Hasrat Wanita Bayaran

Surat perjanjian



Surat perjanjian

0Choon-hee dan Edwards sama-sama kembali ke kamar, katanya ada yang mau di katakan oleh Edwards sebelum pernikahan. Itu kenapa mereka berdua sudah duduk berhadapan dan mengunci pintu kamar.     
0

Choon-hee memegang kedua tangannya, harap-harap cemas dengan apa yang akan di katakan oleh lelaki di depannya itu. Ada perasaan takut, dan mulai menerka-nerka apa yang sekiranya akan di katakan oleh Edwards nantinya.     

"Kau baik-baik saja? Maaf karena seharian kemarin aku belum menanyakan kabar tentangmu, maaf juga karena aku menyuruh dirimu meminta maaf pada Violet. Tapi aku berharap kalian berdua bisa saling berkomunikasi dengan baik, aku juga mau kalian bisa Saling mengasihi dan mengerti satu sama lain. Maaf, karena aku benar-benar Tidak bisa menceraikan Violet. dia sedang mengandung anakku, dan kau juga sedang mengandung anakku. Kalian berdua adalah wanita yang akan selalu aku jaga, Jadi aku harap. Kau bisa mengerti posisi diriku saat ini." Edwards berkata dengan sangat pelan, Choon-hee melihat ada rasa sedih dan ketidakberdayaan dari tatapan mata Edwards. dia lelah? tentu saja, siapa yang tidak lelah jika berada di situasi Edwards saat ini?.     

"Aku mengerti Edwards, aku mengerti apa yang sedang kau rasakan. Aku akan mencoba untuk tidak terlalu Banyak menyusahkan dirimu. aku senang karena melihatmu yang akan mendapatkan dua anak sekaligus, aku juga berharap bahwa kau bisa selalu sehat. Jangan pernah terlalu memikirkan aku di rumah ini, kau harus memikirkan Violet yang mungkin saja lebih membutuhkan dirimu dari pada aku. kau tau sendiri, aku terbiasa hidup baik-baik saja dan bersikap profesional dalam hal apapun. jika kau meminta aku untuk mengerti dirimu, aku bisa lakukan itu." Choon-hee memegang tangan Edwards, lalu di kecup telapak tangan itu bolak-balik. seperti seorang wanita yang begitu pengertian dan setia.     

"Kau tidak merasa cemburu? karena akan berbagi diriku dengan Violet." Tanya Edwards.     

"Kenapa aku harus Cemburu? cemburu adalah kata yang aneh di pikiranku, aku tidak terbiasa Cemburu. Lagipula, Violet memang istri pertama bagimu. dia terbiasa ada di sampingmu dan aku hanya perempuan yang tidak sengaja datang, Bukan Hak bagiku untuk mengatur-ngatur dirimu apalagi meminta banyak hal padamu. Kau bisa memperhatikan diriku sedikit saja, di tengah-tengah kesibukan dirimu. aku sudah cukup senang, aku benar-benar akan senang. Aku dukung apapun yang kau inginkan, jangan pernah sungkan untuk datang padaku jika kau butuh tempat bersandar." Choon-hee berkata dengan nada lembut dan begitu dalam, Edwards sampai di buat terpana oleh pemikiran dan cara pandang Choon-hee tentang pertanyaan yang di ajukan tadi.     

Edwards bangun dari tempat duduknya, lalu memeluk Choon-hee dengan lembut. dia mencium kening Choon-hee beberapa kali, lalu mengelus pelan rambut wanita di dalam pelukannya itu.     

"Kau selalu menenangkan hatiku, aku tidak tau ada wanita yang begitu luar biasa seperti dirimu. Kau hebat dalam apapun, kau memang sempurna dengan caramu sendiri. Terimakasih Ya Choon-hee, kau meringankan satu beban di pundakku. sekarang aku bisa melakukan hal lain, karena ada dirimu yang selalu mendukung diriku. Besok kita akan menikah, maaf juga karena pernikahan yang akan kita lakukan sangat sederhana, dan hanya di hadiri oleh keluarga dekat saja. Tapi aku yakin, suatu hari nanti aku bisa menjelaskan pada dunia siapa dirimu bagiku." Edwards melepaskan Pelukannya dari Choon-hee. dia lalu memegang kedua sisi wajah Choon-hee dengan tangan besarnya.     

Choon-hee hanya tersenyum dan mengangguk paham. "Aku tau ada alasan kenapa pernikahan kita hanya di hadiri oleh keluarga dekat saja, lagipula aku juga tidak mau terlalu ramai. Tidak mau di lihat oleh orang banyak, aku tidak mau di Sangka sebagai wanita murahan, Karena menjadi wanita kedua bagimu." Ujar Choon-Hee jujur.     

"Kau bukan wanita murahan, kau istriku dan derajatmu sama tingginya dengan Perempuan-perempuan dari keluarga Douglas. Kau akan menjadi Nyonya Douglas selanjutnya." Edwards kembali mengelus pipi Choon-hee.     

"Kenapa aku?. bukannya Ada Violet?." Tanya Choon-hee bingung.     

"Kau akan melahirkan anak pertama, usia kandunganmu dan Violet berbeda. Lebih tepatnya kau akan melahirkan anak pertama, jika anak itu laki-laki. maka anak itu akan membuat dirimu sebagai Nyonya Douglas selanjutnya. Itu sudah menjadi tradisi di Keluarga ini." Kata Edwards menjelaskan.     

"Oh begitu, aku kira hanya istri pertama yang bisa mendapatkan gelar tersebut. ternyata, Seorang istri yang Melahirkan anak pertama. Yang akan menjadi Nyonya Douglas." Choon-hee mengangguk-angguk paham Dengan apa yang dia dengar dari Edwards.     

"Iya, itu kenapa aku mau kau menjaga dirimu dengan baik. dan sebisa mungkin menjauh dari Violet. Bukan aku menjelek-jelekkan dia, tapi kau tau bahwa Violet cukup tempramental orangnya. aku berharap kau bisa mengerti dan jangan terlalu dekat. Ya, mengobrol seperlunya saja. aku juga tidak akan terlalu memberikan perhatian lebih padamu, jika ada dia di samping kita." Penjelasan dari mulut Edwards hanya di tanggapi dengan santai oleh Choon-hee.     

"Aku akan baik-baik saja, Tenanglah. aku akan mencoba untuk sedikit menjauh dari Violet. agar aku dan dia sama-sama tenang, Kami perlu pikiran yang positif saat sedang hamil begini. Apa yang akan kau lakukan selanjutnya? apakah kau akan berbagi kamar dengan Violet setiap hari?." Tanya Choon-hee pada Edwards.     

"Ini surat perjanjian, antara kita bertiga. di dalam surat itu, kita sebagai suami dan istri. aku akan memenuhi kewajiban baik lahir dan batin, Aku akan ke kamarku dan Violet secara bergantian. Sehari di kamar Violet dan sehari di kamarmu. aku juga akan memberikan uang bulanan yang sama rata Antara dirimu dan Violet. aku tidak ada membeda-bedakan kalian sama sekali, tapi ya. sedikit perbedaan saat kita bertiga berada di tempat yang sama, aku akan lebih perhatian pada Violet. karena dia orangnya cukup cemburuan.. lalu selanjutnya, tentang pertemuan Bisnis atau acara di luar. Hanya Violet yang akan menjadi istriku, lebih tepatnya violet yang akan aku bawa terus di setiap acara. apakah kau keberatan Dengan poin terakhir ini?." Edwards bertanya dengan harap-harap cemas.     

"Violet sudah tanda tangan?." Tanya Choon-hee balik.     

"Sudah, ini tanda tangannya." Edwards memperlihatkan tanda tangan Violet.     

"Kalau begitu aku setuju, aku tidak keberatan sama sekali." Choon-hee langsung membubuhkan tanda tangannya di atas namanya sendiri.     

Edwards yang melihat itu langsung Tersenyum, dia merasa Choon-hee adalah malaikat tanpa sayap. begitu luar biasa dan selalu menakjubkan.     

Setelah melihat tanda tangan Choon-hee, barulah Edwards meletakan juga tanda tangannya. Surat perjanjian itu lalu di simpan oleh Edwards.     

Choon-Hee hanya diam saja, dia langsung memegang tangan Edwards dan menatap mata Calon suaminya tersebut. Choon-hee hanya bisa berharap bahwa keadaan akan tetap baik-baik saja. Walaupun dunia terkadang memang suka main-main.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.