Hasrat Wanita Bayaran

Permintaan Lee pada Choon-hee



Permintaan Lee pada Choon-hee

0Semua yang terjadi di dalam Mansion ini terasa baik-baik saja, sudah berhari-hari aku tinggal dengan kehidupan yang memang terasa sangat sepi dan terlalu hening. Mataku menatap rembulan malam ini, Mungkin hampir 20 hari aku seperti terjebak dalam Mansion yang Semakin hari Semakin membuatku merasakan sesuatu yang lain.     
0

Mommy Yang terlalu sibuk, dan Daddy yang hanya menjalani hari-harinya dengan pengobatan. Zurich yang selalu pergi ke luar negeri, Sedangkan Bella? semenjak pembicaraan kami waktu itu. dia seperti mengindari aku, terkadang dia memakai banyak alasan saat aku memintanya menemani aku ke suatu tempat. bahkan dia secara terang-terangan menyatakan bahwa dia tidak punya waktu untuk menjadi pengawalku.     

Memangnya aku menyuruhnya apa? dia yang awalnya menawarkan diri untuk menemani aku. terkadang aku heran dengan orang-orang seperti itu. aku hanya bingung saja saat di hidupku tidak bisa melakukan apa-apa lagi, hanya terjebak pada kehidupan layaknya Puteri dalam negeri dongeng.     

Bukan seperti ini kehidupan yang aku inginkan, aku ingin Keluarga yang bisa saling menjaga dan melakukan semua hal secara bersama-sama. Itu yang aku inginkan, bukan hal seperti ini. Hidup sendirian dan bahkan Seperti wanita yang berada dalam penjara.     

Aku menghela nafas sekali lagi, tidak lama aku memilih untuk memakai jaket dan berjalan keluar kamar. aku ingin mencari udara segar malam ini, setidaknya berjalan-jalan di taman belakang bisa membuatku sedikit tenang..     

Aku keluar dan menuruni tangga satu persatu, Mommy malam ini pergi ke suatu tempat katanya. aku tidak tau kemana, aku tidak berani juga bertanya macam-macam.     

Kami jarang Mengobrol, karena memang jarang ada waktu untuk kami bersama-sama. ada masa dimana aku ingin meminta padanya, bahwa aku ingin kembali ke suamiku. Tapi aku tidak tega, bagaimana bisa aku meminta hal yang ibuku benci? walaupun aku tidak tau apa yang membuatnya membenci hal itu.     

Aku melihat banyak Pengawal yang menyapa diriku, aku hanya tersenyum dan mengangguk saja. Memilih untuk kembali berjalan ke arah taman belakang. Di mansion ini, semua pengawal sepertinya selalu aktif pagi dan malam. Tidak ada yang terlihat berleha-leha, aku tidak tau mereka itu sebenarnya menjaga apa? aku? aku tidak merasa punya musuh di dunia ini. Mungkin mereka memang terbiasa pada kehidupan Seperti itu.     

Aku membuka pintu belakang dan melihat lagi beberapa pengawal yang langsung menengok ke arahku. aku tersenyum sekali lagi, lalu mengeratkan jaket yang aku pakai.     

"Anda mau kemana Nona?." seorang lelaki bertanya padaku, dia terlihat menatap begitu serius padaku. dia lelaki yang waktu itu berdebat dengan ibuku kan? siapa namanya? Lee? Yang mau membunuh Edwards.     

"Aku mau berjalan-jalan di taman, mau mencari udara segar." Kataku dengan lembut, dia melihatku cukup dalam lalu tidak lama dia melihat ke sekitar.     

"Biar aku temani, ini cukup malam untuk seorang wanita berjalan-jalan sendirian." Ujarnya lagi, aku sedikit tidak ingin ditemani sebenarnya. Tapi apa daya, aku tidak mungkin menolak. Apalagi raut wajahnya seperti tidak mau di bantah.     

aku dan dia kemudian berjalan bersama, setelah aku mengangguk mengiyakan. Kami melewati beberapa taman bunga, lalu lorong-lorong rimbunan pohon kecil yang berbentuk sangat indah. Aku ingin pergi ke Danau belakang taman ini, disana sangat indah saat malam. Bisa melihat bintang-bintang dari dekat, langit terasa mudah aku gapai jika aku ada disana.     

Kami hanya saling berjalan dalam keheningan, dia tidak berbicara apapun dan aku juga tidak mau membicarakan hal-hal yang mungkin bisa membuatnya marah. aku tau bahwa lelaki ini punya hati yang cukup marah pada Edwards.     

"Nona, bisakah aku meminta sesuatu padamu?." Tanyanya, setelah kami sampai di danau yang aku sebutkan tadi. kami sama-sama melihat ke arah danau, aku tidak tau apa yang dia mau. Tapi aku tau bahwa ini hal yang serius.     

"Tentu, jika aku bisa memberikannya. aku akan berikan, apa yang kau inginkan?." Tanyaku pelan, aku memilih untuk duduk di salah satu bangku. Sedangkan dia masih berdiri saja, namun tidak terlalu jauh dariku.     

Saat malam hari, ada begitu banyak bintang berkilauan di langit. Pemandangan yang tidak akan kita lihat di siang hari.     

Lantas, mengapa langit malam itu gelap?     

Padahal, kita tahu di langit ada miliaran bintang yang bersinar, tetapi kenapa tak cukup membuat langit malam menjadi terang. Salah satu teori menyebut, langit gelap di malam hari akibat dari debu di antara bintang-bintang dan mungkin di antara galaksi.     

Gagasan dari teori ini adalah bahwa debu akan menghalangi cahaya dari benda yang jauh, sehingga membuat langit menjadi gelap.     

Akan tetapi, kemudian para ilmuwan menyadari bahwa debu itu sendiri akan menyerap begitu banyak energi dari cahaya bintang yang pada akhirnya akan bersinar sepanas dan seterang bintang-bintang itu sendiri.     

Jawaban lain dari teka-teka ini diajukan secara paradoks menyatakan peralihan yang luar biasa dari galaksi yang sangat jauh.     

Panjang gelombang cahaya dari galaksi ini dipancarkan akibat ekspansi alam semesta.     

Akan tetapi, penjelasan ini benar, sebab sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang lebih pendek juga akan bergeser ke kisaran yang terlihat yang tidak terjadi.     

"Apakah kau bisa Bertanya pada Tuan Edwards, tentang dimana dia menguburkan jazad kekasihku. Mungkin ini terdengar cukup lancang, bukan hal yang bisa aku minta secara terang-terangan. Tapi bisakah? kau membantu diriku?." Pertanyaan dan permintaan darinya membuatku terdiam beberapa saat, aku kembali menatap langit malam ini.     

Indah sekali.. Bintang Seperti taburan pernak-pernik yang membuatku merasa lebih tenang.     

"Apakah wanita itu sangat kau cintai?." Itu bukan sebuah pertanyaan, aku hanya ingin tau seberapa banyak dia mencintai kekasihnya itu. aku mau tau apakah setiap pria bisa setia pada satu wanita saja? apakah setiap pria bisa tetap mengendalikan diri hanya di wanita saja? apakah setiap pria yang jatuh cinta, akan melakukan semua hal yang dia bisa untuk orang yang dia cintai. Sebab selama ini aku tidak pernah benar-benar merasakan sesuatu yang berlebihan. Cinta? Pengorbanan? apa semua itu? aku tidak benar-benar bisa merasakannya.     

Ada satu hatiku yang memang merasa begitu sedih saat jauh dari Edwards, tapi aku tidak benar-benar mau memberitahu pada siapapun tentang perasaan ini. kenapa? karena aku malu, malu bahwa hanya aku saja yang merasa sedih. Bahwa hanya aku saja yang merasa begitu mencintai.     

"aku bahkan rela memberikan nyawaku pada Tuan Edwards, jika memang itu yang dia inginkan. demi wanitaku, aku ingin melihat makamnya. aku ingin bisa memberikan bunga terakhir dan kata-kata manis untuknya, walaupun aku tau bahwa wanitaku itu tidak lagi bisa mengerti atau mendengarkannya." Kata Lee padaku, aku langsung menengok ke arahnya dan melihatnya yang juga sudah menatap mataku     

"Bagaimana jika ternyata wanitamu tidak benar-benar mati?." Tanyaku pelan, aku melihat raut wajahnya yang sepertinya begitu terkejut. aku tersenyum kecil padanya. aku tau Bahwa Edwards tidak mungkin membunuh seseorang, apalagi itu seorang wanita.     

"apakah itu benar Nona?." Tanyanya padaku, dan aku menggelengkan kepala pelan.     

"Aku tidak tau dengan pasti, tapi aku yakin suamiku bukan orang yang akan membunuh orang begitu saja. Dia adalah orang yang penuh perhitungan dan sangat hati-hati, dia sangat tau bahwa satu hal kecil saja bisa dia Manfaatkan dengan baik. maka untuk apa dia repot-repot membunuh orang lain? dia terlalu baik, untuk membunuh semut saja dia tidak berani. apalagi seorang manusia." Kataku dengan sangat yakin, namun Lee terlihat menghela nafasnya dan malah menutup matanya dengan perlahan.     

"Aku Melihatnya sendiri, dia menyayat leher kekasihku di depan mataku." Katanya lagi, tapi aku merasa tidak percaya dengan apa yang Lee katakan.     

"Lee? Apakah kau tau, apa yang kita lihat di depan mata kita sekalipun tidak benar-benar sesuai dengan fakta yang ada. Kau yakin kekasihku mati? kau tidak mau melihat dari satu sudut yang lain, bagaimana jika ternyata di sudut lain ada sebuah keajaiban yang membuatnya baik-baik saja.? Kau tidak mau percaya dengan sisi yang lain?." aku Bertanya sambil menaikan sebelah alis, aku menatap matanya yang sudah serius sekali menatap diriku.     

"Aku tanya satu hal padamu, bagaimana wanitamu itu bisa berada cukup dengan Edwards? Edwards tidak mungkin bisa di dekati oleh wanita sembarangan." Aku bertanya sekali lagi, dan matanya langsung terbuka lebar ketika aku menanyakan hal itu.     

"Kau benar." Katanya setelah beberapa dia terdiam dan berpikir.     

"Apa yang benar?." Tanyaku bingung.     

"Pada saat Agen Ree mendekati Tuan Edwards, dia memakai wajah palsu, maksudku. Ada semacam kulit lain yang menutupi Wajah sampai lehernya, dia memakai topeng dari kulit manusia dan menjadi Seorang yang Tuan Edwards kenal. Kau benar, bahwa aku harus melihat dari sudut yang lain. sebab saat Tuan Edwards menyayat leher Agen Ree, memang leher itu mengeluarkan darah. Namun tidak terlalu banyak. Bagaimana jika ternyata Tuan Edwards memang sengaja melakukan itu agar kami langsung pergi? bagaimana jika dia masih membuat Agen Ree hidup? untuk mencari tau tentang keberadaan Asisten pribadinya yang saat ini kami penjara di ruangan bawah tanah? kau benar, bahwa seseorang Seperti Tuan Edwards tidak mungkin gegabah dalam membunuh seseorang.     

Bagaimana jika?." dia langsung memegang Pundakku, aku melihat wajah serta matanya penuh harapan. aku langsung Tersenyum dan mengangguk pelan. "Kau harus lihat dari sisi lain oke? aku akan menelpon Edwards setelah ini dan bertanya padanya, apakah dia bisa memberitahu diriku tentang wanita yang kau Katakan itu. Tapi, kau tau kan? bahwa tidak ada yang gratis di dunia ini?." Tanyaku lagi, aku memberikan senyum yang begitu tulus. dia langsung mengangguk mengiyakan.     

"Aku akan menjadi salah satu pengawal yang bisa kau andalkan, aku akan mengabdi padamu. aku akan meminta pada Nyonya Berenice untuk menugaskan diriku untuk menjaga dirimu. aku akan menghabiskan sisa hidupku untuk menjaga dan setia pada Nona Choon-hee." dia sudah berlutut di depanku dan dia menundukkan kepalanya dengan sangat hormat. aku sebenarnya tidak membutuhkan semua yang dia Katakan, tapi untuk saat ini lebih aku menerima apa yang dia katakan. karena apa? Karena hal sekecil apapun bisa membuatku merasa di untungkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.