Hasrat Wanita Bayaran

Qabel, Queen, dan Lily



Qabel, Queen, dan Lily

0"Queen! jangan di habiskan, itu ice Cream milik kakak! ahhh.. Queen!." Qabel sudah mengejar adiknya yang baru saja turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam rumah, karena Queen ingin kabur dan menghabiskan ice Cream rasa matcha pemberian Tante Violet dan Paman Daniel.     
0

Lecy hanya tertawa saja melihat bagaimana anak kembar itu sudah berlarian di dalam rumah.     

Violet dan Daniel memang memilih untuk mampu sebentar ke rumah kecil milik Edwards, mereka dapat melihat rasa nyaman di balik rumah sederhana itu. rumah yang terasa begitu menenangkan dan sejuk.     

"Bagaimana kabarmu Lecy? apakah kau sudah berniat mencari suami?." Violet bertanya setelah melihat kedua anak kembar di depannya akhirnya akur dan saling berbagi ice Cream.     

"Aku tidak berniat menikah cepat, ya.. Mungkin aku hanya akan menghabiskan waktu begini-begini saja. aku ingin hidup bebas tanpa keterikatan, kau tau sendiri. hidup ini Semakin hari semakin aneh." Ujar Lecy dengan ucapannya yang memang selalu lembut.     

"Bagaimana dengan anak perempuanmu ini? apakah dia sudah mendapatkan obat untuk penyakitnya? dia menggemaskan sekali, aku merasa dia punya bola mata yang cantik." Kata Lecy, dia melihat anak perempuan yang umurnya baru 4 tahun tapi sudah buta. lebih tepatnya saat anak itu masih kecil, dia demam tinggi dan sempat kejang-kejang. membuat otot-otot di sekitar matanya kaku dan menyebabkan buta.     

Sudah lama mereka mencari dokter yang bisa menyembuhkan mata anak itu, tapi dokter berkata Bahwa anak itu harus menginjak usia yang cukup dewasa lebih dulu, barulah dia bisa menjalani operasi mata.     

itu kenapa selama ini Violet dan Daniel sering sibuk berurusan dengan para ahli syaraf dan spesialis mata. Sesekali mereka bertemu dengan Lecy yang juga sibuk bekerja.     

"Dia sudah bisa belajar menghitung, Dia semakin aktif dan aku rasa perlahan-lahan dia akan menjadi anak yang cantik dan cerdas." Ujar Violet, mengelus pelan rambut anak perempuannya yang saat ini duduk dengan tenang dan sesekali dia bertanya ada apa saja di depannya.     

"Tante Violet, apakah Lily boleh kami ajak main di kamar kami?." Qabel bertanya dengan suara yang pelan, dia memegang tangan Lily sambil mengelusnya dengan lembut. Qabel sudah Mengerti Bahwa Lily butuh teman untuk membuatnya Semakin lebih baik.     

"Mommy? boleh? Lily mau main dengan kakak Qabel." Lily mulai meraba tangan ibunya, violet yang melihat itu hanya tersenyum kecil.     

"Tentu saja, Lily boleh main dengan kakak Qabel. Pergilah sayang, katakan Pada Mommy jika kau lelah oke?." Violet Mengelus pelan rambut anaknya, lalu dengan perlahan Qabel menggandeng tangan Lily.     

Melihat kakaknya yang mau pergi, tentu saja Queen langsung mengikuti dari belakang. dia tidak pernah cemburu kakak laki-lakinya mau dekat dengan orang lain atau mempunyai teman yang banyak, karena Queen akan selalu berteman juga dengan mereka. Queen dan Qabel memang selalu di beritahu oleh Edwards, Bahwa mereka harus selalu menjaga satu sama lain. Mengasihi dan mencintai banyak orang, tidak boleh pilih-pilih teman dan selalu berteman dengan baik.     

Queen memang terkadang sangat manja, dia hanya selalu ini di turuti apa saja keinginanya. membuat Edwards beberapa kali lelah dan mau tidak mau harus memberitahu dengan nada yang sangat lembut, agar Queen dapat mengerti apa saja yang boleh atau tidak.     

Mereka bertiga masuk ke dalam kamar dan membuka jendela agar angin laut bisa masuk dengan lebih baik, lalu Qabel membuka mainan miliknya. yang berisi sebuah boneka bersuara.     

"Tekan ini dua kali, lalu kau bisa mendengarkan banyak suara-suara yang indah." Kata Qabel pada Lily, Mendengar hal itu gadis kecil tersebut langsung melakukan apa yang di perintahkan oleh Qabel. dia mulai menekan dua kali tombol yang maksudkan, dan mulai terdengar suara piano yang berdenting dengan sangat lembut dan halus.     

"Indah sekali, lagunya terdengar manis." Kata Lily sambil tersenyum.     

"Daddy membelikan ini saat kami ulang tahun yang ke-7. Bagus kan? kalau Lily mau, ambil saja." Kata Queen tiba-tiba.     

"Tidak.. Lily tidak suka ambil barang orang lain." Kata Lily dengan suaranya yang masih menggemaskan.     

"Lily tidak ambil, kan kami memberikan padamu." Qabel mulai menimpali pembicaraan tersebut.     

"Tapi kata Mommy, jangan ambil sesuatu yang bukan milik kita. Nanti kita akan mendapatkan balasan yang sakit, Walaupun kalian memberikan pada Lily. Tapi ini hadiah yang ayah kalian berikan, kalian seharusnya menyimpan dengan sangat baik." Ujar Lily lagi.     

"Kalau begitu Lily pinjam saja, kami akan pinjamkan." Kata Queen lagi.     

"Lily pinjam, saat Lily disini saja.. Terimakasih ya kakak Queen." Lily memeluk boneka itu, Qabel yang melihat hal itu hanya tertawa kecil.     

dia mengelus pelan rambut Lily dan memeluknya dengan gemas. "Kau lucu sekali, kakak jadi mau punya adik yang menggemaskan seperti dirimu." Qabel tanpa sadar sudah mencium pipi Lily berkali-kali.     

"Ish!! kakak! kakak tidak boleh punya adik lagi, nanti siapa yang akan mengurus diriku? kakak jahat sekali.." Queen sudah memukul lengan kakaknya, Qabel hanya bisa mendesis kesal sedangkan Lily sudah tertawa mendengar keributan Antara dua saudara kembar itu.     

"Iya.. Iya.. maaf, kakak hanya berandai-andai saja. Lily, mau tidak malam ini menginap saja Di rumah kita? nanti kita bisa makan malam di dekat pantai dan bisa bermain-main. mau tidak?." Qabel mulai bertanya lagi, Lily sudah mematikan suara yang dia dengar tadi dan meraba-raba tangan Qabel.     

"Memangnya Aku boleh menginap disini? kata Mommy, Paman Edwards tidak suka ada orang lain yang menginap di rumah ini." Lily bertanya dengan polos, Qabel dan Queen saling menengok dan tidak tau bahwa ayah mereka memang tidak membiarkan orang lain menginap di rumah ini.     

Mereka berdua mulai mengingat-ingat lagi, pantas saja Tante Lita tidak pernah menginap di malam hari. dia tidur di tempat lain, menginap di salah satu hotel dekat sini. Sebenarnya Qabel dan Queen selama ini tidak tau kenapa, tapi sekarang sepertinya mereka cukup paham. Karena mereka sudah beranjak remaja.     

"Nanti kakak akan tanyakan ke ayah, Aku rasa jika Lily tidak boleh menginap di rumah ini. kita bisa memasang tenda di dekat pantai dan dijaga oleh para pengawal. Pasti itu boleh, bagaimana?." Tanya Qabel lagi, Mencoba untuk meyakinkan Lily Bahwa mereka tetap bisa bersama malam ini.     

"Baiklah, Lily akan tanyakan juga pada Mommy. apakah Lily boleh menginap bersama kalian, ayo kita main yang lain. kakak punya mainan apa lagi?." Lily mulai bertanya, Qabel dan Queen sangat berantusias memberitahu apa saja mainan yang mereka punya. dari balik pintu Lita melihat interaksi anak-anak itu, dia merasa senang karena dapat merasakan kebahagiaan anak-anak yang manis tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.