Hasrat Wanita Bayaran

menjelajahi dunia dengan dirimu.



menjelajahi dunia dengan dirimu.

0(5 bulan kemudian)     
0

Hari-hari berlalu dengan baik-baik saja, dua insan yang saling jatuh cinta itu berkeliling beberapa negara dan saling menciptakan cinta di setiap sudut Dunia.     

Mungkin buat dunia yang terlihat indah, tapi cinta mereka yang benar-benar indah. tangan yang saling berpegangan erat membuat satu demi satu cinta tumbuh di antara mereka.     

Mereka sudah tiba di salah satu negara yang sangat indah, Skotlandia.. Negara pertama yang menyandang predikat terindah di dunia adalah Skotlandia. Ya, Negara berada di kawasan Benua Eropa yang masuk dalam konstituensi Britania Raya ini, memiliki beragam keindahan alam dan budaya yang cukup menarik untuk dikunjungi para wisatawan. Yang menarik dari Skotlandia ini adalah adanya sejarah tentang "Viking" yaitu orang asli skotlandia yang menggunakan baju adat perang khas dari Negara tersebut.     

Aku dan Edwards sudah berjalan-jalan ke beberapa tempat, Skotlandia juga terkenal akan beberapa tempat wisatanya seperti Isle Of Skye yang merupakan pulau cantik dari Skotlandia, Edinburgh sebuah kota tua dari Skotlandia hingga Loch Ness yang menjadi danau terbesar di Skotlandia. Kami seperti anak muda yang tidak kenal lelah sama sekali, satu demi satu tempat-tempat kami kunjungi dan mengabadikan momen tersebut dengan kamera yang Edwards bawa.     

Beberapa kali Edwards memotret diriku dan beberapa kali juga kami membuat Video tentang perjalanan itu, Edwards berkata bahwa Video itu bisa kami lihat suatu hari nanti saat kami sudah Tua dan tidak mampu melakukan perjalanan jauh lagi.     

"Edwards sayang.. Lihat kemari, aku mau membuat album foto tentang dirimu juga!." Aku berteriak padanya, dia belakang Edwards saat ini ada bukit yang sangat cantik. Langit juga terlihat biru sempurna, aku merasa bahwa semesta sedang mendukung perjalanan kali ini.     

"Apakah aku tampan sekali dalam foto yang kau ambil?." Tanya Edwards, aku yang mendengar hal itu hanya Tertawa dan memotretnya beberapa kali. Kami juga meminta pengawal untuk memotret kami berdua saja. Kami melakukan banyak gaya dan pose yang romantis, tapi ada beberapa yang begitu lucu.     

"Hahahah.. lihat-lihat, wajahmu cantik sekali. kau seperti Dewi disini, bagaimana bisa kau semakin cantik saja?." Edwards mencubit pelan pipiku, aku hanya tertawa saja dan Memeluknya dengan erat.     

"Anak kita akan sangat mirip dengan kita nantinya, lihat saja Bagaimana ayah dan ibunya begitu mempesona." Aku berkata dengan sangat percaya diri, dan Edwards hanya mengangguk saja.     

"Ayo kita duduk di sana lebih dulu, makan siang sambil melihat pemandangan." Edwards Menggenggam tanganku, aku dan dia langsung berjalan ke salah satu tempat duduk yang memang hanya di peruntukan untuk dua orang. Kami duduk dan melihat bukit serta air danau yang begitu jernih. suasana disini sangat nyaman dan hening, maklum saja aku dan Edwards memang melakukan perjalanan di luar hari libur. jadi kami bisa menikmati tempat ini tanpa ada banyak gangguan.     

"Minum ini, ini vitamin yang diberikan dokter Lita. Aku tidak tau kenapa dia memintaku selalu memberikan vitamin padamu tepat waktu, apakah kau memang selalu lelah karena semua perjalanan yang kita lalui sayangku?." Tanya Edwards dengan sedikit pelan, aku hanya menggelengkan kepala saja.     

"Aku ini punya bayi, lihat bagaimana perutku sudah sangat besar sekarang. Bayi kita memang butuh banyak vitamin, itu kenapa Dokter Lita mau aku selalu sehat hingga waktunya melahirkan nanti." Ujarku pada Edwards.     

"Oh Iya, waktumu melahirkan sebentar lagi. kau mau pergi ke negara mana setelah ini? kau mau melahirkan di tempat yang bagus kan, aku ingat permintaan darimu waktu itu." Edwards berkata sambil membuka kotak makanan yang di bawakan pelayan. Kami memang selalu makan makanan dari koki khusus, aku tau penyakit yang aku derita saat ini mewajibkan aku makan makanan sehat. Untungnya Edwards tidak bertanya, macam-macam tentang kenapa aku mau makan makanan dari koki saja.     

"Ya, aku mau melahirkan disalah satu rumah kecil. yang menghadap langsung ke laut, Aku rasa negara Italia bisa jadi tempat itu. bagaimana jika Minggu depan kita ke Italia saja? sebentar lagi memasuki waktu kelahiran anak kita." Ujarku lagi, dan Edwards langsung mengangguk dengan sangat bersemangat.     

kami selama beberapa bulan ini telah berkunjung ke banyak negara, mulai dari Swiss, Kanada, Afrika Selatan, Indonesia, dan beberapa tempat lainnya.     

"Tentu, aku akan Persiapkan segalanya untuk pergi kesana. oh ya, kau sudah tau mau menamai anak kita siapa? apakah kau benar-benar tidak mau tau jenis kelaminnya?." Tanya Edwards lagi, beberapa bulan ini selama pemeriksaan. Aku memang tidak pernah ingin tau jenis kelamin anakku. Dokter Lita selalu datang dimanapun kami berada, di negara manapun dia akan datang dan memeriksa kondisi bayiku dan aku.     

bukan aku tidak percaya dengan dokter-dokter hebat di setiap negara, aku hanya takut saja mereka tau tentang penyakit yang aku derita, dan malah memberitahu hal tersebut kepada Edward. semakin aku mempertahankan anak ini, semakin lemah tubuhku. dalam 5 bulan terakhir ini juga aku sudah kehilangan berat badan 10 kilo, dan aku Semakin kurus. Rambutku selalu Rontok, setiap tidur malam aku berkeringat dingin dan beberapa kali muntah tanpa sebab. Untungnya Dokter Lita selalu memberikan obat khusus, agar aku tetap Terlihat baik-baik saja setiap pagi hari sampai sore.     

Itu kenapa sampai saat ini Edwards hanya sesekali saja bertanya kenapa aku terlihat pucat, dan aku hanya menjawab Bahwa cuaca sekitar membuat tubuhku sedikit dingin dan wajahku memucat. padahal dia tidak tau, Bahwa istrinya sedang merasakan sakit yang teramat dalam. Lita berkata bahwa kanker yang aku derita semakin menjalar cepat ke seluruh tubuhku. aku bahkan sudah tidak bisa melakukan hubungan intim lagi dengan Edwards beberapa bulan terakhir.     

Lita juga berkata, aku tidak bisa melahirkan secara normal. aku perlu di sesar Karena melahirkan normal adalah ketidakmungkinan. aku mengiyakan saja, selama anakku bisa terlahir dengan selamat. Lita juga berpesan Bahwa saat aku Memaksa anak itu lahir ke dunia ini, maka aku akan benar-benar kehilangan nyawa. Aku hanya bisa tersenyum mendengar semua ucapan yang dia berikan. Aku akan pergi dari dunia ini dan dari sisi Edwards..     

"Sayang, ayo makan. kau selalu melamun, kau sudah bertambah kurus semenjak hamil, jangan sampai anak kita kekurangan gizi." Edwards Mengelus pelan keningku, dia mengusap keringat dingin yang ada di sudut sana. "Kau sepertinya kurang enak badan ya, nanti kita pulang ke hotel lebih cepat saja. Agar kau bisa beristirahat lebih lama, aku jadi semakin khawatir pada dirimu. Semoga saja kau tetap baik-baik saja." Edwards menciumi sisi wajahku, aku yang merasakan hal itu hanya bisa tertawa kecil. Edwards benar-benar mencintai aku dengan sangat tulus.     

Dia memberikan semua yang ingin dia berikan.. Edwards, aku mencintaimu. maafkan aku karena sudah berbohong selama ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.