Hasrat Wanita Bayaran

Aku butuh Pelukan



Aku butuh Pelukan

0(Choon-Hee POV)     
0

Aku terbangun dengan rasa dingin dan nyeri di Seluruh tubuh, saat aku melihat sekitar dan ternyata masih di ruangan yang sama. Padahal aku berharap sudah ada di dekat Edwards, ah.. aku merindukan suamiku. Aku merindukan dia yang selalu memeluk diriku dengan hangat.     

Mataku melirik ke samping, ada dokter Lita yang sudah tersenyum manis. "Bagaimana keadaanmu Choon-Hee? aku datang jauh-jauh untukmu." Katanya dengan senyum yang manis, aku hanya mengangguk saja. setidaknya ada satu orang yang cukup aku kenal disini.     

"Bagaimana kandunganku? kenapa aku bisa di infus?." Tanyaku bingung, dia lagi-lagi Tersenyum dan mengelus pelan rambutku.     

"kau jangan khawatir, bayimu baik-baik saja. Kau terlalu lelah Karena banyak pikiran. Kau memikirkan Edwards? jangan pernah berpikir terlalu keras Choon-Hee, kau harus ingat di bandingkan hal lainnya. Bayimu adalah hal yang harus kau jaga dan kau rawat, kau hanya perlu menjadi ibu yang baik dan tetap berdoa sebagai seorang istri. Terkadang, masalah datang tanpa tau malu dan terburu-buru. Tapi kita sebagai manusia yang berakal, hanya harus memahami semua keadaan yang terjadi." Dia menatap sangat lembut, aku memegang erat tangannya dan menghela nafas pelan.     

"bisakah aku memeluk dirimu, aku butuh tempat untuk bersandar." Kataku pelan, dia langsung mengangguk dan membantuku setengah bangun. Lalu dia memeluk diriku dengan erat, aku merasakan aroma bunga yang segar dari tubuhnya. aroma yang membuatku benar-benar tenang dan nyaman, Dokter Lita begitu perhatian. aku tau apapun yang di berikan padaku adalah ketulusan, aku yakin dia akan menjaga diriku dan anakku.     

"Terkadang, seseorang yang sedang sedih. Tidak butuh hal lain selain Pelukan. Kau tau kenapa?." Tanyanya pelan, kami masih berpelukan cukup lama. Lebih tepatnya aku tidak mau lepaskan.     

"Kenapa? aku senang berpelukan." Kataku dengan suara yang kecil sekali, aku jadi ingin bermanja-manja dengan seseorang. Tapi karena disini hanya ada Dokter Lita, aku hanya bisa bermanja-manja dengannya.     

"Karena, Pelukan dapat memberikan rasa aman dan mengurangi stress. Individu yang kerap dipeluk secara rutin saat masa kecil memiliki simptom stress yang lebih rendah dibandingkan individu yang jarang dipeluk di masa kecilnya. Pelukan dari ibu akan memberikan ketenangan pada bayi sehingga membantu membentuk sifat-sifat positif dalam masa tumbuh kembangnya. Sayangnya, beranjak dewasa, pelukan menjadi hal yang jarang kita lakukan atau kita dapatkan. Pelukan singkat dan sentuhan yang lembut dapat mengurangi kecemasan yang kita rasakan. Jadi.. jika kau sudah punya anak nantinya, sering-sering memeluknya ya? agar dia tidak terlalu stress dengan kejamnya dunia ini." Aku sedikit tertawa mendengar ucapan dokter Lita, lalu melepaskan pelukan darinya.     

Dia menyentuh perutku yang memang sudah lebih membuncit, aku sampai tidak sadar Bahwa bayiku terus bertambah seiring berjalannya waktu.     

"apakah pelukan darimu juga dapat membuatku lebih tenang? karena aku merasa seperti itu, aku merasa diriku butuh seseorang di sampingku. Mendengarkan semua keluh kesahku dan kesedihan yang sedang aku Rasakan." Aku berkata jujur sekali lagi, dan dokter Lita sudah mengambil salah satu bangku lalu duduk di dekatku.     

"Saat berpelukan, tubuh kita mengeluarkan hormon oksitosin dalam kuantitas yang banyak. Hormon ini adalah salah satu hormon yang meningkatkan perasaan dekat, kepercayaan dan koneksi dengan orang lain. Saat hormone oksitosin ini diproduksi dan menyebar dalam otak, neuron-neuron bekerja dengan maksimal yang kemudian memberikan sinyal untuk mempercayai orang lain. Inilah yang menyebabkan perasaan kesepian atau loneliness berkurang saat kita menerima pelukan dari orang yang kita sayangi. di umur-umur kehamilan muda Seperti ini, memang sangat wajar Bahwa kau akan sangat manja dan membutuhkan banyak perhatian. Memang seharusnya kau dekat dengan beberapa keluargamu. Karena wanita selalu butuh tempat untuk bersandar di tempat yang tepat." Aku yang mendengar penjelasan dari Lita hanya bisa menghela nafas pelan.     

"Aku butuh suamiku, ibuku, ayahku.. aku butuh mereka untuk berasa di dekatku. sudah sejak kecil aku di tinggalkan dan haus akan kasih sayang, sekarang saat aku sedang hamil dan memang membutuhkan mereka, Tuhan ambil mereka dan jauhi dari sisiku. kenapa? apakah aku memang tidak pantas hidup bersandar pada orang lain? padahal aku tidak sekuat yang mereka duga, padahal aku sejatinya sangat lemah dan butuh pelukan dari semua orang. aku sedih, aku terpuruk pada keadaan yang membuatku tidak bisa berteriak kencang dan menyalahkan dunia ini. kenapa?     

satu pertanyaan yang selalu ada di otak kecilku, kenapa rasanya kebahagiaan enggan berlama-lama di sisiku. saat aku sadar ada kebahagiaan di depan mata, maka saat itu juga kebahagiaan tersebut lenyap tanpa aku sangka-sangka. aku hanya takut, saat tiba saatnya nanti. aku harus berjalan seorang diri lagi, tanpa ada orang lain yang bisa aku ajak untuk berjalan bersama. Bahkan aku takut anakku juga meninggalkan aku, dan aku sendirian lagi? lagi.. kata itu seperti sahabat dalam hidupku." Aku berucap lemah.     

Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan saat dunia mendadak berpaling, helaan nafas dokter Lita dapat aku dengar. dia memegang kedua tanganku dan memberikan semua kekuatan yang dia punya, dia bingung. sama seperti diriku, dia resah. sama seperti diriku..     

Bagaimana cara hati ini bisa baik-baik saja? saat semua hal yang aku sangka indah, harus habis di telan sang waktu. Rasanya hidupku seperti kepahitan yang tanpa ada rasa manis sama sekali.     

Perlahan-lahan rasa pahit itu membuat lidah perasa hambar, hingga aku tidak bisa merasakan hal lainnya. tidak tau rasanya manis, pedas, asam, asin.. lalu aku tidak tau apa arti bahagia sesungguhnya.     

Apakah memang aku sudah mati rasa?     

Itu kenapa saat ini aku tidak bisa menangis? aku tidak menangis saat ibuku pergi dan Edward tidak disini. aku hanya merasa ada satu yang hilang dari hatiku, apa itu? keramaian..     

Karena aku mendadak sangat kesepian setelah bangun dan melihat lagi dunia ini.     

"Choon-Hee, sore ini akan keluar hasil laboratorium tentang kesehatanmu. aku berharap kau sudah cukup sehat untuk bisa pergi menggunakan helikopter, agar kita bisa langsung menemui Edwards. Tadi pagi-pagi sekali, saat aku datang dan memeriksa dirimu. aku langsung mengambil sampel darahmu dan yang lainnya, aku menyuruh teman yang paling aku percayai untuk pergi ke rumah sakit terdekat dan menguji sampel darah itu. kita tunggu hasilnya ya, aku yakin kau bisa baik-baik saja. Kita akan menemui Edwards dan mencari tau tentang ibumu, kau jangan khawatir. semua Tim khusus milik Edwards sudah bergerak cepat untuk menemukan siapa dalang di balik ini semua dan juga mencari ibumu.. Kau hanya perlu berdoa..     

apakah kau percaya padaku?." Tanyanya pelan.     

Aku mau tidak mau langsung mengangguk dan meminta pelukan lagi padanya. Aku akan percaya, aku selalu percaya pada orang-orang di sekitarku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.