Hasrat Wanita Bayaran

Pertanyaan Dokter Zurich



Pertanyaan Dokter Zurich

0Baru saja aku mau bertanya lagi kenapa bisa ada Cctv di ruangan ini, sudah terdengar suara langkah kaki yang memasuki ruangan. Ternyata Nyonya Anne dan juga Dokter yang di maksud sudah datang, kali ini dokternya laki-laki.     
0

Aku rasa dia memang dokter pribadi untuk Edwards, karena dia langsung berjalan ke arah Edwards dan membuka Beberapa peralatan penting. aku dan Nenek Lecy mulai bangun dari sisi ranjang dan memilih berdiri sedikit menjauh.     

Membiarkan dokter memeriksa Edwards, selama Edwards di periksa maka selama itu juga aku menengok ke arah Nyonya Anne. aku melihat bagaimana wajahnya yang datar terlihat Menyebalkan di mataku. apa-apaan dia? dia selama ini mematai-matai diriku? ckckckck.. Memang benar ya, Orang yang sudah Gila akan uang akan melakukan cara apapun. Lihat saja bagaimana dia bisa menaruh Cctv di Ruangan kamar pribadi seperti ini? awas saja dia nanti, aku akan putuskan semua kameranya Cctv dan aku akan memastikan bahwa setiap aku keluar kamar, aku akan kunci kamarku...     

Ck! aku jadi benar-benar kesal, ini sekali rasanya ikut menjambak rambutnya yang panjang di gerai itu. Dasar Nenek Sihir, Diam-diam tapi menusuk.     

"Sepertinya aku harus menurunkan dosis obatnya untuk saat ini, Edwards terlihat lebih baik. Walaupun memang dia tetap akan mengalami kambuh, tapi tidak terlalu parah saat ini. dia terlihat tenang dan tidak resah saat tidur. Tapi Edwards tetap harus menjalani Psikoterapi, agar dia lebih baik lagi." Dokter sudah selesai memeriksa keadaan Edwards, aku yang mendengar hal tersebut merasa sedikit lebih lega.     

"Terimakasih dokter, aku merasa lega mendengarnya." Nenek Lecy Bersuara lebih dulu, dokter itu menuliskan beberapa resep obat lalu memberikan pada Nenek Lecy. aku yang melihat hal tersebut hanya diam saja.     

"Baiklah Nyonya, aku pergi dulu.. Beritahu aku jika memang ada hal yang mendesak tentang Edwards." Dokter mulai berjalan untuk berlalu pergi dari kamar ini, aku berinisiatif untuk mengantarkannya ke bawah.     

"Aku antar Dokter." Kataku padanya, dia mengangguk dan kami mulai berjalan secara bersamaan keluar dari kamar.     

Kami melewati lorong-lorong dan berakhir di depan pintu lift, aku menelan tombol lift dan kami masuk ke dalam. sebenarnya aku mau mengikuti dokter ini karena ini menanyakan beberapa hal, tentang Edwards pastinya.     

"Katakan." Ujar dokter tersebut saat lift sudah tertutup, aku menengok ke arahnya dengan tatapan bingung. "aku yakin kau mau bertanya sesuatu, terlihat jelas di wajahmu." ujarnya lagi, dia ini Dokter muda yang cukup tampan. melihatnya dari dekat begini membuatku jadi tau bahwa memang dia tampan.     

"Ah begini.. sebenarnya aku mau tau, penyakit apa yang di derita Edwards. apakah benar PTSD?." tanyaku, Ketika aku bertanya saat itulah pintu lift terbuka. Kami keluar di pintu belakang, disana ada satu mobil hitam yang terparkir di depan kami. aku rasa itu adalah mobil milik Dokter Ini.     

"Sebelumnya Perkenalkan namaku adalan Dokter Zurich, Siapa namamu Nona? maksudku, kau sepertinya baru di tempat ini, karena aku baru melihatmu." Ujarnya sopan, aku yang mendengar hal tersebut hanya bisa tersenyum dan mengangguk saja.     

"Ya aku baru disini, lebih tepatnya aku akan menikah dengan Edwards. Namaku Choon-hee." Ujarku pelan. mendengar apa yang aku katakan, aku dapat melihat perubahan raut wajahnya. dia terlihat terkejut beberapa saat ketika mendengar namaku. kenapa? Apakah ada yang salah dengan namaku?     

"Choon-hee?." Ucapnya pelan.     

"Ya." Kataku langsung.     

"Oh begitu, Baiklah Nona Choon-hee. apa yang kau katakan tadi benar, Tuan Edwards memiliki penyakit PTSD. di derita sejak dia di tinggalkan oleh Ibunya, Semakin parah beberapa tahun terakhir ini. Dan barusan sepertinya dia lebih baik, mungkin karena dirimu?." itu terdengar bukan Pertanyaan, sepertinya dokter Zurich ini sudah tau sesuatu.     

"Ahhh begitu, tidak.. Edwards lebih baik karena sekarang dia lebih berpikir positif dan terbuka. dia sangat baik sebenarnya. jadi aku mau membantunya sembuh, apakah kau bisa memberikan beberapa saran padaku?." Tanyaku pada sang dokter.     

"Saran? sebenarnya aku hanya bisa menyarankan tentang Beberapa terapi saja, selebihnya kau bisa selalu ada di sampingnya dan membantunya untuk melakukan Sesuatu. ya, hal-hal kecil yang membuatnya selalu merasa aman dan nyaman di sisimu. sebab trauma yang dia rasakan memang cukup membekas sekali di otak dan pikirannya. Mungkin dengan kedatangan dirimu dia sudah mulai menutup luka lama secara perlahan-lahan, jadi dia bisa lebih terbuka dan merasa bahwa kau dapat di andalkan. sejauh ini hanya itu yang bisa kau lakukan." Ucapan Dokter Zurich Membuatku mengangguk paham.     

"terimakasih Dokter, akan aku lakukan apa yang kau katakan. Jika memang ada hal lain, aku harap kau bisa memberitahukan padaku." Ujarku pelan, dokter Zurich mengangguk dan dia tersenyum manis padaku.     

Dia sudah melangkah ke arah mobilnya, aku masih berdiri di tempatku menunggu sampai mobil itu berlalu pergi. pintu mobil sudah di buka, tapi dia menghentikan gerakan tangannya lalu Menengok ke arahku.     

"Nona Choon-hee." Ujarnya padaku.     

"Ya?." Tanyaku pelan.     

"Apakah kau kenal keluarga ayahmu?." Satu pertanyaan yang membuat senyum di bibirku langsung terasa kaku.     

"Ya?." Tanyaku lagi, aku tidak mengerti dengan apa yang dia katakan.     

"Apakah kau kenal dengan keluarga ayahmu?." Sekali lagi Dokter Zurich Bertanya.     

"Tidak." jawabku seadanya, Karena memang aku tidak kenal dengan keluarga ayahku. Tapi kenapa Dokter Zurich jadi bertanya tentang keluarga ayahku? memangnya dia siapa bertanya seperti itu? kami kan baru bertemu sekali, Rasanya tidak pantas saja dia bertanya tentang hal pribadi.     

"Begitu, Yasudah. aku akan pergi." Katanya lagi, aku semakin di buat penasaran dengan apa yang dia katakan.     

"Kenapa kau bertanya Tentang Keluarga Ayahku?." sebelum dia benar-benar pergi aku bersuara lagi, dia tidak jadi masuk ke dalam mobilnya dan kembali Menengok ke arahku.     

"Apakah kau membenci ayahmu?." Dan Pertanyaan lainnya membuatku semakin bingung.     

"Tidak." Jawabku lagi, ini sebenarnya ada apa? Kenapa aku merasa Dokter Zurich mengetahui sesuatu Tentang ayahku.     

"Kenapa?." Sekali lagi dokter Zurich bertanya     

"Aku rasa ini bukan urusanmu." aku berkata sambil menatap datar wajah Dokter Zurich. Tak berapa lama dia mengangguk dan langsung masuk ke dalam mobilnya. aku yang melihat itu tetap diam, sampai mobil itu berlalu pergi dan meninggalkan aku disini.     

Aku masih menatap tempat yang tadi, memikirkan tentang apa yang sedang terjadi. maksudku, kenapa Pertanyaannya aneh seperti itu?     

Kenapa dokter Zurich bertanya tentang ayahku, dari banyaknya macam pertanyaan?.     

Dokter aneh, apakah semua Dokter spesialis kejiwaan memang bisa mudah menebak-nebak ya? Mungkin saja kan, secara dia bisa langsung tau saat aku mau bertanya. Mungkin dia juga Tan hal Pribadiku hanya lewat tatapan mata. Tapi, itu terdengar aneh. memangnya dia Tuhan? hingga bisa tau dan bertanya tentang ayahku..     

Ahhh.. ada-ada saja, aku memilih untuk masuk ke dalam Mansion kembali. aku mau langsung naik ke atas dan bertemu dengan Edwards, tapi langkah kakiku terhenti saat Perutku terasa lapar.     

Bunyi suaranya membuatku tertawa "Kau lapar anakku? Ayo kita makan, kau mau makan apa?." Aku mengelus perutku sambil bertanya pada janin yang masih belum mengerti. aku memilih untuk berjalan ke dapur lebih dulu saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.