Hasrat Wanita Bayaran

Rencana Violet



Rencana Violet

0"Bella membawa Choon-Hee dan Nyonya Berenice ke suatu tempat, lebih tepatnya. Bella membawa mereka ke salah satu rumah yang dulu menjadi tempat meninggalnya ibu Bella. dia mau membunuh Nyonya Berenice disana." Kata Violet, mendengar hal itu Edwards langsung terdiam.     
0

beberapa saat Edwards menatap mata Violet dan mencari kebohongan dari matanya, tapi tidak ada. Edwards tau istrinya ini sedang berkata jujur, akhirnya Edwards menghela nafasnya dan mengangguk. "apa yang kau inginkan?." Tanya Edwards. "Katakan apa yang kau inginkan, dan beritahu aku dimana tempat itu berada." Kata Edward lagi.     

"Baiklah, puaskan aku sekarang. aku akan berikan alamat rumah Bella yang dulu." Ujar Violet tanpa basa-basi.     

Edwards menghela nafasnya pelan, mau tidak mau dia harus memuaskan violet dengan baik.     

Edwards mulai mengecup bibirku sekali lagi,Bukan hanya kecupan, Dia menjilat bibirku dan Menggigitnya dengan penuh nafsu. aku di buat melayang lagi, Namun aku tau akan terjatuh lagi setelah ini. Tapi aku tidak peduli, aku tetap menciumnya dan Merasakan setiap Saliva hangat yang di berikan padaku.     

aku meremas kuat Rambutnya, aku berharap Edwards juga hilang akal dan memperkosa diriku dengan sangat kencang, Karena aku ingin! aku ingin Batang besar yang juga sudah berdiri tegak di bawah sana.     

Semakin aku merasakan ciuman Edwards, semakin basah saja Milikku. Aku rapuh dan aku sudah Terjatuh, saat tangan Edwards sudah Menjelajahi setiap jengkal tubuhku. ketika tangan besarnya tiba-tiba meremas payudaraku, aku melenguh dan Mengigit bibir bawahnya sangat kencang. Aku rasa bibirnya berdarah, tapi aku tidak peduli.     

Aku tidak peduli karena hasrat Sex-ku sudah bangkit dan aku mau menuntaskannya.     

Sekali lagi Edwards meremas payudaraku, aku menatap matanya dan melepaskan ciuman dari bibirnya. "Puaskan aku Edwards! aku sudah lama merindukan dirimu!!." kataku padanya.     

"Kau memang Pelacur! kau meminta Sex pada banyak Lelaki." ucapan Edwards membuatku tersenyum kecil, Lalu membuka bajuku dan membiarkan tubuhku telanjang.     

Edwards menatap tubuhku dan Menjilat Puting payudaraku lebih dulu, Dia menjilat dengan sangat lembut. membuatku tersiksa karena Jilatan itu membunuh seluruh Indra di kulitku.     

"Kau pandai membuatku kehilangan akal...ah.." Aku mengelus lembut lengannya, lalu membiarkan saja dia mengecup, menjilat dan mengigit kedua payudaraku.     

Belum aku bersiap untuk pemanasan yang lebih lama, aku dapat merasakan sesuatu menembus jauh ke dalam sana.     

Edwards memompa tanpa ampun dan menyentaknya dengan kasar, "Yeah... Baby.. yeah.. oh good...." aku sudah mendesah nikmat dibawah tubuhnya.     

Edwards menatap mataku tanpa tatapan kenikmatan, tapi tatapan jijik dan terus memompa tanpa henti. aku sudah sangat kesakitan, Sebab junior Edwards yang besar dan dimasukan dengan cara paksa lalu tempo yang sangat cepat.     

Inti terdalamku terasa terkoyak paksa dan tubuhnya terasa terbelah menjadi bagian-bagian terkecil.     

kami hanya memakai satu gaya dan itu sudah hampir setengah jam, aku sudah kelelahan karena klimaks dua kali. Namun Edwards masih dengan kuat memompa semakin dalam ke tubuhku.     

Tak berapa lama, dia melepaskan juniornya dan melepaskan banyak benih ke atas perutku. aku tersenyum senang saat melihat semua benih itu menghangatkan perutku.     

Edwards membersihkan juniornya lalu memakai lagi celananya, aku sudah terkapar lemas di atas sofa. Edwards yang melihat itu hanya Melirik kecil lalu meninggalkan diriku begitu saja seperti pelacur pada umumnya. "Kirimkan alamatnya sekarang." Kata Edward, dia meninggalkan aku dan berlalu pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.     

Setelah kepergian Edwards dari ruangan itu, aku Membiarkan saja dirinya telanjang di atas meja. Satu Pengawal yang memang di perintahkan untuk membawa diriku pergi, cukup kaget melihat diriku yang masih telanjang.     

"Tunggu." Kataku padanya, membuatnya berhenti dan menutup pintu ruangan dari dalam.     

"Ada apa Nona?." Tanya pengawal itu, mata si pengawal sudah menatap tubuh seksiku dengan pandangan mesum.     

aku bangun dari sofa, lalu duduk dengan seksi dan menatap ke arah Pengawal tersebut dengan sensual. "Bisakah kau Berikan padaku video cctv beberapa menit yang lalu?." Tanyaku dengan suara yang sangat lembut.     

"Tentu saja, tapi mungkin tidak gratis." Kata si pengawal yang sudah melihat nikmat tubuhku dari depan pintu.     

"Berikan padaku video itu sekarang, setelah itu kembali kemari." aku memberikan perintah pada Pengawal itu, dia mengangguk dan berjalan pergi untuk mengambil video cctv yang dimaksud olehku. aku tau betul Bahwa dia adalah Pengawal yang bisa di perbudak. Terlihat jelas bagaimana tatapan matanya tadi, jika dia pengawal yang berpengalaman. Tidak mungkin dia menatap tubuhku dengan begitu dalam.     

aku duduk dengan tenang dengan tubuh telanjang, menunggu pengawal itu selesai mengambil cctv. pintu ruangan terbuka, pengawal itu memberikan satu flashdisk kecil kepadaku.     

aku tersenyum manis ke arah polisi yang cukup tampan dan umurnya masih terlihat muda.     

"Berapa umurmu?." Tanyaku basa basi,     

"30 Nona." Kata pengawal tersebut.     

"Oh..." Aku bangun dari duduknya dan mulai mencium bibir si pengawal, untungnya Ruangan ini cukup sepi. mungkin yang lainnya sudah ikut Edwards pergi mencari Choon-hee. aku mencium dengan sangat lihai dan membuat si pengawal langsung mengerang nikmat.     

aku melepaskan ciuman tersebut dan mulai membungkuk membelakangi tubuh si Pengawal, dia membuka celananya dengan cepat dan memasukan juniornya ke dalam lubang milikku dari belakang. aku hanya menikmati saja sex dari seorang pengawal tingkat rendah.     

Permainan yang dia Berikan itu cukup hebat, aku menahan diri untuk tidak berteriak seperti saat Bermain dengan dewa. aku tidak mau dikatakan bahwa aki ini pelacur oleh orang orang yang mendengarnya di luar sana.     

Walaupun permainan si pengawal cukup bagus, namun baru beberapa menit ternyata dia sudah Klimaks. aku hanya mendesah kesal lalu mendorong tubuhnya itu untuk mundur. aku bahkan belum klimaks sama sekali, permainan orang rendahan memang belum bisa memuaskan diriku. Hanya Edwards dan Daniel saja yang bisa memuaskan diriku.     

aku angsung memakai baju dan rok lagi, Lalu tak lupa mengambil Flashdisk tadi dan berjalan se-anggun mungkin untuk keluar dari Mansion besar keluarga Berenice.     

aku tersenyum senang karena mendapatkan apa yang dirinya inginkan, Permainan akan segera di mulai Edwards sayang!..     

Aku membuka ponsel dan mengirimkan alamat palsu milik Bella kepada Edward lalu aku memasukan Flashdisk itu ke salah satu laptop milikku di dalam mobil. Mengirimkan video tersebut kepada Bella.     

"Katakan pada Choon-hee bahwa suaminya tidak akan pernah datang menyelamatkan dia, karena Suaminya sedang bersenang-senang dengan diriku." Send..     

aku mengirim pesan pada Bella, setidaknya Mempermainkan Sedikit perasaan Choon-Hee akan membuat drama ini semakin hebat.     

Setelah melakukan semua itu, aku langsung menjalankan mobil dan pergi dari sana. Ternyata rasa milik Edwards masih senikmat dulu, sayang sekali selama ini Choon-hee yang merasakan semua itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.