil. Dan aku akan benar-benar mempergunakan kesempatan ini dengan baik, aku harus hamil dan mengandung anak Edwards].     

Bibirnya Edwards menjelajah dengan begitu kasar, Choon-hee suka sekali dengan sikap kasar dan ciuman panas dari Edwards. Rasanya sudah lama sekali tidak mendapatkan partner yang baik untuk bercinta.     

Choon-hee melepaskan ciuman mereka, lalu dengan sengaja memegang junior Edwards yang masih terbungkus di dalam celana kerjaannya.     

"Kita sambil minum? Aku sudah siapkan alkohol terbaik untukmu." Kata Choon-hee lagi, sebenarnya itu Minuman yang di bawa oleh Nyonya Anne beberapa waktu lalu. Choon-hee sengaja menyimpannya agar bisa minum dengan Edwards.     

Choon-hee juga sudah menambahkan sedikit obat perangsang di Minuman mereka, Malam ini Edwards tidak akan lepas dari jeratan Choon-hee. dan malam ini juga Edwards akan merasakan bagaimana pertarungan hebat dari Choon-hee di atas ranjang.     

Mereka akan mendesah dengan kuat dan mengeluhkan nama masing-masing..     

Ya.. Choon-hee benar-benar akan memuaskan Edwards, dan membuat Edwards mengingat percintaan panas mereka setiap saat.     

Tangan Choon-hee Menuang minuman ke gelas masing-masing, gelas di sebelah kiri untuk Edwards dan sebelah kanan untuk Choon-hee.     

"Silahkan." kata Choon-hee, memberikan gelas di kiri untuk Edwards. Edwards langsung meminumnya tanpa berpikir apa-apa lagi, dia bahkan meminum Hingga habis. Matanya terus memandang dua payudara Choon-hee yang menyembul sedikit dari balik Bra hitam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.