Hasrat Wanita Bayaran

Pembicaraan dengan suamiku



Pembicaraan dengan suamiku

(Choon-Hee POV)     

Aku sudah selesai membuat makanan untuk Suamiku, walaupun hanya beberapa jenis sayuran dan daging ayam yang bisa aku olah menjadi makanan Lezat. Tapi tetap saja, aku memasaknya dengan penuh cinta dan berusaha dengan baik agar suamiku menyukainya.     

Katanya, cinta akan semakin tumbuh besar jika kita bisa memuaskan perut suami. Istri tidak harus pintar memasak. Tapi kalau pintar bikin masakan yang enak pasti bikin suami betah lama-lama di rumah. Karena rasanya lezat, suami bisa makan sepiring penuh, minta nambah lagi. istri mana yang tidak terharu melihat suami menikmati masakannya dengan begitu lahap. Aku jadi membayangkan bagaimana kesenangan suamiku saat aku buatkan makanan seperti ini.     

Kalau suami mau makan banyak, rasanya usaha masaknya tertebus. Bandingkan dengan kondisi saat suami Tidak mau makan masakan istri, pasti kesel. sudah lelah menyiapkan masakan terbaik, dia malah tidak dimakan. aku harus menyingkirkan pemikiran seperti itu, aku yakin Edwards akan sangat suka masakan yang aku buat.     

Aku sudah masuk ke dalam kamar dan melihatnya yang sedang duduk sambil mencoret-coret sebuah kertas. Sepertinya dia sedang mengurus beberapa pekerjaan, ya.. Begitulah. Terkadang seorang lelaki akan sangat sibuk pada pekerjaan dan lupa pada istrinya sendiri.     

"Sayang, kau sibuk sekali. Kau bilang sedang libur bekerja, tapi tetap mengurus pekerjaan." aku menaruh sepiring Capcay ayam kuah kaldu di depannya, masih sangat panas dan aromanya begitu menggiurkan. Walaupun aku tidak punya pengalaman masak yang cukup hebat, tapi aku jamin makanan kali ini rasanya pasti sangat enak.     

"Maafkan aku, ada beberapa hal yang memang harus aku selesaikan. Kau masak apa? wah.. Sepertinya sangat enak, Boleh aku cicipi?." Edwards langsung menaruh kertas itu, lalu fokus pada diriku.     

Aku langsung Tersenyum dan memegang kedua tangannya. aku senang Karena dia mau perhatian padaku dan melupakan hal lain. "Aku buat masakan yang lezat, kau harus coba ya. Ini sendoknya." Kataku lagi, memberikan sendok ke arah tangannya. dia langsung menerima dengan baik, menyendok makanan yang masih hangat itu dan memasukan ke dalam mulut.     

aku melihat dia mengunyah dengan perlahan-lahan, namun matanya tetap menatap mataku. saat aku melihat binar bahagia dari bola matanya, saat itu aku tau Bahwa dia menyukai apa yang aku berikan. "Wah.. enak sekali! Kau pandai memasak! Ayo kita makan bersama, pasti rasanya menyenangkan bisa menghabiskan waktu dengan kebersamaan seperti ini." Ungkapan Edwards adalah ungkapan yang memang mau aku dengar sejak tadi.     

Aku mengangguk mengiyakan, dengan apa yang dia katakan. Aku memang membawa sendok satu lagi, lalu mulai menyuap makanan di dalam piring ke mulutku. cita rasa yang nikmat dan aroma bawang goreng yang harum, terasa jelas di lidahku saat ini. tidak sia-sia aku meminta beberapa pelayan membantuku memilih bumbu yang cocok untuk masakan ini.     

Jika melihat suamiku sangat lahap makanan begini, aku rasa tidak ada salahnya aku banyak-banyak belajar memasak. kenapa? karena aku ingin mendapatkan banyak cinta dari Suamiku.     

Masak itu butuh usaha dan ketelatenan. Laki-laki sangat suka melihat perempuan yang sedang masak. Dan suami selalu jatuh cinta tiap kali melihat istrinya sibuk muter-muter di dapur.     

Senang melihat istri yang sigap memasukkan bumbu ke dalam panci, menunggu sampai matang, dan menyajikannya buat keluarga.     

Suami bisa jatuh cinta berulang kali pada istri saat melihatnya masak. Ini terbukti. Jangan remehkan kekuatan masak. Sebab masak bukan hanya soal meracik bahan biar jadi masakan enak, tapi juga cara meracik cinta pasangan agar tidak cepat memudar. Aku mendapatkan kutipan itu dari salah satu pelayan yang tadi membantuku, pelayan itu memang benar! lihat saja bagaimana wajah ceria suamiku saat ini.     

walaupun dia hanya makan makanan sederhana, tapi terlihat jelas dia sedang menikmati makanan di depannya. "Kenapa melamun? Ayo makan." Edwards memegang tanganku dan membuatku tersadar dari lamunan yang panjang. aku menyuap lagi makanan ke dalam mulut dan mengunyah lagi.     

Masih menatap mentari siang itu yang cukup terik.     

"Kau sudah menghabiskan banyak waktu untuk memasak, aku berterimakasih sangat banyak padamu. Aku yakin kau melakukan semua ini dengan tekad dan kepercayaan diri yang tinggi. dulu ibuku selalu berkata bahwa saat perempuan sepenuh hati membuat makanan untuk kita, dia sedang memberikan banyak cinta dan kasih sayang. Memberikan perhatian dan kehangatan dari semua pengabdiannya sebagai seorang istri. awalnya aku tidak paham apa maksudnya, Karena aku memang tidak mementingkan tentang apakah wanita harus membuatkan makanan untuk diriku atau tidak. Tapi.. lama kelamaan aku paham kenapa wanita ingin bisa memasak dan menyajikan makanan untuk suaminya.     

Karena pada dasarnya, makan bersama dan makan masakan istri adalah sebuah keterikatan batin dan emosional dalam sebuah hubungan. Ada banyak perasaan yang tercipta saat kita sedang bersama-sama seperti ini. Mungkin orang lain melihatnya dengan sangat biasa saja, tapi perasaan itu hanya kita yang bisa Rasakan. Hanya kita yang bisa membuatnya, Mungkin kita tidak punya hubungan sedekat itu. Tapi aku rasa, Kita bisa memulai hubungan yang baik setelah ini.     

Menghargai satu sama lain dan memperjelas tanggungjawab masing-masing. aku adalah suamimu, sudah selayaknya aku bertanggungjawab penuh sebagai suami kan? seperti dirimu yang secara tidak langsung bertanggungjawab penuh sebagai seorang istri." Perkataan Edwards yang sangat manis membuatku langsung tersipu malu.     

sebesar ini kehangatan dari hal yang aku ciptakan? benar kata pelayan tadi, tidak akan sia-sia Seorang istri yang menghormati suaminya dan memberikan banyak cinta pada setiap keadaan. Saat kita melakukan semuanya dengan penuh perasaan, maka kita akan mendapatkan banyak balasan yang adil.     

Aku bertekad akan selalu menjadi istri yang baik, ya.. Walaupun jalannya mungkin tidak semudah yang aku harapkan.     

"Aku paham, terimakasih sudah mau membantuku dan belajar banyak hal dengan diriku. Kita akan melakukan banyak hal setelah ini, melewati satu persatu dunia yang terasa berbeda. Tapi mau bagaimanapun dunia itu, pastilah kita harus selalu bersama-sama." aku memegang tangannya, dia sudah tersenyum sangat manis dan mengangguk paham.     

"Ayo makan lagi, kau butuh banyak makanan untuk selalu bahagia hidup bersama diriku. aku memang tidak bisa menjanjikan kehidupan yang indah, tapi aku berjanji akan menjadi teman hidup yang baik." Edwards mengacak rambutku dengan gemas, dan kami sama-sama tertawa setelahnya. dia itu lucu, sangat lucu ketika sedang dalam mood yang baik.     

Tapi jika dia dalam mood yang Tidak baik? pastilah sikapnya dingin sekali seperti batu es.     

Kami kembali melanjutkan makan siang, sesekali berbicara banyak hal. Tentang dunia ini dan kehidupan yang akan kita jalani di masa depan. Edwards memang Pria yang baik, kami bisa berbicara banyak hal tanpa batas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.