Hasrat Wanita Bayaran

Kalian harus punya teman.



Kalian harus punya teman.

0"ayo kita berjalan ke tempat lain, ada banyak tempat yang bisa kita lihat disini". ucap Lita mengajak Zurich dan Dua anak yang lainnya untuk berkeliling. Zurich mengangguk, mengikuti Lita dari belakang. warna rambut dua wanita di depannya yang berbeda namun sama sama berkilau, membuat Zurich ingin sekali membelai kedua rambut itu.     
0

"Jadi apakah bunga tulip merupakan bunga asli dari Belanda?". tanya Zurich, menurutnya suasana seperti ini lebih baik berbicara daripada hanya diam saja. Lita berhenti dan berbalik lalu menarik tangan Zurich untuk berjalan berdampingan saja. Mereka berdua sama-sama menggandeng tangan Qabel dan Queen, Lelaki itu hanya menurut dan ikut berjalan bersama.     

Zurich berusaha sekuat mungkin untuk tidak menikmati perasaan nyaman ini.     

"sebenarnya pada awalnya tidak ada Belanda yang memiliki bunga tulip dan bunga ini pertama kali dibawa pulang dari Turki. Pada saat itu tulip ditanam di Kebun Raya Leiden. Sejak kedatangan tulip, masyarakat Belanda jatuh cinta dan ingin memiliki. Kala itu pada tahun 1634 - 1637 menjadi era Tulipomania karena masyarakat sangat menyukai bunga tulip dan harga tulip menjadi sangat mahal sampai bisa ditukar dengan benda berharga yang memiliki nilai tinggi". jeda Lita, menunggu Zurich untuk mencerna kata katanya. lelaki itu sekali lagi mengangguk dan sedikit tersenyum.     

"Kau tau tidak? beberapa hari yang lalu aku menjadi tour guidemu di negara lain, tapi hari ini disini. kau malah menjadi tour guidemu. dunia memang berputar ya". Lita tertawa mendengar pernyataan yang Zurich katakan, lelaki itu benar bahwa perputaran dunia benar benar terasa. ya walaupun hanya hal sepele seperti ini, tapi mereka benar benar membuktikan hal itu. karena sebelum mengajak liburan Qabel dan Queen, Mereka berdua sempat berlibur ke Jerman. dan disana Zurich mengatakan banyak hal pada Lita.     

"Ayo lanjutkan sejarahnya, aku akan mendengarkan". ucap Zurich melanjutkan.     

"Emm baiklah, pada tahun 1949 WJH Lambooy yang merupakan Walikota Lisse, sebuah kota kecil di dekat Amsterdam membuka Keukenhof Garden secara resmi. Tekat WJH Lambooy sangat kuat untuk meningkatkan kota Lisse sebagai pusat industri bunga segar. Untuk membuktikan kesungguhannya, WJH Lambooy bekerja sama dengan 10 perusahaan pengembang tanaman bunga. Keukenhof Garden dibuat untuk menyediakan sarana para petani dan pebisnis tulip agar memiliki fasilitas untuk mengembangkan usahanya.      

Teknologi budidaya tanaman yang dimiliki bisa dipamerkan di Keukenhof Garden. Berbagai macam species baru dengan berbagai corak dan warna unik yang belum pernah ada dipamerkan". mereka sengaja berdiri di bawah pohon, agar bisa melihat bunga-bunga lebih mudah.. Kenapa? hanya agar tidak terlalu terkena panasnya sinar mentari. Lita menengok sebentar ke arah Dua anak kecil di sampingnya, yang sudah terkagum-kagum melihat hamparan bunga yang indah.     

"Waw, walikota itu sangat hebat ya. hasil kerja kerasnya sekarang dinikmati banyak orang". ucap Zurich menimpali.     

" Ya begitulah, Gagasan yang dibuat oleh WJH Lambooy disambut meriah oleh masyarakat dan selalu ditunggu-tunggu oleh banyak pengunjung baik lokal maupun internasional. Lambat laun atau kurang lebih dalam waktu 50 tahun Keukenhof menjadi taman bunga terbesar di dunia. Tak hanya itu, luas taman yang mencapai 32 hektar juga menjadi pendukung Keukenhof Garden menjadi taman terbesar di dunia". seperti itulah, ucap Lita menjelaskan pada Zurich.     

"Jadi karena sejarah itu sekarang Belanda tulip menjadi lambang nasional Belanda ya?". Zurich menyukai saat Lita bercerita, jadi dia berpura-pura tertarik. Ya.. lebih tepatnya, dia lebih tertarik dengan suara Lita.     

"Ya bisa dikatakan seperti itu". ujar Lita yang sudah malu-malu menundukkan kepalanya.     

"pasti untuk membuat taman sebesar ini, memperkerjakan banyak para tukang kebun yang memiliki ilmu yang cerdas dan ketelitian. karena yang kulihat disini bunga terbentuk sangat bagus dan dibuat melingkar sepanjang jalan". Ujar Zurich.     

"yang kutau, Pemandangan indah di Keukenhof Garden ini merupakan karya 40 tukang kebun yang menanam bibit kurang lebih sebanyak 7 juta bibit. Bibit tulip tersebut ditanam pada pertengahan bulan Desember dan baru bisa dinikmati 3 bulan kemudian. Yang membuat bunga tulip menarik adalah saat tulip masih kuncup. Saat mulai bermekaran, ujung bunga tulip akan dipotong agar kuncup bisa tumbuh lagi". kata Lita menambahkan pengetahuan untuk lelaki di sampingnya.     

"Kau hebat sekali ya, kau mengutip dari link mana?". tanya Zurich mengejek.     

"Kau menyebalkan sekali, harusnya kau berterimakasih padaku. bukan mengejekku". Lita mencubit pinggang Zurich pelan. lelaki itu hanya mengaduh dan mengerang sedikit kesal ke arah wanita cantik di sampingnya.     

"Tante, kita duduk disana ya. didepan danau itu sepertinya bagus." Mereka langsung memandang ke arah danau yang ada di depan mereka. baru sadar jika sudah berada di dekat danau.     

"ayo, kalian lelah ya terlalu banyak berjalan". Qabel dan Queen mengangguk, dua orang dewasa itu akhirnya berjalan ke arah sisi danau, membawa Qabel dan Queen yang mau duduk sebentar, dimana terdapat banyak rumput hijau yang bisa menjadi alas mereka duduk.     

"Aku akan mencari minum untuk kalian, tunggu disini ya". ucap Zurich yang tidak ikut duduk, tapi lebih memilih mencari minuman untuk dua perempuan cantik didepannya.     

"Baiklah, jangan lama-lama". ucap Lita, lelaki itu mengangguk dan pergi dari hadapan mereka     

"kalian suka disini?" tanya Lita membuka pembicaraan pada Qabel dan Queen     

"Suka Tante, Nanti jika Daddy sudah tidak banyak pekerja lagi. Kita akan kemari." Ujar Queen dengan suara pelan. sedangkan Qabel hanya diam saja, matanya menatap lurus ke depan.     

"Tentu saja kita akan mengajak Daddy, Nenek dan Kakek, kita akan sama sama lagi kemari dan kita akan piknik disini". ucap Lita begitu antusias.     

"Ah pasti akan sangat menyenangkan, apalagi bisa bersama dengan teman-teman. Iya Kan kakak?." Tanya Queen pada kakaknya.     

"Memangnya kalian tidak punya teman?." Tanya Lita bingung.     

"Tidak, Kami sibuk belajar dan hanya beberapa kali Mengobrol dengan yang lain. Tidak benar-benar teman." Ujar Qabel yang sudah mengintrupsi ucapan Queen pada Lita.     

"Teman itu penting, kalian harus berteman dengan banyak orang, agar menambah wawasan. kalian bisa saling bertukar pikiran dan bermain bersama. Itulah pentingnya punya teman, kepintaran tidak hanya soal pelajaran." Ujar Lita pada kedua anak yang akan beranjak remaja.     

"Daddy tidak pernah mengajarkan kami berteman, Bahkan Daddy tidak punya teman. Dia selalu sendirian, Lagipula.. Teman Daddy hanya Tante Lita. Apakah Kami benar-benar boleh mempunyai teman,? saat Daddy saja tidak punya." Queen bertanya dengan nada pelan. Lita tau, Bahwa kedua anak ini selalu meniru apa yang ayahnya lakukan.     

"Tentu boleh, tapi tetap harus berhati hati. berteman tidak boleh saling mengejek atau menghina ya. jika kalian punya teman nanti, harus kalian sayangi dan beritahu hal hal yang baik." Ujar Lita memberitahu.     

"Baik Tante, kita akan mengingat pesan Tante". ujar Queen lagi, Lita akhirnya mengangguk dan Mengelus pelan kepala Queen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.