Hasrat Wanita Bayaran

Ucapan dokter Lita



Ucapan dokter Lita

0(Choon-hee POV)     
0

Keesokan harinya, ketika matahari secara malu-malu mengintip dari celah jendela. aku Terbangun dan melihat ke samping, suamiku masih tertidur dengan sangat nyenyak. aktivitas kami memang sangat menyenangkan setelah beberapa hari tidak bertemu. aku mengusap pelan wajahnya, dia masih terlihat mendekur dengan nyaman. Mungkin aku tidak akan bangunkan dia lebih awal, biarkan saja Edwards tidur dengan nyenyak hari ini.     

Aku mencoba untuk bangun dari tempat tidur, rumah sakit ini terasa seperti hotel bintang lima. aku tidak bisa merasakan perbedaannya jika tidak tercium sedikit aroma obat-obatan. Saat kaki ini menapak di lantai, aku merasa seperti melayang. Perutku juga terasa mual dan kepalaku sakit sekali, kenapa? apa aku kelelahan karena bercinta tanpa henti? Tapi tidak biasanya.     

Aku mencoba untuk duduk lebih dulu, memijat keningku yang memang sangat pening. ahh.. sepertinya aku harus minta vitamin pada Dokter Lita nanti, baru saja aku memikirkan dia. dia sudah datang mengetuk pintu dan masuk ke dalam, dia datang bersama pelayan dan membawakan banyak makanan.     

"Hai, selamat pagi. aku mengganggu? sepertinya kalian benar-benar menuntaskan banyak kerinduan." Kata Dokter Lita padaku, aku hanya tertawa saja. Lalu memilih untuk berjalan ke arah sofa.     

aku berjalan dengan langkah pelan, karena masih terasa mual dan pusing. Aku duduk di sofa, dan dokter Lita ikut duduk. "Aku bawakan makanan sehat untukmu dan Edwards, siang ini Edwards harus di periksa lagi. melihat apakah lukanya masih basah atau tidak." Kata Dokter Lita, mendengar hal itu aku baru sadar satu hal. Bahwa Edwards memang masih terluka.     

"Astaga, aku lupa! aku bahkan mengajaknya mandi air hangat kemarin sore. Dan aku tidak memikirkan tentang lukanya? bagaimana ini? apakah akan infeksi?." Tanyaku panik, aku sudah mau bangun dari tempat duduk. Tapi saat aku bangun, saat itu juga perutku terasa bergejolak. "Ahh.. kenapa rasanya aku sangat mual dan pusing?." Kataku pelan, aku duduk kembali. mencoba untuk menenangkan diri dan memilih mengatur nafas Dengan baik.     

"Kau tidak enak badan?." Tanya Lita padaku.     

"Sedikit aku rasa, aku terlalu kelelahan mungkin. Apakah kau punya vitamin? aku sepertinya butuh vitamin." Ujarku tanpa melihat ke arahnya, beberapa pelayan yang tadi ada di depanku. kini di suruh pergi oleh Lita, aku tidak tau kenapa. aku tidak berniat untuk bertanya juga.     

"Kenapa?." Tanyaku bingung.     

"Kau minum ramuan ini lebih dulu ya." Kata Lita padaku, aku melihat gelas yang cukup besar. Di dalamnya terlihat minuman Seperti Teh, tapi aku rasa itu bukan sejenis Teh.     

"Apa?." Tanyaku lagi, aku mencium Aromannya. Terasa hangat dari aroma yang aku cium.     

"Teh hangat, aku tambah beberapa daun sirsak untuk membuatnya menjadi ramuan yang bagus." Ucapan Lita membuatku sedikit bingung, untuk apa menambahkan daun lain? ahhh. dia suka sekali bereksperimen dengan Teh yang akan aku minum.     

aku diam saja, meminum Teh hangat yang terasa hambar tapi sedikit aneh ketika tersentuh di lidahku. Saat aku meminumnya, baru tercium aroma obat herbal yang aku rasa memang sengaja Lita taruh di dalam minuman ini. aku menelannya hingga habis, setelah habis. aku menaruh lagi gelasnya di atas meja, sedikit mengecap rasanya beberapa kali. Rasa hangat dan aroma herbal membuatku jadi lebih baik.     

"Lumayan menghangatkan perutku yang sangat mual." Kataku padanya, dia mengangguk dan tersenyum kecil.     

"Kau akan minum dua kali sehari, aku akan siapkan pelayan yang akan menyediakan minuman ini. Bagus untuk ibu hamil." katanya pelan, aku yang mendengar hal itu iya-iya saja. Lagipula apapun yang dia berikan pasti bagus untuk tubuh, dia dokter. jadi dia yang lebih tau apa saja yang tubuhku butuhkan.     

"Oh ya, Dokter Lita. aku penasaran tentang kenapa aku di bawa secara terburu-buru ke sini. apakah terjadi sesuatu yang serius padaku? atau pada Edwards? tapi sepertinya tidak. Karena kami Berdua terlihat baik-baik saja." Aku yang memang sudah mau bertanya ini dari kemarin, baru sempat bertanya sekarang. Dokter Lita memandang wajahku dengan lekat, dia benar-benar menatap mataku dan menghela nafasnya pelan.     

"Kau merasa ada yang aneh? aku hanya mau mempertemukan dirimu dan Edwards saja." Ujar Dokter Lita lagi.     

"Kau bohong, aku yakin ada sesuatu yang terjadi? ada apa?." Aku masih bersikeras Bertanya padanya, dan dia hanya menggelengkan kepalanya pelan.     

"Kau yakin? jangan menutupi apapun padaku, aku punya firasat yang tidak baik dengan semua ini." Aku memegang tangannya, menatap matanya dan meminta agar Dokter Lita memberitahu apa yang terjadi.     

dia sempat enggan menjawab, tapi dia melirik sebentar ke arah tempat tidur. menatap Edwards yang masih tertidur dengan nyenyak.     

"Kau yakin mau tau?". Tanyanya lagi.     

"Ya, apa?." Aku mulai berbisik pelan, aku rasa ini ada hubungannya dengan Edwards. karena dia sempat melirik suamiku itu, astaga. aku mohon bukan hal serius yang akan memisahkan aku dengan Edwards lagi.     

"Kau terkena Kanker Serviks." Empat kata yang Dokter Lita katakan dengan sangat pelan, membuatku langsung terdiam. aku menatap matanya semakin lekat, Memastikan bahwa dia Sedang tidak Bercanda, tapi aku yakin dia benar-benar tidak bercanda. melihat bagaimana matanya memperjelas semua hal yang sedang aku pikirkan.     

"Apakah sudah parah?." Tanyaku lagi.     

"Tidak, belum sampai tahap yang parah. Kami harus memeriksanya lebih lanjut, tapi untuk saat ini. aku belum katakan pada Tuan Edwards, tadinya aku tidak mau katakan padamu juga." Ujarnya jujur.     

"Jangan katakan pada Edwards, dia tidak berhak merasakan kesedihan karena istrinya sakit." Ujarku sangat yakin, aku memegang tangannya lagi. "tolong, rahasiakan ini dari semua orang. Aku akan melakukan semua pengobatan, tapi aku tidak mau orang lain sedih. Kau bisa rahasiakan ini?." Aku meminta dengan pelan, lalu kami berdua sama-sama melirik ke arah Edwards yang masih tertidur.     

"Dia terlalu banyak merasakan Kesedihan, aku tidak mau dia merasakannya lebih dalam." kataku sekali lagi, aku merasa ini seperti mimpi. Tapi aku yakin ini bukan mimpi biasa, ini mimpi buruk yang akan membunuh diriku yang asli. Aku tidak mau sampai Edwards tau dan hal itu membuatnya semakin sedih dan terpuruk. masalah kami Sudah sangat banyak, aku tidak mau menambah beban lagi padanya.     

"Bagaimana jika kau butuh operasi dan hal lainnya?." Tanya Lita padaku.     

"Aku yakin, aku akan baik-baik saja. Tenang saja Dokter Lita, aku akan baik-baik saja.. anakku dan aku akan sehat dan kami akan membangun rumah kecil di sebuah tempat yang indah. aku, Edwards, dan anak-anak kami. Kau harus percaya kekuatan doa dan harapan." Ujarku lagi, aku melepaskan genggaman tangan darinya. lalu mengambil buah-buahan yang ada di depanku, menyingkirkan rasa takut yang perlahan hinggap di sisi hati paling dalam     

aku takut?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.