Hasrat Wanita Bayaran

Cinta dan rasa sakit



Cinta dan rasa sakit

0Terkadang jika jatuh cinta, kita harus memberi banyak hal. Menyakiti hati semakin dalam dan berharap akan sesuatu yang mungkin tidak bisa jadi nyata. Kemarin, ketika aku belum jatuh cinta. aku merasa hidupku baik-baik saja, merasa bahwa dunia hanya berputar di situ-situ saja.     
0

Sekarang, ketika aku menatap langit sekali lagi. sambil memegang tangan suamiku, aku merasa bahwa dunia ini begitu luas dengan segala keindahan di dalamnya. Menghirup aroma tubuh Edwards baik-baik, aku ingin sekali merasakan semua rasa ini setiap hari. karena aku yakin aku telah jatuh cinta, cinta pada sosok yang begitu aku dambakan sejak awal. Semua kekurangan di diri Edwards begitu banyak, tapi kekurangan itu yang membuatku merasa nyaman dan ingin sekali di sisinya.     

"Kau mau seperti ini terus? tidak mau pergi sarapan bersama saja?." Tanya Edwards lembut, seharusnya semalam Edwards pergi ke kamar Violet. Tapi kata Edwards Violet tidak pulang, jadi dia kembali ke kamarku dan kami menghabiskan banyak waktu bersama-sama.     

"Aku selalu merindukan dirimu, padahal kau ada di sampingku. kau hari ini tidak usah kerja ya, kita habiskan waktu bersama saja. Jalan-jalan di sekitar taman kota lalu makan bersama, aku rasa itu akan sangat menyenangkan. bagaimana?." Tanyaku manja.     

"sekarang kau Semakin terlihat berbeda, Choon-hee yang aku kenal pertama kali sangat dewasa dan juga mandiri. Tapi Choon-hee yang sekarang begitu menggemaskan dan membuatku senang, kau lucu sekali saat sedang manja. kalau begitu, ayo! Kita jalan-jalan ke taman dan makan bersama. Aku juga bisa membawamu ke Pantai, sambil makan Hidangan laut. Pasti lebih menyenangkan lagi." Kata Edwards dengan begitu bersemangat.     

"Ayo!!! Aku benar-benar akan sangat senang bisa pergi bersamamu!." aku sudah memeluk gemas ke arah suaminya. semenjak hamil dirinya memang selalu ingin dekat dengan Edwards, lebih tepatnya Edwards adalah hal utama yang selalu dirinya banggakan.     

"Baiklah, kita mandi lebih dulu. lalu pergi bersama." Edwards sudah menggendong diriku dengan gerakan cepat. aku sudah tertawa kencang di dalan gendongannya, kami benar-benar mandi bersama. melakukan banyak adegan panas yang begitu singkat, namun membekas sampai relung jiwa. Edwards pandai memuaskan istrinya dan dia semakin manis saja setiap hari.     

Padahal aku kira awalnya, pernikahan aku dan Edwards akan sangat aneh. karena Edwards punya dua istri yang tinggal di satu atap yang sama. Namun Ternyata semuanya bisa di kendalikan dengan baik, kami masih bisa bersama-sama seperti pasangan pada umumnya.     

"kita pakai baju samaan saja hari ini, kau pakai kaus putih dan aku pakai Gaun putih pendek ini." aku masih memakai handuk saat memilih-milih pakaian di dalam lemari.     

"tidak, aku tidak suka kau pakai gaun sependek itu. Pakai saja yang lain, kaus yang besar agar tubuh seksimu tidak terlihat orang lain." Edwards memilihkan pakaian untukku, lebih tepatnya dia mengambil kaus putih miliknya dan di Berikan padaku. Lalu dia mencari Rok panjang yang ada di lemariku, Rok berwarna biru tua yang panjangnya setengah tiang.     

"Ini saja, ini lebih bagus. Masukan sebagian kausnya ke dalam Rok, Jadi lebih keren. Nanti kau pakai sepatu ini saja.. Warna putih sepertiku. Kita akan benar-benar sama." ucapan Edwards hanya Membuatku tertawa, walaupun sebenarnya apa yang aku pakai saat ini bukanlah gayaku sehari-hari. Tapi jika Edwards senang, maka aku akan Memakainya. mungkin orang-orang di luar sana nanti akan tertawa melihat gayaku yang aneh.     

Edwards memakai kaus putih dan celana jeans berwarna biru tua juga, kamu benar-benar serasi saat menatap pantulan di cermin. aku melihat-lihat diriku yang tampak keren, ternyata Edwards penata busana yang hebat. dia tau apa saja yang cocok di tubuhku, aku kira tadinya diriku akan seperti badut berjalan.     

"Kuncir rambutmu menjadi satu, itu Terlihat lebih indah di mataku." Kata Edwards lagi, dan aku langsung menurut saja. Menguncir satu rambutku sesuai permintaannya.     

Kami masih di depan kaca, setelah aku melakukan semuanya. Edwards langsung memeluk diriku dari belakang, dia mencium leherku sebentar dan hal itu tentu saja membuatku tertawa kecil. "Kenapa?." Tanyaku pelan.     

"padahal kau sudah memakai baju rapih dan sangat sopan. Tapi kenapa aku masih berpikir kau sangat seksi dan membuatku ingin mencium tubuhmu lagi dan lagi ya?." Ucapan Edwards benar-benar manis, aku sampai tersipu malu mendengar apa yang dia ucapkan.     

"Jangan bercanda! Ayo kita pergi. Kau sekarang mesum sekali!." aku mencubit hidungnya dengan gemas. Bukannya menjauh dari diriku, Edwards malah semakin memeluk dengan erat. Dia beberapa kali mencium pipiku dan hal itu membuatku kegelian. "Edwards!! Lepaskan, geli tau!." Kataku kesal.     

"Hahahahahah.. Kau lucu sekali saat sedang memerah begini." dia melepaskan Pelukannya dari perutku, lalu merapihkan helaian rambutku yang berantakan. semua perhatian manis darinya benar-benar membuat hati ini berbunga-bunga.     

"Terimakasih ya Edwards." Kataku pelan, saat melihat tawa indah di wajahnya. Tawa yang membawa banyak perubahan bagiku.     

"Terimakasih untuk apa?." Dia bertanya saat sudah menyelesaikan tawanya yang begitu indah.     

"Terimakasih karena membuatku merasa nyaman dan aman, kau sangat luar biasa sempurna. Membuatku yakin bahwa Tuhan memang mentakdirkan kita untuk bersama. Walaupun mungkin jalan yang akan kita lalui begitu berliku nantinya, tapi aku mau tetap bersama denganmu." aku mencium bibinya dengan singkat, masih memandangi bibir itu. Lalu menatap matanya yang sudah menatap mataku dengan lekat.     

"Terimakasih hanya di ucapkan kepada orang asing yang telah memberikan bantuan, Tapi kita bukan orang asing. Jadi jangan katakan terimakasih. Kau juga membawa banyak keindahan bagiku, membuatku mengenal kembali kehidupan ini. Tapi maafkan aku karena satu hal..." Ujarnya pelan.     

Aku menaikan sebelah alis bingung, kenapa dia minta maaf?. "Maaf? Untuk apa?." Akhirnya Pertanyaan itu keluar dari bibirku, karena merasa penasaran dengan yang Edwards katakan tadi     

"Maaf karena belum bisa mencintai dirimu sepenuh hati." Plasssss!!! seperti angin kencang yang langsung memporak-porandakan hati yang kecil ini, aku menelan ludah susah payah karena ucapannya yang memang sangat nyata dan begitu lantang. Aku tersenyum kecil, tersenyum pada semua yang telah terjadi saat ini.     

"Ahh.. Kenapa minta maaf, cinta datang karena Terbiasa. kau akan rasakan itu setelah semua waktu yang kita habiskan bersama. bukan begitu?." Tanyaku berpura-pura biasa saja, walaupun hatiku sedikit sakit mendengar ucapan dari Edwards saat ini.     

"Aku hanya takut saja menyakiti hatimu, kau tau bahwa cintaku masih berpihak pada Violet. cinta Tidak bisa berpindah begitu saja, jadi aku berkata jujur padamu. sebab kau teman hidup yang baik." Ucapan Edwards sekali lagi Membuatku Terhantam ribuan palu, Dia berkata takut menyakiti hatiku? Edwards.. andaikan kau tau bahwa kau sudah sangat menyakiti hatiku ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.