Hasrat Wanita Bayaran

Edwards, jangan takut!



Edwards, jangan takut!

0(Choon-Hee POV)     
0

Di manapun kau berpijak di bumi ini, bagian atasmu sudah pasti adalah langit. Ingin melihatnya juga mudah, tinggal ke luar rumah atau bangunan dari tempatmu saat ini, maka langit akan benar-benar terlihat membentang di angkasa. Membuka jendela atau berdiri di balkon juga bisa mendekatkanmu pada pemandangan langit. Menurut sebagian orang, langit malam terlihat lebih indah karena bertabur dengan bintang dan terang karena cahaya bulan.     

Malam telah kembali dengan sinar rembulan yang indah, mataku menatap langit dengan mata yang penuh dan berbinar-binar senang. Selimut yang menutupi tubuhku membuat kehangatan menjadi begitu nyaman, aku hanya sendirian di tempat ini. di samping Balkon kamarku ada tempat duduk yang bisa aku tempati dan mengisi kekosongan saat ini.     

Ketika jari-jari tanganku perlahan memucat karena memilih untuk di biarkan di luar selimut. aku merasa bahwa aku Tidak mau berpaling dari semua ini, aku masih mau disini dan merasakan setiap sentuhan lembut dari angin yang berhembus dan dari malam yang sunyi.     

Aku menutup mata sejenak, untuk merasakan setiap alunan suara daun yang bergesekan dan juga Suara burung hantu yang cukup menakutkan, namun bagiku semua ini terasa begitu nyaman, aku bahkan senang saat semuanya terasa aneh dan horor begini. karena semakin sunyi keadaan, maka semakin gelap aura di sekitar..     

Ketika aku membuka mata sekali lagi, yang aku lihat adalah wajah Edwards di depanku. aku sempat terkejut dan hampir berteriak, namun dia keburu menutup mulutku dan Tersenyum manis.     

"Kau menatap rembulan sayangku? kau suka? langit mana lagi yang mau kau lihat?." Edwards bertanya dengan nada suara yang begitu lembut, sampai saat ini dia belum mau memberitahu dimana Anak-anakku, padahal aku sudah sangat penasaran dengan kedua wajah mereka. tapi Edwards berkata Bahwa Anak-anak kami sedang berlibur. aku ingin percaya, tapi.. Ahh sudahlah.     

"Sayang? kau melamun? aku bertanya." Sekali lagi Edwards bertanya padaku, aku langsung Tersenyum kecil.     

"Aku suka langit malam, apakah ada langit yang lebih indah? tentang cahaya yang bisa membuatku merasa lebih hidup lagi?." Aku bertanya, sambil menatap matanya.     

"Ada, beberapa tempat bisa menampilkan langit malam seperti dalam Film-film. Gurun Namib berada di Nabia dan masuk dalam kawasan Taman Nasional Namib-Naukluft. Siluet perbukitan berpadu dengan taburan bintang di langit. Gurun pasir dianggap sebagai tempat yang pas untuk melihat langit malam karena tidak ada penghalang dan jauh dari pemukiman. Ke manapun kau memandang, di situ ada keindahan. Dimanapun kau mengerjapkan mata, hanya ada cahaya yang terang dan bersinar Begitu indah." Edwards mengelus pelan pipiku, aku terdiam. menatap dan mencari banyak pertanyaan di balik wajahnya, Edwards berbeda. dia Seperti lelaki yang kehilangan arah tujuan.     

"Edwards? Apakah kita bisa kesana bersama kedua anak kita?." Tanyaku.     

"Kau yakin? kau masih dalam masa pemulihan." Kata Edward yang sedikit khawatir, tidak.. tidak hanya sedikit, dia Benar-benar merasa takut.     

"Edwards.. Jangan berpikir hal-hal buruk, kenapa kau berpikir hal buruk? dengarkan aku. Semuanya sudah terjadi, jangan di pikirkan lagi dan jangan terlalu di permasalahkan. Kau harus ingat, aku sudah kembali dan aku disini. Edwards? hilangkan rasa takut dari dalam hatimu, ini.. disini.." Aku menunjuk dadanya lalu mengelusnya dengan pelan, dia langsung Menghela nafas panjang dan setetes air mata jatuh begitu saja.     

Edwards begitu sedih, aku tidak bisa bayangkan bagaimana suasana hatinya selama ini? aku tidak bisa bayangkan apa saja yang dia rasakan dan dia lewati selama aku pergi meninggalkan dia. aku benar-benar tidak mau membayangkan semua hal itu.     

"Edwards...?" Aku memegang tangannya, merasakan aliran darahnya yang terasa aneh dan kulitnya begitu dingin. dia ketakutan, aku langsung memeluknya dengan begitu erat. aku benar-benar memeluknya agar dia bisa tenang.     

"Edwards.. jangan khawatir, aku disini. sayangku? jangan berpikir aku akan pergi lagi, tidak akan. aku akan selalu ada disisimu, kau dan aku hanya akan menjadi kita. bersama anak-anak kita." Kataku yang mencoba untuk memberikan semangat padanya.     

"Aku takut Choon-hee, aku takut Bahwa semua ini adalah mimpi. Jika semua ini adalah mimpi, maka aku akan pergi jauh dan mengikuti dirimu. jika ini mimpi, maka aku akan bunuh diri saja. agar aku bisa berasa di sisimu, aku benar-benar tidak bisa jauh darimu, aku tidak bisa di tinggalkan lagi. aku merasa bahwa sebagian hatiku sudah hancur sejak dulu, jadi aku tidak bisa hancur lagi setelah harapan ini terlihat jelas." dia berkata dengan sangat jujur, aku langsung mengangguk di dalam pelukannya, aku memegang Tangannya dengan sangat erat. lalu aku mulai mengelus pelan punggungnya, agar dia merasa lebih tenang.     

"Aku bukan mimpi, aku nyata sayangku. kau jangan berpikir yang tidak-tidak, hal tersebut malah akan membuatmu jadi tidak bahagia, Edwards? dengarkan aku.. apakah kau mencintai diriku?." Aku bertanya dengan suara pelan, dia langsung mengangguk dengan cepat.     

"Ya.. Ya.. aku mencintaimu, tentu saja aku mencintai dirimu." Kata Edward yang sudah sangat bersemangat berkata tentang cinta.     

"Kalau begitu, percaya padaku. kau percaya padaku kan?." Tanyaku lagi.     

"Tentu! aku percaya padamu." Katanya sekali lagi.     

"Jadi, jangan pernah berpikir bahwa semua ini adalah mimpi. Ini adalah kenyataan, kita sudah sama-sama bertemu. Kita sudah sama-sama disini, kita sudah sama-sama saling memeluk. jadi jangan lepaskan pelukan itu dan selalu bersama-sama melakukan semuanya, aku mencintaimu, aku percaya padamu, dan aku ingin kau juga percaya padaku. Aku mau kau tau bahwa selama kita bersama-sama, sekarang kau sudah tidak berjalan sendirian lagi. ada aku, dan kedua anak kita. kita ini keluarga, walaupun aku tidak tau apa yang Tuhan inginkan. Tapi saat ini percaya saja, percaya bahwa kita pantas untuk bahagia. Kita pantas untuk bersama-sama dan pantas saling mencintai sekali lagi. Edwards.. aku senang melihat matamu lagi, mendengar suaramu lagi, merasakan Nafas hangat dari bibirmu lagi, aku senang." aku mencium keningnya cukup lama, menyalurkan semua rasa hangat itu.     

Dia mulai Bernafas dengan baik, matanya mulai memandangi mataku dengan sebuah senyum yang sangat lekat.     

"Terimakasih sayangku, kau sudah datang kembali dan kita akan membuka lembaran baru?." Tanya Edwards.     

"Ya.. kita akan membuka lembaran baru, kita.. kau, aku dan Anak-anak. jadi sekarang, semua jalan di depan sana. Jalan yang akan kita lewati bersama-sama, semuanya adalah jalan yang memang harus kita tempuh dengan kebersamaan dan saling berpegangan tangan. Kau tidak usah sedih lagi, aku mencintaimu." Ujarku.     

"Aku juga mencintaimu." Katanya yang langsung mencium bibirku.     

kami berciuman cukup lama, saling mencecap satu sama lain, menyalurkan semua rasa cinta yang telah lama hilang itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.