Hasrat Wanita Bayaran

Kedatangan wanita tidak di undang



Kedatangan wanita tidak di undang

0Edwards sudah membeli bunga mawar putih untuk istrinya, dia Berjalan kembali ke salah satu tempat dimana tempat itu adalah sebuah makam cantik yang di buat Edwards khusus istrinya, dia berjalan dengan langkah perlahan.     
0

Menatap satu persatu pepohonan yang cukup rimbun, Edwards memang sengaja membuat makam ini seperti taman yang cantik. di kanan kirinya Terdapat bunga anggrek dan pepohonan yang indah. di bagian tanah di tumbuhi rumput kecil dan batu-batu yang cantik, terlihat seperti taman pada umumnya. Bukan sebuah makam, Kenapa Edwards membuat Seperti itu? tentu saja permintaan dari istrinya, Choon-hee ingin makan tempatnya beristirahat untuk terakhir kalinya bisa terlihat indah dan cantik..     

Edwards selalu memenuhi apapun yang istrinya inginkan, dia juga selalu memastikan taman itu terawat dengan baik. meminta pada tukang kebun dan penjaga tempat itu, ada orang-orang khusus yang memang Edwards percayai. dia tidak mau sampai tempat istrinya tidur terlihat jelek.     

Edwards menatap batu nisan yang terukir nama Choon-hee Berenice Douglas. Nama itu Terlihat begitu panjang dan berkelas, dia mulai memberikan bunga mawar putih 17 tangkai di atas batu tersebut. Lalu mengelusnya dengan lembut.     

"Sayang.. aku datang, selamat hari pernikahan kita ya. semoga cinta ini akan selalu abadi hingga ke kehidupan selanjutnya. aku mencintaimu, dan akan selalu mencintai dirimu." Edwards menyiram air mawar dan memberikan aroma yang menyegarkan.     

"Edwards..." Baru saja Edwards ingin mengucapkan kata-kata manis lainnya, sebuah suara perempuan membuatnya menengok.     

dia melihat Violet yang datang menggunakan kursi roda, didorong oleh Daniel di belakangnya. Edwards hanya diam saja, melihat bagaimana saat ini dua orang yang sudah lama tidak di lihat langsung datang.     

"Apa kabarmu?." Violet bertanya lagi, dan Edwards hanya diam saja. dia memilih Menghela nafasnya dengan pelan.     

"Aku tau, ini hari pernikahan kalian. Aku tau bahwa kau akan disini." Sekali lagi Violet berucap dengan pelan.     

"Ya.. Lalu mau apa kau kemari?." Tanya Edwards, dia memang tidak terlalu ingin berurusan lagi dengan Violet dan yang lainnya. hanya sesekali saja Edwards mau berurusan dengan Daniel, itupun hanya masalah Perusahaan dan pekerjaan saja. bukan hal lainnya..     

"Meminta maaf tentu saja, banyak kesalahan yang telah aku lakukan pada Choon-hee. aku mau menebus semua dosa-dosaku." Sekali lagi Violet berkata tanpa basa-basi, Edwards yang mendengar hal itu hanya tersenyum sinis.     

"Aku akan menunggu di mobil." Kata Daniel pada violet istrinya, ya.. mereka suami istri sekarang, Lebih tepatnya lima tahun yang lalu. saat Edwards memilih menceraikan Violet setelah Choon-hee meninggal dunia, Violet dan Daniel memilih hidup bersama. dan barulah setelah lima tahun mereka menikah, saat anak mereka meninggal dunia akibat Tabrakan mobil. Anaknya yang lahir tidak lama setelah anak-anak Edwards lahir.     

Anak yang ternyata merupakan anak Violet dan Daniel, bukan anak Violet dengan Edwards. Waktu itu, katanya Violet sedang menjemput anaknya setelah pulang dari les piano, mereka terlibat kecelakaan mobil yang cukup parah. anak laki-laki mereka meninggal dunia dan Violet cacat, kakinya patah dan harus di amputasi.     

Edwards sempat Menengok, tapi dia tidak berkata banyak hal. dia masih sakit hati dengan semua Pengkhianatan Violet padanya, tentang Nyonya Anne dan Azzhura. Tentang semua hal..     

"Daddy meminta dirimu sekali-kali datang ke Mansion Douglas, bawa anak-anakmu. Kenapa kau tidak pernah datang? padahal kau tau Nyonya Anne sudah di penjara, dan adikmu Azzhura juga sudah di tempatkan di negara lain. kau masih tidak mau menginjakkan kaki kesana?." Tanya violet, wanita itu memandangi Edwards yang sedang membelakangi dirinya saat ini.     

Edwards masih sibuk mengelus batu nisan istrinya, yang terlihat sudah bersih sejak tadi dia datang.     

Violet tetap sabar, duduk di kursi roda dan sesekali memandangi langit siang itu.     

"Tidak ada yang perlu aku lakukan lagi, untuk apa aku datang kesana? hanya menambah rasa sakit hatiku saja. Dan untuk apa kau datang di hari pernikahan aku dan Choon-Hee? kau membuat hari ini jadi buruk." Edwards berkata secara terus terang.     

"Datanglah Ke Mansion Keluarga Douglas sekali-kali, kau akan menemukan hal yang tidak kau sangka-sangka. sudah sepuluh tahun Edwards, apakah selama ini kau masih mau menangisi batu nisan yang terukir nama istrimu saja? kau tidak mau mencari kebahagiaan lain?." Tanya Violet lagi.     

"Ini hidupku, apakah aku harus menceritakan apa saja yang aku lakukan padamu? apakah kau Juga berhak mengatur-atur semuanya? pergilah Violet.. aku tidak butuh apapun darimu lagi, jangan pernah datang lagi. Jika itu bukan tentang Perusahaan atau tentang kematian salah satu dari kalian!." Edwards terlihat marah, dan Violet hanya tersenyum kecil mendengar hal tersebut.     

"kau yakin? kami hanya boleh datang jika harus mengabari kedua hal itu saja?." Violet masih mencoba untuk mengusik ketenangan hati Edwards.     

"Ya.. dan jangan pernah datang lagi, aku mohon! jangan pernah kau datang dan membuatku jadi lebih sakit. aku tidak punya waktu untuk mengurus kalian, aku mempunyai anak-anak yang harus aku urus dan aku tidak mau lagi melihat Kalian. Hubungan aku dan keluargaku, aku dan dirimu. sudah ikut mati sepuluh tahun yang lalu. Jadi sudahi semua keinginan dirimu yang selalu Mencoba mendekati aku lagi. walaupun aku tau, kau hanya mendekati aku sebagai seorang teman. tetap saja, tetap saja aku tidak mau kau dekati." Edwards memang selalu berkata jujur, dia memang tidak mau di ganggu oleh siapapun lagi..     

Walaupun itu ayahnya sendiri, karena dia sudah sangat menderita sejak dulu. dia mau merasakan kehidupannya saja bersama kedua anak-anaknya.     

"Baiklah jika itu yang kau inginkan, tapi jika kau memang sudah lebih tenang nantinya. aku harap kau mau berkunjung ke Mansion keluarga Douglas. Ayahmu punya hadiah untuk anaknya tercinta, dia mau kau melihat sendiri hadiah itu. aku yakin kau akan sangat menyukai apa yang ayahmu Berikan." Violet mulai menggerakkan kursi rodanya, pergi dari sana meninggalkan Edwards yang mulai penasaran.     

Hadiah? hadiah apa yang ayahnya mau berikan?.     

"Tunggu!." Kata Edward pada Violet, lelaki itu berbalik badan dan mulai melihat ke arah Violet.     

"Apakah hadiah ini akan membuatku lebih tenang? atau hanya akan membuatku tidak senang? apakah kalian pikir aku cukup dengan hadiah-hadiah mahal dari kalian?." Tanya Edwards dengan suara yang cukup pelan namun begitu menusuk..     

"Ini adalah hadiah yang sangat mahal, bahkan ayahmu sampai mengeluarkan banyak uang untuk hadiah satu ini. aku bahkan yakin kau tidak mampu membelinya. Hanya ayahmu dan semua rencananya, yang mampu memberikan hadiah ini padamu. datanglah Ke mansion, kami tunggu. entah besok, tahun depan, atau bertahun-tahun kemudian. kami akan tetap menunggu, tapi jangan terlalu lama ya.. Aku takut kau menyesal karena datang terlambat." Violet Tersenyum, lalu dia mulai menggerakkan kursi rodanya lagi.     

Meninggalkan Edwards yang semakin bingung.     

apa hadiah dari ayahnya?.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.