Hasrat Wanita Bayaran

Bertemu



Bertemu

0Keesokan harinya..     
0

Edwards menatap satu persatu anaknya yang saat ini bermain-main di pantai, dia hanya diam saja di pesisir sambil mengawasi mereka yang sudah sangat asyik bermain tanpa memikirkan hal lainnya.     

"Jangan terlalu jauh Nak! nanti kau terbawa ombak!." Edwards Berteriak pada anak laki-lakinya yang saat ini sudah berenang dan Hampir jauh meninggalkan Queen.     

"Daddy! kakak berenang jauh!." Queen sengaja mengadu hal yang membuat Qabel mau tidak mau berenang lagi ke tepian.     

Kedua anak kita berlarian ke arah ayahnya, mereka meminta minuman dingin yang di bawakan oleh para pelayan. "Sudah Daddy Katakan, jangan berenang terlalu jauh Nak. Laut itu berbahaya, jika kau mau berenang sangat lama. lebih baik berenang di kolam saja, sudah Daddy buatkan kolam sendiri dan kalian masih suka sekali di pantai." Ujar Edwards dengan sedikit marah pada anaknya, tidak benar-benar marah. Hanya senang saja berkata sedikit tegas.     

"Ya Daddy. maafkan kami, kamu tau ini salah." Ujar Qabel, dia memakai handuk yang di bawakan pelayan dan mulai merebahkan punggungnya di bangku.     

Mereka melihat langit sore itu yang sangat sejuk dan damai, warna langit sore memang indah. Queen hanya memakan buah dan sesekali melihat ke arah Ayahnya yang sepertinya sibuk dengan ponsel di tangan. "Daddy, kenapa Queen tidak boleh memegang ponsel?." Tanya Queen, saat dia sudah melihat ayahnya sepertinya sibuk karena beberapa pekerjaan.     

"Kalian masih kecil, nanti saat sudah besar. Baru Kalian boleh memegang ponsel. ayo kita masuk, kalian harus mandi dan membersihkan tubuh." Ujar Edwards lagi, namun langkah mereka terhenti saat mendengar suara helikopter yang cukup jelas.     

Saat mereka melihat ke atas, memang benar ada salah satu helikopter yang mau mendarat di Pesisir pantai. Edwards menyipitkan Matanya, dia melihat logo perusahaan Douglas di samping badan helikopter. siapa? pikir Edwards, apakah ayahnya datang? Mungkin saja.     

"Siapa Daddy?." Tanya Qabel pada ayahnya.     

"Sepertinya Kakek kalian datang." Ujar Edwards, mencoba menerka-nerka Bahwa mungkin itu memang ayahnya.     

Helikopter itu sudah mendarat dengan sempurna, tidak jauh dari tempat Edwards dan kedua anaknya berdiri saat ini.     

Dan benar saja, Saat pintu helikopter terbuka. Edwards dapat melihat ayahnya yang keluar memakai kacamata hitam yang tampak sangat gagah berani. Lalu dia juga melihat Seorang wanita, wanita cantik dengan gaun berwarna ungu. Edwards tidak tau siapa wanita itu. apakah ayahnya memilih menikah lagi? sebenarnya Edwards tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, tapi kenapa wajah dan bentuk wanita yang di gandeng ayahnya terlihat familiar?     

Dua orang itu melangkah dengan pelan, menghampiri Edwards dan kedua anaknya. hingga pada akhirnya Edwards dapat mencium dengan jelas aroma tubuh dari wanita yang di gandeng ayahnya. siapa? Pikir Edwards dengan rasa penasaran yang tinggi.     

"Edwards.." Kata Brandon pada anaknya.     

"Dad? Siapa?." Tanya Edwards langsung, dia tidak berbasa-basi lagi saat melihat ayah dan wanita tersebut sudah ada di depan matanya. Belum habis Pertanyaan Edwards di dalam kepala, saat wanita itu Membuka kacamatanya dan langsung tersenyum dengan begitu manis.     

Edwards langsung memucat, apalagi saat mata wanita itu menatap dengan jelas matanya.     

"Edwards sayang? apa kabarmu Nak?." suara itu, suara itu mampu membuat Edwards tidak bisa melakukan apapun. dia langsung memegang pundak wanita itu dan melihat tanda lahir di balik pundak tersebut. Ya.. tanda lahir yang hanya di miliki ibunya, tanda lahir di pundak itu langsung terlihat jelas. Ya... Itu ibunya!     

"Mommy? Mommy? apakah.. Dad? bagaimana bisa? Mommy? bagaimana bisa?." Edwards tidak tau mau mengatakan apa, dia hanya menatap mata ayahnya dan ibunya secara bergantian. Edwards tampak tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.     

"Ini Mommy.. Maafkan Mommy yang terlalu lama meninggalkan dirimu, maafkan Mommy yang sudah lama tidak melihatmu selama ini. Sayang? Bagaimana kabarmu?." Tanya Nyonya Douglas pada anaknya.     

"Bagaimana bisa? mommy! Mommy telah lama meninggal dunia!." Edwards sudah mau menangis, tapi Brandon langsung memegang tangan anaknya untuk menenangkan tubuh gemetar anaknya tersebut.     

"Kita bercerita di dalam rumahmu saja Ok?." Brandon mengajak anak dan kedua Cucunya untuk masuk ke dalam rumah. mereka semua sama-sama masuk ke dalam, kedua Cucunya sudah bersama pelayan untuk berganti pakaian mereka yang basah.     

Di ruangan keluarga itu, Edwards, ayahnya dan ibunya sudah duduk bersama-sama untuk membahas tentang keadaan yang terjadi saat ini.     

"Jadi Edwards...." Brandon mulai menjelaskan semuanya secara pelan dan hati-hati kepada anaknya. Edwards yang mendengarkan itu semua sudah mulai mencerna dengan baik.     

dia mendengarkan satu persatu apapun yang ayahnya katakan, tidak mengusik atupun mencela setiap ucapan tersebut. ada banyak hal yang saat ini Edwards perhatikan. Hal-hal itu adalah tentang ketidakmungkinan yang terjadi, Ya.. tentang kematian yang terlalu abstrak dan tentang kehidupan yang benar-benar di luar nalar. bagaimana mungkin? orang yang sudah meninggal dunia hidup kembali? itulah yang jadi pertanyaan Edwards saat ini. dia benar-benar tidak habis pikir dengan semua hal yang di dengarnya saat ini.     

"Jadi saat ini, di depanmu adalah Mommy. Ibumu yang telah lama Pergi dan sekarang hidup kembali. wajahnya masih terlihat muda Seperti dulu, saat pertama kali kau melihatnya. Dia tidak menua karena bantuan alat-alat penopang kehidupan." Ucapan terakhir Brandon hanya di tanggapi dengan keheningan oleh Edwards.     

Mereka semua sudah mulai terdiam, saling menatap dengan mata yang penuh kerinduan dan juga rasa sakit..     

Ya.. Rasa sakit.     

"Mommy? Apa kabar?." Hanya itu yang keluar dari bibir Edwards, Nyonya Douglas langsung menangis dan memeluk anaknya.     

Memeluk dengan erat, begitupula dengan Edwards. dia kembali merasakan kehangatan yang telah lama hilang, ya.. kehangatan yang dulu sudah tidak pernah dia Rasakan lagi, saat ini dia rasakan kembali. Kehangatan itu, adalah kehangatan cinta antara ibu dan anaknya.     

"aku baik Nak, maafkan Mommy yang sudah sangat lama meninggalkan dirimu. Kau bahagia? apakah kau bahagia selama ini? apakah kau hidup dengan baik? apakah kau makan dengan baik? apakah kau tersenyum setiap hari? bagaimana keadaanmu dan cucu Mommy? astaga! Mommy tidak menyangka bahwa akan melihat dirimu yang sudah sangat Besar dan benar-benar tampan. Kau anak Mommy yang Begitu luar biasa!." Ujar Nyonya Douglas dengan tangis yang benar-benar penuh haru.     

"Ahhh Edwards hidup dengan baik Mom, Dengan bahagia dan dengan banyak senyuman. Edwards hidup Seperti apa yang Mommy inginkan, Edwards hidup seperti lelaki pada umumnya." Kata Edward dengan suara pelan, dia terlihat jelas sangat merindukan momen ini. momen indah yang begitu menakjubkan. momen yang tidak pernah benar-benar di pikirkan Edwards sama sekali.     

Mereka menghabiskan waktu untuk saling bercerita satu sama lain, menceritakan banyak hal yang tidak pernah di sangka-sangka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.