Hasrat Wanita Bayaran

ada Penyusup? siapa dia?



ada Penyusup? siapa dia?

0Seharian ini Choon-hee melakukan banyak hal yang menyenangkan, Dia asik berkeliling desa dan sesekali menyapa warga, membuat kue, dan sore harinya berkebun lagi. saat menjelang malam dia dibiarkan tidur seorang diri di kamarnya yang berbeda, kamar ini lebih luas dan memiliki jendela yang langsung tertuju pada kebun mawar serta Padang rumput, dia memandang langit malam yang bertabur bintang bintang, angin malam disini jauh lebih dingin dari angin malam yang biasa dia rasakan.     
0

Sam sore tadi selesai berkebun ijin untuk pergi keluar. katanya ingin mengetahui perkembangan dari sayembara yang dilakukan keluarga Berenice. Choon-Hee tidak merasa resah sama sekali berada di sisi Sam, entah mengapa rasanya nyaman dan tenang seperti berada saat bersama seorang kakak. mungkin karena Sam memperlakukan dirinya seperti seorang adik, jadi Choon-hee merasa aman aman saja.     

Jam terus berdetak dengan perlahan, namun Choon-hee masih betah berlama-lama melihat langit malam. sudah hampir tengah malam dan Sam belum kembali. kemana dia?     

Akhirnya Choon-hee memutuskan untuk kedapur membuat susu coklat hangat. anak yang sedang di kandungan sepertinya menginginkan sesuatu yang hangat, karena ibunya sejak tadi membuatnya Kedinginan. pikir Choon-hee konyol..     

Sam memang sengaja mengunci pintu dari luar, Choon-hee membuka lemari pendingin milik Sam, disana terdapat banyak buah dan makanan manis, Choon-hee mengambil susu coklat dan memanaskan di pemanas, lalu memotong kue dan menaruhnya di piring kecil. tak lupa dia mengupas buah mangga dan memotong bagian dadu menaruhnya di piring yang berisi kue. setelah susu panas, dia langsung menuangkan ke gelas. membawa minuman dan makanannya dengan hati hati menuju kamar, dia mengunci pintu kamar dan juga jendela. lalu menghidupkan Tv kecil yang ada dikamarnya, setidaknya bisa membunuh rasa bosan dan setelah kenyang dirinya berharap akan segera mengantuk.     

Televisi menayangkan pembunuhan yang terjadi disana sini, Choon-hee enggan untuk melihat lebih lanjut pemberitaan malam ini karena tidak baik untuk pertumbuhan janinnya. Akhirnya dia memutuskan untuk menghabiskan makanan dan minumannya. selang satu setengah jam, dia menyelesaikan ritual makan dan minumnya. Choon-hee ingin tertawa melihat dirinya yang tetap asyik sendiri. tidak merasa kesepian karena saat ini anaknya yang dalam kandungan menemani dirinya.     

Choon-Hee membawa piring dan gelas kotor untuk di taruh di dapur, membuka kunci pintu dan berjalan perlahan ke arah dapur. rumah Sam terlihat remang-remang katanya sengaja biar orang menyangka rumah ini tak ada penghuni selama dirinya pergi. dia hanya mengiyakan saja, toh saat ini masih bisa melihat cahaya walaupun dikit.     

Tok tok tok tok....     

Choon-hee yang ingin kembali ke kamar merasa senang mendengar ketukan pintu, pasti Sam pulang. Choon-hee buru buru ke arah pintu depan, namun sebelum dia menarik tuas pintu. Tangannya tertahan mengambang.     

Kenapa Sam mengetuk pintu? kan dia yang mengunci pintu dari luar? bahkan Choon-hee tidak akan bisa membuka pintunya dari dalam karena terkunci. Choon-Hee langsung mundur perlahan, sepertinya itu bukan Sam.     

Tok tok tok tok...     

suara ketukan semakin terdengar jelas, bukan hanya satu orang sepertinya banyak orang yang mengetuk pintu itu. Choon-hee berusaha untuk tenang, menarik nafas panjang. mengambil senjata api di bawa meja kompor, Sam sudah memberikan arahan padanya jika ada seseorang yang memaksa masuk maka dirinya harus mengambil senjata api dan berlari ke arah gudang.     

dia langsung berlari ke arah gudang dan mengunci pintu gudang perlahan. agar tak terdengar siapapun. pintu depan terdengar di dobrak keras, dia langsung berjengkit kaget. dirinya sudah berkeringat dingin, dan mengelus pelan perutnya yang sedikit menonjol.     

"Tenang ya sayang, kita akan baik baik saja. Mommy akan pastikan kau juga baik baik saja". Choon-hee mengambil selimut tebal yang sudah disiapkan oleh Sam di gudang. melilitkan dengan rapih di bagian perutnya agar saat dirinya terbentur perutnya akan baik baik saja, itu kata Sam. Setelah itu dia membuka pintu bawah gudang, dimana itu adalah lorong bawah tanah. dengan perlahan dia masuk dan menutup pintunya dari bawah. Choon-hee melihat sudah ada obor yang menyala di sisi kiri. Sam benar benar menyiapkan semua ini untuk dirinya?.     

Choon-Hee dapat mendengar banyak orang yang sudah masuk kedalam rumah Sam, beberapa orang bahkan terdengar menghancurkan barang barang Sam. Choon-hee mencoba untuk terus berjalan melewati lorong bawah tanah, kata Sam ini tak akan lama, dirinya akan segera sampai di bukit terjal yang akan membawanya ke persimpangan danau.     

Choon-hee terus berjalan, tidak menengok kebelakang sama sekali. walaupun kondisi disini sepi dan sunyi, dia berusaha untuk tetap tegar dan berjalan cepat. dirinya hanya ingin anaknya selamat, hanya itu doanya saat ini.     

Didepannya sudah ada pintu yang di tutupi dengan daun yang menjalar, dia menarik daun daun yang menutupi pintu. menarik tuas pintu, namun sangat susah karena beberapa bagian pintu sudah berkarat. Choon-hee mencoba sekuat tenaga, pintu perlahan lahan terbuka. dia keluar dari celah pintu dan sampailah dia di sebuah hutan, hanya ada langit malam yang menerangi jalannya. Sam mengatakan agar dirinya menaiki bukit agar bisa melihat di mana danau berada, Choon-hee berjalan lurus melewati pohon pohon yang tinggi. memegang perutnya baik baik, hanya untuk menenangkan sang jabang bayi dan tentunya dirinya sendiri.     

hampir sejam lebih dia memutari hutan, namun dirinya tak menemukan bukit sama sekali. bagaimana ini? apa dirinya tersesat? apa Sam akan menemui dirinya?.     

Langkah Kaki Choon-hee terhenti, saat dirinya melihat lampu senter yang lebih dari satu menyoroti sisi hutan menuju dirinya. dia merasa jantungnya hampir lepas, bagaimana bisa musuhnya sampai disini?. sebenarnya dia tak yakin itu musuhnya, Tapi untuk berjaga-jaga dia bersembunyi di belakang pohon besar yang menutupi hampir seluruh tubuhnya. dia duduk meringkuk, berusaha agar tak terlihat dan semoga saja mereka tidak menemukan dirinya disini.     

Suara langkah kaki semakin terdengar jelas di telinga Choon-hee.     

"Cari sampai ketemu, aku yakin dia ada disekitar sini". Choon-hee mendengar suara seorang perempuan, sangat familiar. tapi dia lupa dimana dirinya pernah mendengar suara itu.     

"Ini sudah hampir pagi, jika kita tak menemukan Nyonya muda Berenice, maka kalian tidak akan mendapatkan jatah apapun". satu lagi perempuan memberikan instruksi. Choon-hee benar benar mengenali dua suara perempuan itu, namun dia tak ingin mengintip sama sekali. dia terlalu sayang nyawa dibanding dengan rasa ingin tau.     

Choon-hee merasa kakinya kebas karena terlalu lama meringkuk, berusaha untuk merenggangkan kaki sebentar. namun sialnya dia malah menginjak Ranting dengan sangat keras.     

krrraaakkkkksss.....     

"Siapa disana?". Choon-hee menahan nafas, keringat dingin sudah membanjiri tubuhnya. apa dirinya akan mati disini? astaga tuhan tolong aku, Sam tolong aku...     

Choon-hee menjerit dalam hati..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.