Hasrat Wanita Bayaran

Lita dan Zurich



Lita dan Zurich

0(Cerita pertemuan Lita Dan Zurich)     
0

Lita merenggangkan tubuhnya perlahan, rasanya badanya ngilu dan kepalanya terasa sangat berat. dia mulai merubah posisi tidurnya ke samping, masih dengan Memejamkan mata. dia mencari guling untuk kembali tidur...     

Memeluk sebuah guling besar yang terasa sangat keras, dia merasa semakin nyaman dan memeluk guling itu dengan erat. Aroma guling ini terasa familiar dan aneh, mulai menerka-nerka dalam kantuknya. Perasaan, dirinya tidak pernah punya guling dengan aroma maskulin seperti ini, Tapi kenapa gulingnya wangi sekali?     

Hidungnya mulai mengendus ngendus dan matanya langsung terbuka sempurna, perasaanya tidak nyaman. Saat melihat bahwa gulingnya berwarna coklat dan Terbentuk seperti tubuh manusia.     

dia langsung menggelengkan kepalanya perlahan, dan mencoba mengambil kesadaran secara penuh. dia langsung bangun dari tidurnya dan melihat ke sisi guling di Sampingnya.     

Betapa terkejutnya saat melihat pahatan sempurna dan otot luar biasa kekar sedang ada di depan matanya. Wajah Tampan yang sedang tersenyum dan bulu bulu halus di dada pria itu mampu membuat Lita menelan ludahnya susah payah.     

wanita itu menutup mulutnya dengan satu tangan, mulai memejamkan matanya dan membuka lagi. Pemandangan itu masih sama saja, Pemandangan pria tampan yang menjadi fantasinya selama ini.     

"Astaga!!! Zurich!!!." Pekik Lita yang sudah berhasil sadar dari lamunan dan keterkejutannya, Pemandangan pagi ini luar biasa indah. Tapi kenapa harus Zurich?     

"Kau lucu." Hanya itu yang Zurich katakan setelah melihat Lita berteriak.     

"Apa? apa yang sedang kau lakukan di kamarku!!." wanita itu langsung meloncat dari tempat tidur, dan sialnya harus jatuh ke lantai.. hal itu tentu saja membuat Bokongnya terhantam dengan sangat keras. "Aww!!!!" dia memegang bokongnya lalu meringis ngilu.     

"Kau itu benar benar ceroboh." Zurich bangun dari tempat tidur, hanya memakai Celana dalam berwarna putih. Sebuah pahatan yang lebih sempurna tercetak jelas di balik celana dalam yang di pakainya saat ini.     

Mulut Lita bahkan sudah menganga lebar dan tentu saja hal itu mengundang tawa dari Zurich. dia berjalan membuka gorden apartemen miliknya, melihat kearah matahari yang bersinar terang.     

Tidak mempedulikan wajah bodoh Lita yang masih saja menganga melihat ke arah tubuhnya.     

Zurich mengambil air putih dan menenggaknya dengan cepat, tetesan air yang jatuh di sekitar dagu dan turun ke dada bidangnya membuat Lita langsung menelan ludah dan matanya tidak berkedip sama sekali.     

"terbentuk sempurna.." dia berucap tanpa sadar, Zurich lagi lagi tertawa lalu dengan cepat Menggendong wanita itu dan membawanya ke sofa yang langsung menghadap pemandangan di depan mereka.     

"Sadarlah Hei!." Zurich menjentikkan Tangannya ke depan wajah Lita.     

wanita itu langsung mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu mulai tersadar dan hampir meloncat lagi ke lantai, jika saja Zurich tidak menahan tubuhnya dengan cepat.     

"Kau benar benar suka merusak bokong rata itu?." Perkataan Zurich membuat Lita langsung memerah malu dan melotot kesal.     

"Kau!!! apa yang kau katakan!? Bokong Rata!? Hei!! Jaga mulutmu!." dia berteriak marah dan mulai membuang mukanya ke arah lain.     

"Memang Rata, Buktinya sudah tercetak jelas." Zurich memberikan tatapan mengejek, hal itu tentu saja membuat Lita mendelik kesal lalu memukul lengan lelaki di depannya dengan kasar.     

"Ya! bokongku memang Rata! Puas kau!." Lita bangun dari duduknya dan berjalan mendekati jendela yang besar di depannya.     

lebih baik melihat matahari daripada melihat wajah Zurich yang tidak mengenakkan sama sekali.     

"Kenapa aku bisa disini?." Tanya Lita yang hanya mengingat bahwa semalam dia mabuk dan tanpa sadar meminta seseorang mengantarkan dia kembali ke hotel.     

"Aku memperkosa dirimu, memangnya apa lagi?." Zurich menjawab dengan asal, hal itu sontak membuat Lita menghentakkan kakinya dan melempar lelaki itu dengan bantal yang diambil dari tempat tidur.     

"Kau!!! kau berani sekali memperkosa diriku!!." Wajah Lita benar benar terlihat merah dan siap memukul lebih dari ini.     

"Memangnya kenapa? tubuhmu tidak ada bagus bagusnya, kenapa kau harus marah? bahkan kau tidak bisa memuaskan aku di atas ranjang!." Zurich masih mengejek, Mata Lita sudah berlinangan air mata dan siap menangis kapan saja.     

"Zurich!!! kenapa kau jahat sekali!! Kau! Kau! Kau sudah memperkosa diriku!! Huaaahhhhh!! Mommy!!." Lita benar benar menangis dengan kencang, Menjatuhkan tubuhnya ke atas lantai dan menghentak-hentakan kedua kakinya maju mundur.     

dia terlihat sangat bersedih, namun Zurich masih diam saja dan menopang dagunya dengan satu tangan. memperhatikan Lita yang sudah menangis seperti anak kecil, menjadi hiburan tersendiri baginya saat ini.     

Betapa bahagianya Zurich, jika setiap pagi bisa mendengar teriakan, Melihat tangis, melihatnya tertawa. Hidupnya pasti akan terasa lengkap lagi.     

"Sudahlah, kehilangan keperawanan tidak akan membuatmu di acuhkan oleh dunia. Kau itu cantik, tapi kau harus banyak belajar tentang seks denganku." Ucapan Zurich membuat Lita berang, dia bangun dari duduknya dan berjalan ke arah Zurich engan langkah kasar.     

dengan cepat menjambak Rambut lelaki di depannya dan membuat Zurich berteriak kencang sambil tertawa.     

"Kau!!! dasar! kau benar benar lelaki mesum yang sudah menyiksa wanita tak berdaya! dasar pria jahat!!." dia masih saja menjambak Rambut dengan kencang.     

Zurich hanya bisa tertawa dan dengan sigap menahan kedua tangan Lita, langsung menjatuhkan wanita itu ke sofa dan menindih tubuhnya dengan sekali gerakan.     

"Nona Lita, Kenapa kau agresif sekali? Jika memang kau mau melakukannya lagi, Kita bisa memulai dari awal. Bagaimana?." Zurich mengangkat sebelah alisnya, menunggu jawaban Lita yang pastinya akan menolak.     

"Dalam mimpimu saja, Tuan Mesum yang gila!." mendengar hal itu, Zurich tertawa lagi dan akhirnya mencium bibir Lita singkat.     

Melepaskan tubuhnya yang sudah mendadak kaku akibat ciuman tiba tiba.     

Zurich duduk kembali dengan tenang di samping Tubuh Lita yang masih terlentang dan terdiam kaku. dia menggelengkan kepalanya heran, sepertinya wanita itu benar benar masih perawan.     

Lihat saja reaksinya yang dicium sebentar, Langsung syok dan tidak bisa berkata apa apa..     

"Kau!!!!!." Lita menunjuk jari telunjuknya ke depan wajah Zurich.     

"Apa sayang?." Tanyanya dengan suara yang sangat lembut.     

"Kau Pria gila!!! astaga!!! kau benar benar Pria gila!!!." Lita bangun dan menjauh dari sisi lelaki mesum. dia sudah mulai mencari-cari Bajunya yang di pakai semalam.     

"Kenapa kau panik sekali sayang?." Tanya Zurich yang melihat wanita itu sudah sibuk mencari cari sesuatu.     

"Dimana Bra milikku?." Tanya Lita yang sudah menatap dengan pandangan tidak bersahabat sama sekali.     

"Mana aku tau, aku tidak melihat Bra milikmu." Kata Zurich yang sudah mengangkat bahunya.     

"Zurich aku serius! kau yang membuka seluruh pakaianku, kau yang sudah memperkosa diriku! pasti kau tau dimana Bra milikku". ujarnya.     

"Hei!! aku hanya bercanda, Aku tidak mungkin memperkosa wanita tak berdaya. Aku hanya senang saja melihatmu marah marah." Zurich memberikan senyum Manis, Tapi senyum itu tidak membuat Lita luluh sama sekali.     

"Kau benar benar pria gila! Bagaimana bisa kau membohongi aku seperti ini!." dia kembali melemparkan Bantal ke arah Zurich.     

"Tenanglah, kau semakin cantik saat sedang marah. Semalam kau mabuk berat saat di pesta, aku yang melihatmu tidak bisa menyetir lagi, ya aku bantu untuk pulang. untung saja aku tau dimana hotel yang kau tempati, jadi aku bisa membawamu kemari. HARUSNYA kau berterimakasih, dan ya.. Aku baru tau kau masih perawan." Zurich berkata cukup pelan, mau menenangkan wanita yang sudah marah marah tidak jelas sejak tadi.     

"Terimakasih Karena Tidak melakukan hal buruk, dan terimakasih karena sudah mengantarkan aku kembali dengan selamat." Hanya itu yang di katakan Lita.     

itu adalah pertemuan mereka pertama kali, sejak saat itu Lita dan Zurich begitu dekat. Tapi hanya mereka saja yang tau kedekatan Tersebut. tidak ada yang benar-benar menyadari semuanya, selain Edwards tentunya..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.