Hasrat Wanita Bayaran

Mimpi Lily



Mimpi Lily

0Di lain tempat, anak perempuan bernama Lily memegang baju yang tercium aroma tubuh Qabel, dia sangat menyukai kakak laki-laki yang selalu baik padanya itu. dia menatap baju tersebut sambil memandangi Langit-langit kamarnya, dia masih terlalu kecil. Namun khayalan panjangnya membuatnya selalu ingin dekat-dekat dengan Qabel.     
0

Hingga dia mengantuk dan tertidur begitu saja, dalam tidur panjangnya itu. Isi hatinya dan semua kerinduan pada Qabel terbawa hingga di dalam mimpi.     

Qabel terlihat masuk kedalam kamar bersama Lily. gadis kecil itu terlihat begitu lucu saat menyeret kopernya dan membuka koper berwarna pink. Semua barang barang dia keluarkan dan di tunjukan kepada Qabel.     

"Lihat, aku membuat gambar kakak Qabel bersama adik bayi.. kakak lihat? adik bayi terlihat seperti buah yang berada dalam cangkang, ini kakak Qabel yang sedang memegang tangan Lily.". dia menunjukan hasil gambarnya kepada Qabel, lalu anak remaja yang melihat itu hanya tersenyum. namun Tidak dengan Lily, dia tertawa sambil mengangkat tinggi-tinggi gambar yang sudah dia buat.. merasa bangga bahwa akhirnya bisa menunjukkan hasil gambarnya pada kakaknya Qabel.     

"Bagus sekali, nanti kalau sudah besar Lily pasti bisa menggambar lebih bagus lagi.. kau suka sekali menggambar ya?" Tanya Qabel yang sudah melihat lihat gambar yang dibuat Lily.. wanita itu mengangguk dan mengeluarkan semua hasil gambarnya, mereka berdua tertawa karena banyak gambar Lily yang memang lucu lucu.     

"Iya aku suka menggambar, tapi kalau aku ingin saja.. kalau tidak ingin, aku lebih suka membaca". Bibir kecil yang berbicara terlihat mengerucut dan membuat Qabel gemas. dia sangat cantik, dia suka senyum Lily.     

Qabel yang merasa Lily sangat baik padanya, akhirnya berkeinginan untuk memberikan sesuatu yang memang sudah di bawa dari Mansion tadi.     

"Ini, kakak juga punya sesuatu untuk untukmu". dia membuka ranselnya dan mengeluarkan sebuah bunga mawar yang sudah di buat bingkai dan membentuk wajah Lily yang cantik, bunga mawar itu juga sudah di beri bahan kimia yang tidak berbahaya agar mawar tidak mudah layu.     

Lily yang melihat wajahnya di dalam bingkai mawar, langsung berbinar senang dan langsung menyentuh bingkai tersebut dengan hati hati.     

"Indah sekali kak, ini benar untuk Lily?". dia memandang Qabel dengan tidak percaya, senyumnya tidak luntur luntur.     

"Tentu saja ini untuk dirimu, apa kau suka?". Tanya Qabel yang sudah menantikan jawabannya.     

"Aku suka, aku terlihat cantik disini.. kakak Qabel yang buatkan ini?" dia bertanya namun pandangannya sudah tidak melihat Lily lagi, melainkan melihat ke arah gambar dirinya yang begitu menakjubkan.     

"Tidak, kakak membelinya di suatu tempat.. tapi ini dibuat khusus oleh salah satu pengrajin yang handal, Kakak yakin ini hanya ada satu di dunia". Lily yang tidak terlalu paham maksud dari Ucapan Qabel, dia hanya mengangguk saja dan memeluk bingkai tersebut dengan sayang.     

"Kakak Qabel sudah tidak sakit lagi?". Tanya Lily tiba tiba, matanya langsung memandang mata Qabel     

"Sudah tidak, kakak sudah sehat. Kakak sakit karena Lily tiba-tiba saja pergi. disini... Hati Kakak sakit sekali, kenapa Lily pergi meninggalkan kakak tanpa pamit?." Qabel bertanya dengan penasaran, karena saat dia bangun, sebenarnya dia sedikit sedih karena tiba tiba Lily yang pergi meninggalkan dirinya tanpa kabar. Lily menatap mata kakaknya.     

Dia merasa sakit hati juga melihat mata kakaknya yang sudah mengeluarkan air mata kesedihan, anak kecil itu memegang tangan Qabel dan mengecupnya dengan lembut.     

"Maaf ya, waktu kakak sakit. Mommy juga sakit, setelah itu Mommy berdarah banyak dan Mommy selalu menangis kesakitan. aku sedih saat melihat Mommy yang tidak bisa berbicara lagi denganku karena menahan tangis, Aku bertanya pada Daddy, siapa yang membuat Mommy menangis Seperti itu. Tapi Daddy tidak menjawab, jadi aku sedih.. Aku lupa untuk mengabari kakak Qabel." air mata keluar dari mata indah milik Lily, qabely yang melihatnya langsung menghapus dengan cepat dan memeluk Lily dengan erat.     

"Kau tidak perlu minta maaf, harusnya kakak yang minta maaf.. kakak tidak tau jika kau sedang bersedih, maafkan kakak ya". Ujar Qabel yang takut sekali melihat air mata di wajah Lily.     

"Aku takut sekali sendirian, Mommy pergi karena ada yang men-jahati Mommy.. aku sangat membenci orang yang membuat Mommy pergi dari hidupku, Mommy sakit-sakitan terus. Katanya Mommy mau punya adik bayi lagi, aku jadi di tinggal sendirian terus. Mommy dan Daddy berkata bahwa aku harus menjalani operasi mata juga. Memangnya kenapa dengan mataku? aku sekarang sudah melihat kakak, jadi aku rasa. aku baik-baik saja. bukan begitu?" Tangis Lily semakin kencang, membuat Qabel merasa ikut sedih.     

"Tenang ya, ada kakak disini". Hanya itu yang bisa Qabel katakan, namun tangis Lily semakin deras dan Qabel hanya bisa menepuk nepuk punggung Lily dengan pelan.     

Pintu di belakang mereka terbuka, masuklah Ayahnya bersama dengan ayah Lily.     

"Ada apa Qabel?, kenapa Lily menangis'?". Tanya Edwards dan Daniel.     

"Tadi Lily hanya bercerita tentang ibunya, lalu dia langsung menangis dan tidak mau berhenti.. aku bingung ingin melakukan apa lagi". Qabel berucap dengan polos.     

"Sudah sudah.. ayo Lily Daddy peluk sini". Lily yang mendengar suara Ayahnya, langsung menengok dan memeluk ayahnya. menangis lagi dan membiarkan tangisnya reda dengan sendirinya.     

"Maaf ya, aku jadi membuat Lily menangis. aku bersumpah bahwa aku tidak melakukan apapun". Ujar Qabel lagi, merasa bertanggungjawab karena Lily menangis.     

"Tidak apa apa kakak, aku saja yang cengeng.. hiks.. Daddy jangan marah ke kakak, kakak tidak salah. hiks...". Lily menghapus airmatanya dan memandang ke arah Ayahnya lalu tersenyum, meyakinkan bahwa ini hanya karena dirinya yang cengeng bukan salah kakaknya.     

Daniel mengelus rambut Lily dengan pelan dan Menciumnya dengan sayang.     

"Jangan menangis lagi ya Sayang, kasihan kakak Qabel jadi ketakutan". Ujar Daniel pada anak perempuannya.     

"Iya aku janji tidak akan menangis lagi, tadi aku hanya teringat Mommy. lalu aku juga sedih karena aku dan kakak Qabel di pisahkan. sekarang tidak lagi kan Daddy? sekarang kita berkumpul bersama-sama dan aku juga bisa melihat. aku senang sekali bisa melihat kembali." Ucapan Lily membuat 3 orang laki laki diruangan ini terdiam     

"Lily? kau senang berada disini?." Tanya Qabel yang sudah memegang tangan wanita itu lagi.     

"Tentu saja senang, memangnya kenapa tidak senang? aku bertemu dengan kakak dan bisa melihat. begini saja sudah cukup membuatku sangat bahagia." Lily berucap dengan senyum manis di bibirnya.     

"Kalau begitu jangan kembali, tetaplah disini.. Bersama kami di ruangan mimpi ini." Ujar Qabel lagi, dan dengan sangat polos Lily Menganggukkan kepalanya.     

***     

"Lily!!! Lily! bangun! astaga Daniel! dia kejang-kejang!." Suara suara itu mengusik pendengaran Lily yang berada dalam mimpi, tapi anak kecil itu mengacuhkan semuanya dan dia sibuk bermain dengan Qabel.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.