Hasrat Wanita Bayaran

Karena kau berbeda



Karena kau berbeda

0(Choon-hee POV)     
0

Beberapa saat mengobrol dengan Nyonya Douglas memang tidak cukup nyaman, aku hanya merasa sangat rendah saat harus berada berdampingan dengan wanita yang sangat elegan ini. Apalagi berada di kamarnya yang aku rasa, Satu barang di kamarnya bisa menghidupi diriku selama setahun, jadi bayangkan saja barangnya di kamar ini begitu banyak dan mewah.     

Bisa berapa puluh tahun hidupku tanpa perlu bekerja? Luar biasa memang, keluarga Douglas tidak di ragukan lagi kekayaannya.     

Ketukan pintu membuat diriku dan Nyonya Douglas menengok secara bersamaan.     

Nyonya Douglas sudah Bangun dari tempat duduknya dan melangkah membuka pintu, ternyata di depan sana ada Edwards yang sudah berjalan masuk.     

"bagaimana Nak?." Tanya Anne, dia menutup pintunya lagi dan mengikuti langkah kaki Edwards yang ternyata memilih untuk duduk di sampingku.     

"Daddy sudah tidur Mom, Obat penenang baru bereaksi. soal Violet, dia ternyata melakukan rencana buruk untuk aku dan Choon-hee." Edwards berkata sambil menengok ke arahku.     

"Aku?." Tanyaku secara langsung, aku langsung menutup mulut rapat-rapat. karena tidak sengaja memotong ucapan Edwards.     

"Kenapa dengan kalian?." Nyonya Douglas bertanya pada anaknya, dia duduk di samping Edwards dan menunggu Edwards menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.     

Edwards mengeluarkan handphone miliknya dan memperlihatkan beberapa berita terkini, Nyonya Douglas yang pertama kali membaca berita-berita itu. aku yang melihat hal tersebut akhirnya mengeluarkan handphone sendiri, lalu melihat semua hal yang tidak cukup menyenangkan.     

Aku menghela nafas pelan, Violet memang sialan! bisa-bisanya dia menyebar video aku dan Edwards? Ah? Kenapa video ini bisa ada di Violet? ini kan video yang aku rekam sendiri, menggunakan handphone milikku.     

"Bagaimana video ini bisa terbesar? Maksud Mommy, apakah kalian punya kesenangan Dengan merekam aktifitas ranjang?." Tanya nyonya Douglas pada kami, aku yang mendengar pertanyaan itu hanya bisa menelan ludah susah payah.     

"Aku tidak tau Mom, tapi aku rasa Violet memang merencanakan hal ini. Apakah dia masuk ke apartemen dirimu sebelumnya Choon-hee?." Edwards kini bertanya padaku, bagaimana sekarang? Apakah aku harus berkata sejujurnya? Bagaimana jika Edwards marah padaku?     

"Ah soal itu, ya.. violet memang beberapa kali menemui diriku. lalu tadi pagi dia juga masuk ke apartemen, dia mengancam diriku." kataku sedikit berbohong.     

Sepertinya aku Tidak perlu mengatakan Bahwa video itu aku yang buat, biarlah Edwards berpikir itu hanya ulah Violet.     

Edwards langsung memegang tanganku dan Mengecupnya lembut. "kenapa kau tidak bilang padaku? Seharusnya kau katakan saja jika Violet mengancam dirimu. lihat sekarang, kau jadi pembicaraan di depan khalayak luas. Wajahmu terpampang jelas sebagai wanita bayaran dan wanita perebut suami orang, semua wanita di dunia menghina namamu dan mengancam akan membunuhmu jika melihat wajahmu. serangan di media sosial saat ini begitu jahat, aku merasa kasihan padamu sekarang." suara Edwards sangat bersedih, aku yang mendengar hal itu hanya bisa diam saja.     

aku tidak tau harus berkata apa, lebih tepatnya aku tidak peduli dengan Omongan orang lain. lagipula selama ini aku Tidak punya teman dan tidak ada perasaan yang harus aku Jaga, dari semua berita tersebut. aku terbiasa hidup sendiri dan terbiasa di asingkan.     

Lalu? Apakah aku harus bersedih dengan semua berita yang memang nyata adanya?     

"tidak apa-apa Edwards, lagipula itu memang kenyataannya kan?." Tanyaku pelan, Edwards langsung menggelengkan kepalanya pelan.     

"Ini salahku, kau begini karena aku. mereka tidak tau bahwa aku yang sebenarnya mengejar-ngejar dirimu. maafkan aku." Edwards berkata dengan sangar tulus.     

"Iya.. tak masalah." kataku lagi.     

"Dengan semua masalah dan berita ini, sebaiknya kau dan Choon-hee menginap di Mansion lebih dulu. jangan pergi keluar atau kemanapun, biar Mommy menelpon pusat pemberitaan yang sudah mengeluarkan berita seburuk ini. Mommy akan menyuruh semua orang-orang kita untuk menghentikan berita tersebut dan mengalihkan dengan berita lain. Tentang Violet yang sering berkencan dengan sesama wanita. Violet kira, Mommy tidak pernah mematai-matai dia. Dia begitu bodoh, padahal Mommy punya banyak bukti untuk menjatuhkan dia.. Dia berani bermain-main dengan Keluarga kita, maka kita buat Permainannya Semakin menarik." Nyonya Douglas berkata dengan sangat menggebu-gebu.     

Aku yang mendengar hal itu hanya bisa menatap mata Edwards dengan bingung. "Baiklah Mom, Masalah berita ini Mommy yang urus. Aku akan menunjukan kamar Choon-hee. Mommy tidak apa di tinggal sendirian kan?." Tanya Edwards.     

"Ahhh Tak masalah, Pergilah ke kamarmu saja. Biar Choon-hee bersama dirimu. Pergilah Nak." Kata Nyonya Douglas yang langsung Tersenyum ke arah Edwards dan aku     

Edwards mengangguk dan langsung bangun dari sofa, tangannya menggenggam erat tanganku. aku tidak mengerti kenapa Edwards bisa sangat perhatian padaku.     

Kami keluar dari kamar Nyonya Douglas, lalu Berjalan ke lantai atas lagi. Salah satu lantai paling atas di Mansion ini, Ada pintu berwarna abu-abu yang begitu nyaman di pandangan mataku.     

Edwards membuka pintu kamar tersebut, lalu dia membawaku masuk. aku melihat warna abu-abu hitam dan putih yang saling bercampur di dalam kamar ini. Warna yang memang menggambarkan Edwards sekali..     

"Ini kamarmu dan Violet?." Dari banyaknya pertanyaan, aku bertanya apakah ini Kamar Edwards dan Violet. aku tidak mau saja, lagi enak-enak tidur lalu di ganggu dengan kedatangan Violet.     

"Tidak, ini kamarku sendiri. Kamarku dan Violet ada di lantai bawah. Tenang saja, aku tidak mungkin membawa dirimu ke kamar yang tidak pantas." Edwards menarik tanganku lagi, lalu kami berjalan ke arah balkon kamar.     

di sana aku melihat pemandangan pohon-pohon yang menjulang tinggi, ada satu kolam berenang besar di bawah sana. suasananya sangat nyaman dan bagus sekali, aku langsung Tersenyum melihat pemandangan di depanku.     

"Kau suka?." Edwards bertanya sambil memeluk pinggangku dari belakang, aku yang merasakan pelukan Tersebut. langsung merasa Merinding dan senang secara bersamaan.     

"Aku suka, pemandangannya bagus sekali." Ucapku jujur.     

"Kalau begitu, ini juga kamar untukmu. Kamar kita." Edwards berbisik di samping telingaku, Bisikan Tersebut tentu saja membuatku langsung merasa aneh.     

Kenapa Edwards begitu perhatian? Apakah dia memang sering melakukan hal ini pada setiap wanita? rasanya sikap Edwards sangat berlebihan, untuk perkenalan kami yang belum terlalu lama. Dia begitu..     

Begitu posesif..     

Aku memegang Tangannya dan berbalik badan, memilih untuk menatap matanya dan memegang bibirnya yang begitu seksi. "Kau tau? rasanya aku seperti sedang bermimpi, mendapatkan semua perhatian darimu dan bisa berada di kamar pribadimu. Apakah aku benar-benar cukup berarti sekarang?." Tanyaku dengan suara begitu pelan, mencium Bibirnya Sebentar dan Melepaskan tanpa menunggu Edwards membalas ciuman dariku.     

"Aku hanya merasa nyaman saja denganmu, semua yang kau miliki, perhatian yang kau berikan, dan ketulusan di balik matamu. Membuatku merasa bahwa aku menemukan wanita yang selama ini aku Mimpikan sepanjang hidupku." Edwards meremas Bokongku, suaranya begitu serak dan aku tau Bahwa dia meminta hal lain saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.