Hasrat Wanita Bayaran

Kesedihan yang membuat keadaan terpuruk



Kesedihan yang membuat keadaan terpuruk

0Matanya melihat sekitar, dia terbangun dari kegelapan yang masuk ke dalam kegelapan lainnya, Choon-hee melihat ke sekeliling. dia terikat dalam ruangan kosong yang terasa begitu hampa, matanya terasa berat sekali. Dia ingin menangis, entah kenapa dia mau menangis dengan cukup kencang. dia melihat tangannya di ikat oleh tali yang cukup kuat.     
0

dia mencoba untuk melepaskan tali tersebut, tidak berapa lama tali yang mengikat pergelangan tanganya sudah terlepas, namun luka baru terbentuk di sisi punggung tangannya. Mengeluarkan cukup banyak darah, menyebabkan Choon-hee merasakan sakit begitu banyak..     

Namun saat ini pikirannya hanya menginginkan satu hal, dimana dia harus Pergi dari sini dan mencari pintu keluar. kenapa dia bisa terjebak pada ruangan kosong? Dia harus mencari suaminya, Edwards pasti sendirian saat ini. Edwards pasti membutuhkan dirinya. Hanya Choon-hee yang bisa membantu Edwards Hanya dalam semua keadaan yang sudah tidak baik baik saja, dengan cepat dia juga melepaskan ikatan di kakinya. Lalu Membuang tali tali tersebut ke sembarang arah.     

dia mengambil bangku yang sudah sangat berdebu lalu menaruhnya di dekat tembok, mengarah pada Sisi jendela yang masih bisa dibuka.. Walaupun jendela ini tidak terlalu besar, beruntung tubuh Choon-hee yang memang kurus dan kecil.     

Hanya dengan sekali lompatan, dia mampu keluar dari gudang. walaupun rasa sakit semakin menjadi-jadi, namun dengan menghipnotis sendiri pikirannya, dia memastikan Bahwa saat ini dirinya harus bisa menemui Edwards. dimanapun suaminya berada, Choon-hee harus menemuinya.     

Choon-hee merasa tubuhnya enteng sekali, tidak membawa apapun, dirinya mengambil jaket yang sedang di jemur di taman belakang. Lalu dia keluar lewat pintu belakang, berjalan cepat sebelum kegelapan ini mengetahui bahwa Choon-hee sedang melarikan diri     

Rasa telapak kakinya yang menginjak aspal halus, membuat rasa panas dan kering. Tanpa bantuan alas kaki, Choon-hee berlari.. berlari menjauh dari ruangan yang saat ini menjadi rumah kecilnya, rumah yang sejak kecil memberikan kasih sayang padanya. Berlari dari semua kenyataan dan semua kenangan yang tercipta, semua hal itu harus runtuh dan luluh lantak..     

Mengerti bahwa kepedihan harus me-rajai sisi kehidupan yang tidak berhenti sama sekali, menduduki posisi yang tidak pernah baik.. Choon-hee mengerti, mungkin memang jalan hidupnya harus menanggung banyak kepedihan..     

Jika dulu dia mampu hidup karena ingin bertemu keluarnya, sekarang dia harus hidup untuk apa? saat ibunya sudah meninggal dunia dan Edwards tidak tau dimana. EDWARDS? Mommy? Kalian dimana.. aku dimana? kenapa aku hanya bisa melarikan diri pada tempat yang tidak aku ketahui?.     

Seperti apa kehidupan Choon-hee nantinya? seperti apa warna langit setelah semua ini? seperti apa harum hujan setelah semua kesedihan ini?     

Apakah warna mawar tetap indah? apakah durinya tetap tajam? walaupun Choon-hee masih bisa senyum, mungkin tak selepas dulu.     

Kakinya masih tetap tegak menyusuri jalan panjang, langkah kakinya masih kuat dalam menerjang dinginnya malam.. Tubuhnya tidak menggigil, namun pikirannya hampir terbang meninggalkan kesadaran. Berkali-kali Choon-hee menggelengkan kepalanya, meminta otaknya untuk terus fokus dan bekerja keras. Berkali-kali mulutnya meminta Tuhan untuk membantu, berkali-kali juga berharap ada seseorang yang mampu mendengar permintaan Tolongnya..     

Namun tetap saja, disini Choon-hee masih sendirian. ditemani terangnya bulan dan indahnya bintang-bintang..     

Jika angin malam bisa menyampaikan satu pesan, Choon-hee ingin sekali memintanya. sampaikan pesan pada EDWARDS, sampaikan bahwa selama ini Choon-hee sudah salah. Salah mengira Bahwa mereka akan selalu bersama.     

Lihatlah sekarang? Choon-hee hanya bisa sendirian tanpa ada yang menemani.     

Jika saat ini Edwards menatap bulan di atas langit, Choon-hee berharap bulan juga menyampaikan pesannya. sampaikan bahwa Choon-hee merindukan suaminya, katakan bahwa Choon-hee ingin bertemu dan Memeluknya.     

Lalu jika bintang indah itu yang sedang Edwards perhatikan, sampaikan juga pada Edwards. bahwa Choon-hee begitu mencintainya, mencintai setiap sisi yang membawa masa lalu. Choon-hee ingat saat pelukan Edwards dibawah langit yang sama, Choon-hee ingat janji suaminya. Semua berubah setelah dunia suka bermain-main. Tuhan.. Tuhan tolong, aku tersesat..     

Pada kesedihan tanpa ujung.     

Benar kata orang, cinta bukan untuk saling berkata bahwa kita cinta.. Namun dimana saat kita mengalah untuk sang kekasih yang dicinta, benar saat masalah menghantam. Bukan menyalahkan siapa yang bersalah, Namun berbicara baik baik lalu saling meminta maaf.     

Kenapa Choon-hee lupa sumpahnya sendiri? kenapa dia lupa janji suci yang sudah dirinya katakan di depan Tuhan?     

Jika suaminya tersesat, seharusnya Choon-hee membantu mencari jalan pulang.. Jika masalah terus menerus menghantui, seharusnya Choon-hee menopang semua itu dan menggenggam tangan suaminya untuk terus bersama-sama kan? tapi kenyataannya, Choon-hee tidak pernah melakukan itu semua. Itu hanya ada dalam pikirannya dan menjadi angan-angan tak tersampaikan.     

Mereka di pisahkan, hanya karena Dirinya hamil dan tidak bisa berada di sisi suaminya.     

Bagaimana bisa Choon-hee menjujung tinggi kehormatan keluarganya? saat tidak ada satu orangpun yang bisa Choon-hee selamatkan..     

langkah kaki Choon-hee terhenti, dirinya berjalan ke sisi pohon. Membiarkan Tubuhnya terduduk dan beristirahat, Untuk apa Choon-hee memaksa hidup? jika kehidupan tidak menginginkan? kenapa selama ini dia terus memaksa, kenapa setiap perjuangannya harus berakhir dengan penderitaan? kenapa jalannya selalu salah, apakah Karena Choon-hee memulai semuanya dengan cara yang salah? apakah karena dia datang hanya untuk uang?     

Sialan!!!     

"Sialan!!! apa artinya uang saat ini! hingga kau ambil ibuku! hingga kau ambil suamiku! bagaimana suamiku saat ini? bagaimana keadaannya! sialan! aku tidak butuh uang... aku tidak butuh uang!!.." Choon-hee merasa dirinya menangis, setelah dia menyalahkan Tuhan atas semua yang terjadi.     

Siapa Choon-hee? hanya benalu yang hinggap di keluarganya, tidak ada keuntungan jika dia memaksa hidup lebih lama. Yang ada hanya kerugian karena sudah menyebabkan banyak masalah.     

Biarkan saja, Choon-hee ingin benar benar membiarkan jalan ini Tuhan yang atur saja.. dia tidak ingin membuat pilihan lagi, tidak ingin mempersulit keadaan lagi. biarkan menjadi bayangan, melihat baik baik dari sisi yang jauh.     

Sambil merasakan kesakitan dan rasa ngilu di tubuhnya, Choon-hee memejamkan matanya perlahan-lahan Karena rasa kantuk dan lelah sudah meminta untuk dipenuhi.. Kegelapan menghinggapi Tubuhnya, lalu semuanya hening.. hanya ada suara binatang malam serta sapuan lembut angin yang berhembus melewati tubuhnya saat ini.     

***     

"Choon-Hee!!! astaga!!! Dokter!? pasien kejang-kejang!." Ree yang terbangun melihat tubuh Choon-hee kejang-kejang langsung berteriak sangat kencang.     

dokter langsung masuk ke dalam dan memeriksa keadaan Choon-hee, mereka cukup panik karena tidak biasanya seorang wanita yang tertidur bisa kejang-kejang seperti ini.     

"Tabung oksigen!!! Pasien mengalami penurunan pernafasan!!." Dokter langsung berteriak pada perawat, yang ada di luar langsung berlari masuk membawa tabung oksigen yang masih tersedia.     

Dokter dan perawat semaksimal mungkin membantu Choon-Hee untuk baik-baik saja, Ree yang melihat itu langsung menghubungi Lee. karena dia benar-benar panik saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.