Hasrat Wanita Bayaran

Miris sekali



Miris sekali

0"Aku tau Bahwa aku tidak pernah mempertanyakan semuanya padamu, tapi setidaknya jangan perlakukan aku seperti ini. Aku akan kembali ke rumah, Tapi aku ingin berbicara banyak hal padamu setelah kau pulang. pastikan untuk pulang, atau aku akan membuat banyak keributan esok hari." Violet mulai mengancam Edwards, dia memilih untuk pergi dari ruangan ini dengan segala kekesalan hati.     
0

Violet tidak mau menunjukan pada orang lain Bahwa dirinya dan Edwards memang tidak terlihat romantis seperti apa yang orang lihat di luar sana, itu kenapa Violet memilih untuk menyudahi semua pembicaraan mereka.     

Pintu sudah tertutup dan Violet telah pergi dari ruangan tersebut, Edwards menghela Nafasnya pelan lalu duduk di atas sofa.     

(Choon-hee POV)     

Aku kemudian berjalan ke arah Edwards dan memberikan segelas air yang ada di atas meja. Edwards terlihat menatap mataku sebentar, lalu meminum air yang aku berikan. dia meminumnya hingga habis, aku sebenarnya tidak mengerti dengan apa yang dia rasakan saat ini. aku juga tidak mau terlalu banyak bertanya, untuk sekarang diam adalah hal yang paling tepat.     

"Kau mau aku bawakan kopi atau semacamnya? Cemilan manis juga bagus aku rasa." Aku mencoba menawarkan sesuatu padanya, tapi dia menggelengkan kepala pelan. dan malah memeluk diriku dengan erat.     

Aku sedikit bingung kenapa dia malah memeluk diriku, apakah dia memang selalu memeluk orang lain saat sedang bersedih. "Kau mau istirahat?." Aku bertanya lagi, siapa tau Edwards adalah orang yang mudah banyak pikiran jika itu menyangkut masalah rumah tangga, aku juga tidak tau kan tentang apa saja yang Edwards rasakan sebenarnya.     

"Tidak perlu, memeluk dirimu saja sudah membuatku jauh lebih nyaman." Edwards berkata pelan, aku yang mendengar hal itu akhirnya membiarkan Edwards memeluk diriku. aku sudah mengelus lembut rambut belakangnya, memberikan perhatian dan kehangatan yang aku bisa.     

Edwards beberapa kali menghela nafasnya, aku merasakan bagaimana detak jantung Edwards yang memang cukup cepat. sepertinya lelaki ini memang punya ketakutan tersendiri dari istrinya itu.     

"apakah aku salah memperlakukan Istriku tadi?." Edwards tiba tiba bertanya, aku yang di pertanyakan seperti itu hanya bisa diam saja. Apakah salah? Kurasa tidak ada yang salah jika orang tau bagaimana sikap Violet yang sangat kasar.     

Violet itu istrinya, kenapa dia berkata sangat tidak sopan pada Edwards? Jika aku yang berada di posisi violet, Mungkin aku akan bertanya baik-baik dan mendengar semua penjelasan dari Edwards lebih dulu.     

"Mungkin bukan salah, tapi lebih tepatnya Kau hanya sedang lelah dan seharusnya istrimu sedikit mengerti. Apalagi kau ini sibuk dengan urusan pekerjaan, seharusnya dia tau bahwa kau pasti banyak pikirkan dan juga masalah. Ya, walaupun aku juga tidak membenarkan dirimu yang ternyata beristirahat di apartemen milikku selama dua hari, tanpa mengabari istrimu sama sekali. mau bagaimanpun kalian itu suami istri, sudah sepantasnya kalian saling menghargai. aku bukan bermaksud menggurui, tapi aku hanya ingin menyampaikan saja apa yang aku pikirkan saat ini." Ujarku pada Edwards.     

Edwards melepaskan pelukannya dariku, lalu dia menatap mataku dan tanpa basa-basi malah mencium bibirku dengan lembut. sekarang aku Semakin bingung dengan sikap Edwards, Ciuman yang dia berikan seperti ciuman Frustasi yang membuatku ingin ikut menangis.     

Hanya beberapa detik saja ciuman itu terlepas, dia mengelap sisa Saliva yang menempel di sudut bibirku lalu dia menatapku lagi.     

"Kau tau? Saat berada di dekatmu, entah kenapa aku merasa bahwa duniaku memang baik-baik saja. Walaupun sebenarnya saat aku melepaskan mata darimu, aku harus melihat kenyataan bahwa duniaku sangat buruk. Aku hanya senang saja bisa mendapatkan semua perhatian darimu, kau seperti malaikat yang memang di kirim oleh Tuhan padaku. Aku tidak punya alasan kenapa aku selalu ingin di dekatku, itu sudah katakan sejak kemarin. Tapi jika kau tanya kenapa aku tidak mengabari istriku. Itu karena aku lelah, aku lelah pada Violet yang selama ini mengacuhkan aku sebagai suaminya." Edwards sudah sedikit membuka diri.     

Aku mencoba mendengarkan Dengan baik apa yang dia katakan, walaupun aku tau apapun yang dia Katakan mungkin akan terdengar menyedihkan dan aku tidak tau apakah akan bisa bertahan. aku memang terlihat kuat, tapi pada dasarnya aku sangat rapuh dan mudah sekali menangis jika mendengar kisah sedih orang lain.     

Padahal aku sendiri punya kisah sedih yang sangat menyebalkan.     

"Aku dan Violet sudah lama tidak mempunyai hubungan yang sehat, lebih tepatnya aku yang memang mengejar-ngejar dia untuk menjadi istriku dan berada selalu di dekatku. aku ini orang yang mudah jatuh cinta dan sangat gila setelah mencintai satu wanita. aku tidak akan pernah melihat ke arah wanita lain dan selalu merasa bahwa wanita yang aku cintai saja yang paling sempurna. Selama 3 tahun kami menikah dan selama itu juga Violet selalu memperlakukan diriku Dengan tidak baik, Aku seperti sampah yang mengotori bajunya. Tapi aku tetap diam saja dan tetap senang berada di dekatnya, karena aku mencintainya. sangat-sangat mencintainya, Walaupun dia memilih untuk mencintai orang lain." Sekali lagi Edwards bercerita.     

Saat itu juga aku langsung memegang tangan Edwards dengan lembut namun sedikit erat, aku mau memberitahu padanya bahwa semua kesedihan dan masalah hidup pasti ada di diri seseorang. tapi pada akhirnya semuanya akan berlalu dan kebahagiaan pasti akan menyertai. walaupun aku juga tidak yakin, Karena sampai hari ini arti bahagia belum aku temui sama sekali.     

"Cinta memang hal yang sangat rumit, kau tidak perlu jelaskan kenapa kau begitu jatuh cinta dan sangat gila karena cinta. Karena pada dasarnya cinta benar-benar tidak bisa di jelaskan. aku mengerti Edwards, Sekarang kau bisa ceritakan apapun masalahmu padaku. Kita bisa menjadi Partner Yang selalu membantu satu sama lain, walaupun ya.. aku mungkin tidak bisa membantu banyak, tapi aku berusaha." Kataku dengan jujur, Aku memberikan senyum manis padanya.     

Dia ikut tersenyum lalu mengecup pelan kedua tanganku. dia memang sangat manis, aku tidak tau apakah Violet benar-benar bodoh menyakiti hati lelaki yang tulus seperti Edwards?     

Kesempurnaan Edwards saja masih di pandang sebelah mata oleh Violet, Edwards yang sempurna dan juga sangat mencintai Violet. Jika aku di sisi Violet saat ini, aku rasa diriku tidak akan pernah menyia-nyiakan lelaki seperti Edwards.     

Edwards seperti jelmaan dewa yang begitu luar biasa, aku juga baru tau Bahwa Edwards memang lelaki yang sangat gila jika sudah jatuh cinta, di lihat dari Cover luar selama ini. Pasti orang-orang berpikir bahwa Edwards adalah pemain wanita dan suka bergonta-ganti lawan bercinta. Tapi nyatanya, Edwards bertahan pada satu wanita yang selalu menghina dan menyakitinya.     

Miris...!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.