Hasrat Wanita Bayaran

Aku ingin melihat Dunia



Aku ingin melihat Dunia

0"Sayang? kau sudah bangun? kenapa aku tidak kau bangunkan?." Suara Edwards membuat aku dan Lita sama-sama menengok, aku berusaha untuk Tersenyum dan pergi ke arahnya. Menahan rasa mual dan pening yang masih teramat jelas terasa.     
0

"Hai, kau tidur nyenyak. aku terbangun karena Dokter Lita membawakan kita Sarapan, kau mau makan bersama?." Tanyaku basa-basi.     

"Tentu, selamat pagi dokter Lita. kau pasti terkesan melihat istriku yang sudah baik-baik saja kan." Edwards berkata sambil tertawa, aku hanya bisa ikut tertawa dan berpura-pura bahagia tentunya.     

"Ya.. aku kira kalian bangun siang karena masih sakit, ternyata sudah sangat sehat dan baik-baik saja. Kalau begitu aku permisi, silahkan di makan sarapannya. Dan nanti kita bertemu lagi untuk pengecekan lebih lanjut." Katanya begitu tenang, dia langsung bangun dari tempat duduknya dan memilih pergi.     

Aku yang melihat kepergiannya hanya bisa terdiam, semoga saja Dokter Lita bisa menjaga rahasia ini dengan baik.     

"Sayang? Ayo makan, aku baru sadar bahwa sejak kemarin sore belum makan apapun. aku benar-benar lapar sekarang." Ujar Edwards lagi, aku langsung Tersenyum dan menggandeng tangannya untuk pergi ke arah sofa. Aku menyadarkan sebentar kepalaku ke sisi lengannya, membuat kami terhenti melangkah.     

"Sayang? kau kenapa? semakin manja saja, aku jadi penasaran bagaimana wajah bayi kita saat datang ke dunia ini nantinya. aku yakin dia sangat menggemaskan seperti dirimu." Edwards langsung menggendong diriku, membawaku ke arah sofa lalu dia memangku tubuhku. kami berpandangan cukup lama, aku suka aroma tubuhnya saat bangun tidur. aku suka sekali saat dia menatap mataku dan memberikan senyum manis itu. apakah aku bisa baik-baik saja saat harus kehilangan semua ini?     

"Sayang? kau melamun lagi? apakah ada sesuatu yang tidak aku ketahui? apakah Kita mengatakan sesuatu? ada apa? wajahmu juga sangat pucat. kau sakit ya?." Katanya sedikit khawatir, mendengar hal tersebut aku langsung menggelengkan kepala dengan cepat.     

"Tidak, aku tidak sakit. aku hanya sedikit bingung saja, kenapa kita harus menginap di rumah sakit? padahal kita tidak sakit." Ujarku sedikit mengelak, dan dia hanya memanyunkan bibirnya dengan lucu.     

"Karena kita sebelumnya sakit, jadi kita harus di rumah sakit. Tapi aku janji, kita hanya sebentar saja disini. setelah ini kita akan pulang ke rumah baru, aku menyiapkan rumah baru untuk dirimu. di suatu negara yang sangat indah dan tenang, kita akan membangun dunia baru di tempat itu. bersama anak-anak kita, kau pasti senang saat melihat apa yang aku berikan padamu." ucapannya menambah satu beban kesakitan di relung hatiku, ucapannya sangat indah. jika saja aku tidak punya pemikiran lain yang saat ini bergelayut jelas di otak kecilku.     

Edwards? seandainya saja ada kesempatan kedua mengenal dirimu lebih lama, aku ingin sekali bertemu denganmu di kehidupan selanjutnya. Mungkin kita bisa berkenalan sebagai sepasang kekasih di masa sekolah? atau sepasang kekasih yang sering bertengkar lalu jatuh cinta. pasti sangat menggemaskan, aku ingin sekali bisa merasakan semua itu lebih lama. merasakan aroma tubuhmu Setiap hari, tanpa sebuah masalah dan tanpa sebuah alasan untuk pergi.     

Edwards? tampan sekali wajahmu, ketampanan ini membuatku jadi bertanya-tanya Seperti apa masa depan kita dan anak-anak kita nantinya.     

"Sayang.. kau jadi pendiam? kenapa? apakah aku marah padaku? sejak tadi semua pertanyaan yang ajukan selalu kau diamkan." Katanya lagi, aku hanya tersenyum dan memeluknya. aku hanya ingin merasakan kedekatan ini lebih lama, sebelum aku... sebelum aku.. sebelum aku.. Meninggalkan dunia ini selama-lamanya.     

"Aku hanya merindukan dirimu, sampai aku mengira bahwa kau adalah bagian dari mimpi yang akan hilang, terimakasih banyak Edwards. kau mau memberikan hal-hal yang tidak pernah aku dapatkan di dunia ini. Rumah yang kau bicarakan, pasti sangat indah dan menawan. karena kau adalah pria yang begitu sempurna, semua yang kau berikan padaku dan anak-anak kita nantinya. Pastilah sesuatu yang luar biasa hebat. Apakah kau mau menuruti satu persatu keinginan yang aku punya?." Tanyaku pelan, dan aku dapat merasakan anggukan pelan dari balik punggungku.     

"Katakan, apa saja yang kau inginkan?." Tanya Edwards lagi.     

"Apakah kau punya waktu untuk libur selama sebulan ini?". Tanyaku lagi.     

"Aku bisa libur kapanpun dan selama yang kau inginkan, apa yang sedang kau rencanakan?." Tanya Edwards sekali lagi.     

"Ayo keliling dunia." Aku melepaskan pelukan dari tubuhnya, lalu menatap matanya dengan lekat. "Ayo keliling dunia, menikmati satu persatu negara yang belum pernah aku kunjungi, Ayo kita membuat sebuah album foto dan video tentang perjalanan bahagia kita. jadi suatu hari nanti, anak-anak kita bisa melihat bagaimana kita sangat bahagia..Kau mau?." Aku bertanya dengan nada yang lemah lembut, menatap matanya yang sudah berbinar itu.     

"Tentu, kita akan keliling dunia. seberapa lama kau mau pergi? kita akan mengelilingi satu persatu negara dan menciptakan kenangan disana, Setiap sudut di dunia ini akan memberikan kesan romantis. aku akan melihat dunia dengan cara berbeda sekarang, dengan cara cinta di matamu. Sayangku? kita akan berlibur bersama dan menciptakan momen yang indah, kau punya banyak waktu untuk melakukan ini. Tapi karena kau memintanya sekarang, maka akan aku berikan. Jadi? negara pertama mana yang mau kau kunjungi?." Tanya Edwards lagi.     

"Emmmm.. Mungkin, Swiss?kau mau kesana? aku melihat bahwa negara itu sangat indah dan menawan. aku ingin sekali menginap di sebuah villa yang di depannya terdapat gunung dan danau. wah.. pasti menyenangkan, udaranya juga pasti sangat dingin. ayo kesana!." Ujarku berantusias.     

"Tentu, kita akan liburan kesana! sekarang yang lebih penting adalah kita makan. bolehkah aku makan dan mengisi daya? setelahnya kita mengobrol lagi." Mendengar ucapan Edwards aku langsung Tertawa, aku sampai lupa bahwa dia memang kelaparan sejak tadi. aku sudah mau bangun dari pangkuannya. Tapi dia langsung menahan tubuhku dengan cepat.     

"Aku mau makan sambil kau suapi, jadi duduk saja begini. dan suapi suamimu ini sayangku." Katanya dengan begitu manja.     

"Kau ingin, kau akan menjadi seorang ayah tapi masih saja manja. baiklah, sebelum anak kita benar-benar lahir ke dunia ini. maka kau akan menjadi bayi besar yang akan aku urus dengan sangat baik. Jadi.. bayiku yang menggemaskan, kau mau makan apa?." Tanyaku lagi.     

"Makan bibirmu sayang." Katanya meledek Diriku.     

"Ya!! kau mau mati?." aku berdecak kesal dan dia Tertawa, pada akhirnya aku mengambilnya beberapa makanan dan menyuapinya dengan penuh cinta. Kami menghabiskan waktu sarapan dengan semua obrolan manis dan tentang masa depan. Ya.. biarkan seperti ini, seolah-olah kami tidak pernah punya masalah. aku akan memastikan bahwa Edwards mendapatkan semua kenangan manis tentang aku, agar suatu hari nanti Jika aku pergi. dia akan melihat diriku di setiap sudut bumi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.