Hasrat Wanita Bayaran

Ancaman dari Edwards



Ancaman dari Edwards

0(Author POV)     
0

Di kediaman keluarga Douglas, Edwards berjalan malas menuruni satu persatu anak tangga. dia tidak berselera untuk Sarapan pagi ini, Matanya sangat sayu karena semalaman dia tidak tidur sama sekali. pikirannya berkelana kemana-mana, memikirkan tentang hidupnya yang mendadak hampa.     

Matanya melihat meja makan yang telah di isi oleh anggota keluarganya, Dia juga melihat ayahnya yang sudah bisa duduk di kursi roda dan makan bersama. walaupun masih di suapi oleh pelayan dan hanya sebuah bubur yang bisa langsung di telan.     

"Pagi suamiku.. mau makan apa pagi ini?." Violet bergerak lebih dulu menyambut suaminya, dia tersenyum merekah karena saat ini tidak ada yang mengganggu waktunya dengan Edwards, sebab Choon-hee sudah pergi ke belahan negara lain.     

"Aku hanya ingin salad buah saja, sama kopi hitam." Kata Edward pelan, dia duduk di bangku dan mulai menunggu Violet menyiapkan apa yang dia minta. Edwards kira Violet akan benar-benar menyajikan dengan kedua tangannya, tapi ternyata wanita itu menyuruh para pelayan.     

Perbedaan violet dan Choon-hee terletak di saat-saat seperti ini, Edwards terbiasa di layani oleh Istri keduanya itu. namun sekarang, tidak ada yang memikirkan Edwards lagi. mau dirinya makan atau tidak, pastilah dunia tetap tidak akan perduli.     

Edwards menyesap kopi hitam yang masih hangat, dia merasakan rasa pahit dan getir dari kopi tersebut.     

"Kau akan mengajukan surat ceria kepada Choon-hee? atau dia yang akan mengajukan surat cerai pada dirimu?." Tanya nyonya Anne, setelah melihat Edwards yang mulai duduk dengan nyaman di bangkunya.     

"Tidak ada perceraian, apapun yang terjadi aku tidak akan menceraikan dia. dia milikku, sampai kapanpun dia milikku. tidak ada yang bisa mengambilnya dari diriku, walaupun kematian sekalipun." Edwards Berkata sangat tegas, dia memakan salad buah di depannya dengan gerakan perlahan. Matanya memang sudah memerah, karena dia menahan kesedihan serta belum tidur semalaman.     

"Jangan begitu Edwards, kau tau bahwa Nyonya Berenice tidak akan membiarkan itu terjadi. dia akan mencelakai kita, dia akan menghancurkan Keluarga Douglas. kau harus tau bahwa keluarga Berenice bukanlah orang yang bisa di jadikan musuh oleh kita." Nyonya Anne sudah memperingatkan dengan tegas, namun Edwards seperti tidak mau mendengar. dia hanya tertawa kecil dan memakan lagi salad buahnya. dia hanya fokus pada makanan di depan matanya. dia tidak benar-benar mendengarkan apa yang di katakan oleh Nyonya Anne.     

"Edwards.. Nyonya Anne tidak senang kau menikahi Puterinya. Aku rasa dia mau kau bercerai, bukankah lebih baik seperti itu?." Sekali lagi Nyonya Anne mencoba untuk mengambil perhatian dari Edwards, namun lelaki itu hanya menghela nafasnya panjang dan menyelesaikan makanan dengan cepat.     

Matanya langsung menatap Nyonya Anne yang saat ini sudah menatap Edwards dengan pandangan yang menyebalkan.     

"Mau kalian mati sekalipun, mau kalian di siksa oleh Keluarga Berenice sekalipun, mah keluarga ini hancur, mau perusahaan bangkrut. aku tidak akan pernah menggantikan posisi Choon-hee sama sekali. Untuk apa aku repot-repot membela kalian? untuk apa aku repot-repot memastikan perusahaan selalu aman agar kalian bisa terus foya-foya? untuk apa semua itu!!? sampai kapanpun, aku akan melakukan segala cara agar Choon-hee tetap menjadi milikku. bahkan jika harus menggantikan nyawa kalian, akan aku gantikan.     

Jadi jika kau Berkata Keluarga mereka bukanlah tandingan Keluarga kita. kau salah! aku akan melakukan semua hal agar mereka mau memberikannya Choon-hee padaku!!! jadi mulai sekarang, lebih baik kalian bersiap-siap untuk jatuh miskin. Karena aku tidak akan mempertahankan perusahaan, hanya untuk kepentingan pribadi kalian saja! tidak akan pernah lagi! ingat itu baik-baik." Edwards menyelesaikan makannya, dia meminum kopi hingga habis lalu bangun dari tempat duduknya.     

Namun Langkah kakinya langsung terhenti, saat tidak sengaja tangannya menyenggol lengan ayahnya dan membuat ayahnya itu memegang tangan Edwards dengan erat. Edwards tidak tau apa yang ayahnya inginkan, namun pegangan itu benar-benar erat dan menyakitkan.     

"Apakah Daddy mau menghalangi aku juga? jika iya, semua kalimat kalian sia-sia. untuk pertama kalinya aku mau memperjuangkan seseorang yang aku cintai, untuk pertama kalinya aku akan membuatnya tentang di sisiku dan selalu menjadi istriku, dan untuk pertama kalinya aku mau bergerak bebas tanpa ada satu orangpun yang menghalangi jalanku. jadi tolong lepaskan aku." Edwards sudah menarik tangannya, hal itu tentu cukup kencang. Membuat tangan Tuan Douglas langsung terlepas begitu saja.     

"Kau berkata seolah-olah kau tidak pernah memperjuangkan diriku selama ini Edwards! apa-apaan kau ini? kau tidak menganggap aku ada?." Violet merasa tersakiti dengan ucapan Edwards, dia berkata seolah-olah Violet ada disini Karena kemauan darinya. Bukan karena Edwards paksa dan perjuangkan.     

"Bukankah memang benar? kau memang tidak pernah aku perjuangkan? kau Disini hanya untuk uangku saja. Kau Disini karena bisa menjadi Seorang Nyonya yang dituruti semua keinginan darimu. Berbeda dengan Choon-hee, Sekalipun aku memberikannya perusahaan milikku. dia tetap tidak akan berada di sampingku. kau tau kenapa? karena uangnya sekarang lebih banyak dariku, tentu hal ini membuatku harus bergerak lebih cepat dan berpikir sangat keras. Tentang bagaimana caraku bisa mendapatkan Dirinya kembali." Ucapan Edwards sangat telah menghantam relung hati Violet.     

wanita yang telah disakiti itu hanya bisa duduk diam di tempatnya dan berdecih kesal.     

Edwards sudah melangkah pergi dari tempatnya, dia terlihat kesal setelah mengatakan apa yang terucap jelas dari Bibirnya itu.     

Nyonya Anne hanya mendelik sebal karena ucapan Edwards sangat kurangajar, dengan kesal dia membanting sendok ke atas piring dengan sangat kencang.     

"Dasar anak tidak tau diri! bagaimana bisa dia berkata akan membiarkan kita mati begitu. hanya demi Wanita seperti Choon-Hee? Cih!!! jika harus ada yang mati, itu Choon-hee! bukan keluarga ini!." Nyonya Anne benar-benar kesal, dia memijat keningnya dan mulai menghela nafas panjang.     

"Tenanglah Mom, jangan di pikirkan hal-hal yang tidak perlu begitu. lagian kak Edwards tidak mungkin sebodoh itu, dia pasti hanya mengancam kita. untuk apa? agar Kita tidak menghalangi jalan yang mau dia lalui, aku yakin kak Edwards sudah membuat banyak rencana. dia itu lelaki tipe pemikir. dia tidak akan bertindak sebelum benar-benar yakin dengan apa yang dia inginkan." Ujar Azzhura pelan, anak wanita itu malah asik makan dan tidak membiarkan semua masalah itu mempengaruhi acara makannya tersebut.     

"Benar yang di katakan Azzhura Mom, kak Edwards tidak mungkin bergerak tanpa memikirkan semuanya lebih dulu. sekarang kita harusnya fokus pada masalah kita saja, sekarang Choon-hee sudah sedikit tersingkir, dan Edward sibuk dengan urusan Choon-hee. jadi kita bisa lakukan sedikit hal lain." kata Daniel memberikan ide pada ibunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.