Hasrat Wanita Bayaran

Sushi dan Racun



Sushi dan Racun

0Aku sudah menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah, Saat ini kesendirian sedikit menghantui diriku. Ingin pergi keluar tapi tidak punya teman, Ingin tetap di dalam rumah tapi aku bosan. Apakah aku perlu pergi ke salon dan Memanjakan diri? Tapi rasanya aneh jika hanya sendirian.. ah, hidup sendiri memang tidak bisa membuatku baik-baik saja.     
0

Aku jadi sedikit bingung, kenapa Edwards menyuruhku untuk tetap di rumah dan hanya menjadi wanita bayaran untuknya saja. Apa karena dia tidak suka jika barang miliknya bisa di miliki orang lain? bisa jadi sih..     

Suara bel berbunyi membuatku langsung bangun dengan cepat, siapa yang datang siang hari begini? Perasaan aku tidak pernah punya janji temu dengan siapapun.     

aku berjalan untuk membuka pintu, melihat siapa yang datang berkunjung di pagi hari begini. Ketika pintu terbuka dan aku melihat Nyonya Dari Keluarga Douglas.     

"Ah.. selamat Datang Nyonya." ujarku dengan sopan, Dia Tersenyum dan memberikan sebuah bingkisan padaku.     

"Kau sudah makan? Ayo kita makan siang bersama." Ujarnya padaku, aku sedikit bingung. tapi aku tetap mempersilahkan Nyonya Douglas masuk ke dalam apartemen milikku. entah mengapa saat dia masuk ke dalam sini, aku merasakan bahwa apartemen milikku terasa jauh kecil.     

Aura yang di keluarga oleh Nyonya Douglas memang tidak main-main, terlihat jelas bagaimana kekayaanya membuatku sedikit malu.     

Untuk apa dia juga kemari? Mungkin ingin memperingati diriku, agar tidak dekat lagi dengan anaknya. dia akan memberikan aku Uang dan menyuruhku pergi dari kehidupan Edwards. ya, sesimpel itu keluarga kaya raya mengusir manusia tidak berguna seperti diriku.     

Lagipula jika memang Nyonya Douglas melakukan hal tersebut, tidak ada ruginya untukku. aku bisa mendapatkan banyak uang dan Melakukan banyak hal dengan uang tersebut.     

aku mengajaknya untuk duduk di sofa kecil ruang tamu, Mengambil bingkisan yang dia berikan. aku dengan sopan membuka bingkisan tersebut dan Menaruhnya perlahan-lahan di atas meja.     

"Nyonya, kenapa Repot-repot datang kemari. di tempatku yang sangat kecil ini." Ujarku merendah, memangnya aku harus apa lagi? tidak mungkin aku menyombongkan harga apartemen milikku, yang mungkin saja hanya seperti Daun terbang yang dia injak. Dia kan sangat kaya, Mungkin saja dia akan membeli apartemen milikku hanya dengan berucap kata. 'Beli'.     

Tidak seperti diriku, yang harus menabung banyak uang dan bekerja siang hingga malam..     

Aku duduk dengan tenang, Lalu melihatnya yang juga sudah melihatku sambil tersenyum.     

"Aku Annelise, Panggil saja aku Ibu Anne. Kau dekat dengan anakku, jadi kau sudah aku anggap seperti anakku sendiri." Ucapan Itu membuatku sedikit menelan ludah, apa maksud semua ini? Kenapa Firasatku Semakin tidak enak? apakah aku akan di bunuh disini? Karena berani-beraninya mendekati anaknya? Ah.. kenapa Dia tidak mengusirku saja dari kota ini? memberikan aku Uang seperti dalam film-film. aku masih mau hidup, dan aku masih mau menjadi Seorang perempuan yang di sanjung..     

Apakah hidupku akan berakhir sangat mengenaskan? Pikirku bingung..     

"Ah.. nyonya Maafkan aku, jika aku melajukan kesalahan. apapun itu, aku minta maaf dengan sangat.. aku tidak akan pernah lancang lagi mendekati Tuan Edwards." kataku sedikit takut, aku mungkin bisa menaklukan banyak pria kaya dan berkuasa dengan tubuhku. tapi aku tidak akan bisa menaklukan seorang Ratu hebat di negara ini, Aku harus bagaimana sekarang?.     

melihat bagaimana Nyonya Douglas Tersenyum padaku, dan bagaimana pelayan di belakangnya yang sudah melirik ke arahku beberapa kali. aku rasa ada masalah serius, hingga membuat Nyonya Douglas datang kemari..     

Astaga Tuhan, bisakah kau memberikan aku hidup sekali lagi? aku mau hidup dengan layak, aku berjanji tidak akan lagi menjadi pekerja Sex lagi. aku mohon Tuhan, sekali saja.. jangan buat aku mati mengenaskan..     

"Kau tidak punya salah apa-apa padaku, aku datang kemarin benar-benar ingin menemui dirimu dan makan siang bersama. apakah kau suka Sushi yang aku bawakan? itu Sushi terenak di kota ini, aku sengaja menyuruh Chef terbaik dari tempat penjual Sushi, untuk membuatkan aku Sushi Tersebut. kau harus coba.." Kata Nyonya Douglas, aku yang di suruh makan lebih dulu. hanya bisa menurut, aku mengambil sumpit dan mulai memilih salah satu Sushi yang menurutku menarik..     

Aku pasrah, jika saja di dalam Sushi Tersebut di berikan racun dan membuatku langsung mati. setidaknya Kematianku tidak menimbulkan kesakitan yang berarti, aku keracunan dan mati dengan cepat. itu lebih baik kan? daripada aku di bunuh menggunakan pisau atau mungkin di penggal. Mengerikan sekali jika aku harus membayangkan hal tersebut..     

"Baiklah Nyonya aku akan coba." kataku, aku lalu memakan Sushi Tersebut dan mengunyahnya perlahan. hal yang pertama aku rasakan adalah nasi yang lembut dan padat, serta saus mayonaise dan potongan salmon yang di panggang. enak sekali, benar-benar enak.. tidak masalah jika aku harus mati setelah makan makanan yang begitu lezat.     

Setidaknya Kematianku tidak terlalu buruk.. Bukankah begitu? kalian harus setuju dengan apa yang aku katakan, karena kalian tidak akan tau bahwa dunia ini benar-benar buruk. aku biasa saja saat akan merasakan kematian, karena dunia Ini Sudah menjadi pemakaman tersendiri untukku..     

Bekerja sebagai wanita bayaran bukanlah hal yang aku inginkan, semua ini ku lakukan karena uang yang mudah di dapatkan. sesungguhnya aku ingin sekali menjadi Nyonya kaya raya dan bisa membeli apapun untuk hidupku sendiri, Bisa berteman dengan banyak orang dan juga bisa merasakan keliling dunia.     

Ah.. Di ujung kematian saja aku jadi bersedih begini.     

"Enak kan?." Tanya Nyonya Douglas, aku langsung mengangguk dan mulai mengambil Satu potong Sushi lagi, untuk menghargainya yang sudah terlihat senang. Tentu saja dia senang, dia pasti merasa bahagia sudah menyingkirkan benalu di hidup putranya..     

ASTAGA, apakah dia tidak tau. Bahwa aku hanya wanita bayaran yang di bayar? aku tidak mungkin merusak Putranya.. menyedihkan sekali sih hidupku!.     

Saat aku mengunyah potongan Sushi yang kedua, saat itulah Nyonya Douglas mengambil sumpit dan mengambil Sushi juga, aku yang melihat hal itu langsung terdiam dan menghentikan kunyahan. kenapa dia memakan Sushi yang dia berikan racun? Apakah dia sedang bermain denganku?.     

"Aku suka sekali makan Sushi, saat sedang mengandung Edwards. aku bisa memakan sangat banyak dan Bahkan setiap hari, suamiku sampai memberikan dokter pribadi Khusus. hanya untuk mengontrol apa saja yang masuk ke dalam Perutku. maklum saja, saat itu Edwards adalah anak pertama bagi kami. Penerus di Keluarga kami adalah hal yang sangat luar biasa, kami di wajibkan untuk mendapatkan penerus. Jadi kami sangat protektif tentang hal itu." Nyonya Douglas mulai Bercerita, mungkin hal ini bisa Membuatnya lebih nyaman.     

Jadi dia lebih nyaman saat akan melihatku mati Nantinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.