Hasrat Wanita Bayaran

Bercerita tentang Lucifer.



Bercerita tentang Lucifer.

0Aku masih duduk bersama ibuku dan Qabel, kami sesekali membicarakan tentang pekerjaan dan keseharian masing-masing.     
0

"Oh ya Queen, bagaimana menurutmu? tentang Lucifer?." Pertanyaan yang sedikit mendalam dan terasa aneh, aku yang mendengar pertanyaan tersebut hanya bisa terdiam sesaat.     

"Baik-baik saja, dia Partner kerja yang cukup hebat selama beberapa Minggu bersama dengan diriku. Ya.. setidaknya dia bisa di andalkan." Kataku pada Mommy, aku menyesap kembali teh hangat di depanku dan mulai berpikir, bahwa aku memang sedikit bingung. Tentang kenapa Lucifer bisa berada di tengah-tengah keluargaku? aku jadi punya firasat tidak enak dengan hal itu, apalagi dengan Pertanyaan Mommy saat ini.     

"apakah kau menyukainya?." Tanya Mommy lagi.     

"Sedikit, dia cukup bisa di andalkan. Walaupun beberapa kali dia membuatku kesal." Kataku lagi, saat mengingat banyaknya keadaan yang membuatku kesal dengannya.     

"Oh ya? apa saja? apa yang membuatmu kesal padanya, kenapa tidak ceritakan hal itu pada Kami?." Mommy sepertinya menuntut beberapa hal.     

"Banyak Mom, dia menyuruhku kerja saat sedang demam, mengomeli diriku, ahh.. pokoknya banyak sekali, terkadang aku bingung kenapa aku masih bisa bertahan selama beberapa Minggu dengannya. Da ya.. ini semua salah Qabel, kenapa dia malah memberikan karyawan seperti Lucifer padaku!." Aku baru ingat siapa yang membawa Lucifer padaku, ya.. kakakku ini, aku belum sempat mengomelinya setelah semua yang terjadi.     

"Ceritakan beberapa hal, Mommy mau tau Nak. Pasti menyenangkan mendengarkan semua cerita darimu." Mommy terlihat benar-benar berantusias, aku jadi tidak tega menolak permintaan darinya. Mau tidak mau aku harus menceritakan semua hal yang terjadi.     

"Baiklah Mom.." kataku pelan.     

Sebulan yang lalu..     

**     

"Oh ya Lucifer, apakah setelah ini aku bisa melakukan hal lain? sepertinya aku mau berjalan-jalan di negara ini, apakah kau punya waktu? kita bisa berjalan-jalan bersama." aku mencoba menawarkan sesuatu yang menyenangkan padanya, namun dia langsung menggelengkan kepalanya pelan.     

"Kenapa!!?." Tanyaku langsung kesal.     

"Aku disini hanya bekerja saja, Bukan untuk berjalan-jalan. jadi jangan Memaksa diriku untuk menuruti apa yang kau mau. jika mau mau berjalan-jalan ada pengawal lain yang akan membantu dirimu." Ucapan Lucifer sangat tegas, aku sampai berdecak pelan mendengar apa yang dia katakan.     

"Ya!! Bagaimana bisa kau Berkata seperti itu padaku? ini hanya tentang jalan-jalan saja! selama aku disini seharusnya kau mau melakukan apa saja! Ck! menyebalkan sekali! baru pertama kali aku melihat laki-laki seperti dirimu. tidak ada asyik-asyiknya sama sekali!." Aku berkata dengan suara yang cukup kencang, namun dia hanya diam saja dan berdiri di tempatnya tanpa merasa terganggu sama sekali.     

"aku cukup Profesional dalam bekerja, jadi aku Tidak mau lengah sama sekali. Lagipula Kakakmu sudah berkata padaku untuk tidak masuk dalam jebakan yang kau buat." Ucapan Lucifer membuatku merasa tersinggung, bagaimana bisa dia terlalu penurut pada kakakku? padahal aku tidak yakin kakak sialanku itu bisa tau apa yang aku dan Lucifer Lakukan disini.     

"Aku tau, tapi setidaknya bermain-main sebentar tidak masalah kan? lagian pekerjaanmu adalah memastikan aku baik-baik saja, lalu bagaimana jika saat aku berjalan-jalan nanti aku mendapatkan banyak keadaan yang sulit? bagaimana jika aku Terluka? bagaimana jika aku terjatuh? bagaimana jika aku tertabrak mobil?." Tanyaku dengan semua isi kepalaku yang sangat banyak.     

"Kalau begitu jangan pergi, duduk saja disini dan mengurus beberapa pekerjaan yang memang harus kita urus. ada banyak berkas yang harus tandatangani juga, bertemu klien juga harus kau lakukan, Bukankah semua itu sangat penting? dibandingkan berjalan-jalan tidak jelas?." Tanya Lucifer padaku, aku langsung memijat keningku dengan pelan. Bagaimana bisa dia mengatakan semuanya Dengan semudah itu? apakah dia memang selalu kaku dalam hidupnya?     

Bagaimana bisa dia menyuruh diriku untuk bekerja terus? padahal aku juga butuh liburan disini, aku butuh udara segar dengan sesuatu yang bisa membuat pikiranku tenang.     

"Ck! aku tidak suka cara bekerja yang kau katakan, aku juga tidak suka kau selalu kaku dan hanya menuruti apa yang kakakku katakan!!! jadi jangan katakan lagi! aku kesal sekali denganmu! astaga!!!! mood yang aku rasakan langsung buruk!! aku mau makan siang, ayo kita makan siang. Jangan katakan tidak! atau aku akan memotong gajimu!." Kataku dengan emosi yang meledak-ledak.     

"Tapi ini masih pagi, belum jam makan siang." Ucap Lucifer lagi..     

"Ya!!!!! Suka-suka aku saja! bagiku ini sudah siang di belahan bumi lain! jadi aku mau makan siang! makan siang pokoknya!!." aku mengambil bantal yang ada di samping sofa, lalu membuangnya ke depan wajahnya. dan beruntungnya benar-benar mengenai wajahnya itu yang terlihat sangat datar sekali!     

Aku semakin benci melihat wajahnya itu, bagaimana bisa dia punya wajah tampan dan mengesalkan secara bersamaan? Aku ingin berpaling dari wajahnya itu, tapi aku malah terus saja menatap Wajahnya.     

Lihat saja bagaimana dia hanya menatap bantal yang aku lempar tadi dengan pandangan tanpa arti Sama sekali.     

"Ayo!! apa lagi yang kau tunggu!! apakah kau mau aku mati kelaparan!?." Ujarku sekali lagi.     

"Tapi kau baru saja..."     

"Jangan berkata apa-apa lagi! aku lapar, aku sangat lapar sekali sekarang! ayo kita pergi ke sebuah restauran yang enak disini." aku sudah berjalan cepat keluar dari ruangan kerja, masa bodo jika memang Lucifer tidak mau mengikuti diriku. aku sudah benar-benar kesal dengannya.     

"Nona Queen? Nona.. Bisakah kau jalan pelan-pelan? Nona?." Lucifer sudah Berteriak padaku. dia mengikuti aku dari belakang dan mencoba untuk mengejar diriku. aku berusaha berjalan' lebih cepat lagi, aku malah sudah berlari sekarang. aku tidak memperdulikan lagi dia yang memang benar-benar berlari untuk menyamai langkah kakiku.     

Aku hampir sampai di depan lift, namun entah bagaimana ceritanya. kakiku yang memakai high heels cukup tinggi langsung tersandung dengan kakiku yang sebelahnya lagi. Hal tersebut membuatku sedikit tersentak kaget dan hampir menjatuhkan diriku ke lantai.     

Aku sudah akan merasakan sakit Karena Terjatuh, tapi ternyata Lucifer lebih dulu menarik pinggangku dan memeluk diriku, hingga aku tidak terjatuh lagi. Aku mencium aroma tubuhnya dari dekat, sangat harum dan begitu menenangkan. apalagi otot di dadanya yang langsung bisa aku Rasakan dengan jelas. Astaga!! aku seperti menyentuh dada keras yang sangat sempurna.     

Aku tau bahwa dia pasti sering sekali melakukan olahraga berat, hingga membentuk tubuhnya dengan begitu luar biasa. Aku mencoba memegang dadanya untuk merasakan semua keindahan itu lebih jelas lagi.     

Namun tanganku langsung di tahan olehnya, aku mengangkat kepalaku langsung menghadapnya. dan hanya wajah datarnya saja yang benar-benar aku lihat saat ini.     

"Sudah selesai menikmati semuanya? bisakah kau berdiri dengan baik agar aku bisa melepaskan dirimu." Tanya Lucifer padaku, kata-katanya sepertinya bukan sebuah pertanyaan. Tapi lebih tepatnya pernyataan yang sangat menyakiti jiwa.     

Ck! Aku langsung mendorong tumbuhnya Dengan kesal, lalu mulai berdiri dengan baik di tempatku.     

"Aku tidak butuh bantuan darimu, kenapa juga kau menolong diriku. Ish! Jangan bersikap pahlawan!." ujarku sombong, aku sudah memalingkan wajahku darinya, Lucifer masih saja berwajah datar. aku jadi merasa bahwa dia hanya punya satu ekspresi wajah saja.     

Aku kembali melanjutkan langkah kakiku, melihat bagaimana dia yang hanya diam saja dan sekarang berjalan berdampingan disisiku.     

****     

Aku mengakhiri ceritaku sampai disitu, melihat wajah Mommy yang sudah memerah dan tertawa sangat merdu, ibuku itu sepertinya sangat Senang dengan semua cerita tersebut.     

"Astaga.. Lucifer manis sekali, dia memang sangat mirip dengan Daddy, walaupun masih romantis Daddy. Ayo lanjutkan ceritanya Nak, Tentang kau yang masih sakit disuruh bekerja, bagaimana ceritanya? pasti lebih manis lagi." Mommy memegang tanganku dan memaksa aku menceritakan lagi, dengan berat hati aku hanya menghela nafas dan mulai bercerita kembali.     

Waktu itu, saat aku tidak sengaja demam dan Terbangun di rumah sakit.     

****     

Keesokan paginya, Aku Terbangun dengan perlahan. mataku mengerjap beberapa kali saat sinar mentari Dengan sengaja mengusik ketenangan. Aroma makanan yang terasa enak dan aroma kopi membuatku sadar bahwa di kamar ini sudah bukan aku sendiri. Ketika melihat ke sekeliling, sekali aku tau bahwa ini di rumah sakit. aku menghela nafas panjang saat lagi-lagi wajah Lucifer yang aku lihat Pertama kali.     

"Ada apa dengan wajah itu? kenapa sepertinya kau sangat membenci Diriku? padahal aku yang membantu dirimu tetap hidup." Ujar Lucifer dengan suara pelan, dia sudah sangat rapih dengan kemeja biru Dongker yang di gulung hingga sikunya. Lalu celana hitam yang cukup pas di kakinya, tidak lupa rambutnya yang sudah di tata dengan baik dan terlihat sangat segar.     

"Hanya bingung saja, kenapa kau lagi kau lagi." Kataku jujur, aku perlahan bangun dari tempat tidurnya. lalu menyandarkan tubuhku di sisi ranjang, dia hanya melihat saja sambil menyesap kopi di tangannya.     

"Aku lagi? perasaan kau hanya melihatku beberapa kali, selebihnya kau tidak sadarkan diri." Ujarnya pelan.     

"Di mimpi! kau datang ke mimpiku, ckckckck.. Bosan sekali aku melihat wajah sok tampan itu." Aku berkata jujur, bahwa aku memang bermimpi tentangnya, dia hanya tertawa kecil lalu menaruh kopinya di atas meja. dia bangun dari tempat duduknya dan duduk di dekatku. sebenarnya jarak sofa yang dia duduki tadi dengan diriku tidak begitu jauh, bisa saja dia duduk Disana jika memang mau Mengobrol dengan diriku, kenapa juga harus Semakin mendekat? membuat diriku jadi berpikir macam-macam saja.     

"Kau bermimpi tentang diriku? itu hal yang wajar, karena sudah tiga hari ini aku mengurus dan menjaga dirimu yang sakit. memang benar, kau beberapa kali memanggil namaku dalam tidur panjangmu itu. Ish! kau berkata seolah-olah bosan melihat wajahku, tapi sejak tadi sepertinya kau sangat nyaman memandang diriku tanpa berkedip." Mendengar ucapan Lucifer yang sangat percaya diri, Membuatku langsung berkedip Beberapa kali dan memilih memandang arah lain.     

"Tiga hari!? aku tidak sadarkan diri selama itu?." Aku bertanya tanpa memandang dirinya, aku malah melihat jari-jari tanganku yang sudah sangat jelek. Astaga, selama aku tinggal di dekatnya. ternyata aku sudah melewati banyak hari tanpa perawatan tubuh. setelah aku sembuh nanti aku harus ke dokter kecantikan, kalau perlu dokter pribadiku harus datang kemari dan mengurus tubuhku ini, ahh.. bagaimana bisa aku punya kekasih baru lagi!? jika tubuhku jelek begini.     

"Ya? kau tidak mendengarkan aku? kau malah melihat sedih ke arah Jari-jarimu?." Tanya Lucifer, aku langsung Menengok dan menatap polos ke arah wajahnya.     

"Apa?." Tanyaku bingung, dan dia langsung berdecak sebal.     

"Aku berbicara padamu, Bahwa kau memang sudah pingsan selama tiga hari. Aku bahkan takut kau tiba-tiba mati, aku sampai menelpon kakakmu dan dia hanya berkata bahwa kau akan bangun tidak lama lagi. Bagaimana seorang kakak bisa membiarkan adiknya pingsan dan dia terlihat santai." Ujarnya bingung, aku yang mendengar itu hanya terdiam.     

Kakakku bukannya tidak perduli, tapi aku rasa dia bosan. bosan kenapa? Karena aku memang sering Seperti ini, dan dia selalu menjaga diriku. jadi sekarang dia membiarkan saja aku di jaga oleh Iblis bernama Lucifer, Qabel memang kakak sialan! dia bosan punya adik? awas saja jika dia menelpon diriku dan berkata Rindu. aku akan blokir nomornya.     

"Terimakasih sudah Menjaga diriku, aku jadi menyusahkan dirimu dan malah tidak mengurus perusahaan." Kataku pelan.     

"Ya!! kau benar! kau benar-benar menyusahkan diriku! kau seharusnya mengurus perusahaan dan memastikan Perusahaan kembali stabil, itu sebabnya kau berada di kota ini. Tapi apa yang terjadi? kau malah menambah beban pekerjaanku saja, aku harus bolak-balik ke perusahaan dan Rumah sakit. Ckckckck.. Jika begini Caranya, lebih baik kau tidak usah datang." Ucapan Lucifer yang sangat jujur dan menyakitkan membuatku langsung menengok dengan kesal.     

"Hei!! kau bawahan yang tidak ada sopan-sopannya ya? bagaimana bisa kau membentak atasanmu yang sedang sakit'? dan apa yang kau bilang? kau berkata aku menyusahkan dirimu? astaga! kau tidak takut aku pecat? kau punya nyali!!." Kataku tidak kalah sebal padanya, dan dia langsung tertawa mencemooh.     

"pecat saja kalau kau bisa, lagipula aku ini bukan bawahan untukmu. aku bekerja untuk kakakmu, jadi kau tidak bisa memecat diriku. seharusnya kau yang mendengarkan perkataanku dan mulai sadar, Bahwa kita punya banyak masalah yang harus di selesaikan." dia Memberikan gadget di depanku dan memperlihatkan banyak dokumen online yang harus aku tandatangani.     

Aku hanya menggaruk kepala dengan tidak nyaman, benar katanya. pekerjaanku banyak sekali, aku harus bekerja mulai dari sekarang. lihat saja seberapa banyak berkas yang harus aku urus? ahhh.. aku lelah dengan semua masalah ini, aku mulai memberikan sidik jariku di salah satu aplikasi Perusahaan, lalu mulai terlihat beberapa berkas yang memang hanya bisa di buka olehku. aku langsung melakukan penandatanganan dengan perlahan-lahan.     

dia memperhatikan dari samping, dia hanya menatap dalam diam diriku yang sudah dituntut bekerja. padahal dia tau aku baru saja sembuh sakit dan baru bangun, dan dia dengan sangat jahat menyuruh diriku bekerja. astaga! sebenarnya siapa karyawan disini? aku atau dia?.     

"Ngomong-ngomong tentang mimpi itu, apa yang kau mimpikan tentang diriku? sebab, dua hari yang lalu aku juga bermimpi tentang dirimu. Tapi mimpi yang sangat aneh, lebih tepatnya. aku melihatmu memakai pakaian yang sangat cantik, kau duduk di salah satu kursi di sebuah Mansion mewah dan aku melihat banyaknya orang-orang yang berpakaian aneh. aku bingung itu ada dimana, aku tidak mengerti. aku hanya ingat bahwa aku selalu ada di sampingmu menjaga dirimu." Ucapan Lucifer membuatku menghentikan gerakan tangan, aku langsung menengok ke arahnya dan menatap matanya cukup dalam.     

"Kau selalu mengikuti apapun yang aku lakukan!." kataku sebal, Bahkan mimpi saja dia ikuti.     

Mimpi juga dikatakan sebagai cermin dari pikiran bawah sadar. Hal-hal yang ditakuti atau sering tidak diingat secara sadar, bisa muncul dalam mimpi. bermimpi tentang orang tertentu dapat berarti banyak hal dan itu bisa didasari banyak alasan. Sering kali, pikiran dan peristiwa yang terjadi di benak orang sebelum tidur terus berlanjut bahkan setelah tertidur. Karena itu, ketika berpikir tentang seseorang atau suatu peristiwa yang terkait dengan orang itu sebelum kita tertidur, bahkan untuk sementara waktu, kemungkinan besar akan dijumpai dalam mimpi.     

"Kau pikir aku mau?." Tanganya tak kalah sadis.     

"Mungkin karena kau terlalu banyak Mengurus diriku, jadi kau sampai terbawa mimpi." Aku sengaja mengalihkan pemikirannya itu, agar dia tidak merasa percaya diri lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.