Hasrat Wanita Bayaran

Pernikahan dan doa semua orang



Pernikahan dan doa semua orang

Sumpah pernikahan telah di ucapkan oleh Choon-hee dan Edwards, mereka bersumpah akan menjaga satu sama lain dan saling mencintai dalam keadaan senang maupun susah. Bibir mereka telah bersatu dan memperlihatkan cinta yang tulus dari balik mata mereka.     

Tepukan tangan, Senyum di balik semua tamu undangan, doa tulus.. Semuanya bersatu menjadikan Suasana di pernikahan ini terasa lebih nyata. Edwards dan Choon-hee melepaskan ciuman di bibir mereka, Lalu mereka saling berpegangan tangan dan menghadap ke semua tamu undangan, Wajah berseri-seri dan kebahagiaan terpancar jelas di raut wajah mereka berdua.     

Beberapa tamu sudah naik ke pelaminan dan memberikan selamat, suara musik dari salah satu penyanyi terkenal memenuhi tempat itu.     

Malam cukup dingin, menambah kesan romantis dari apa yang terjadi saat ini. Choon-hee sudah dengan bangga mengucapkan kata terimakasih atas semua doa yang di berikan padanya.     

Bahkan dia dengan sangat bangga memegang lengan Edwards dan Mencium punggung suaminya itu. Ya mereka adalah suami dan istri sekarang, Saling mengikat dan bersumpah untuk selalu bersama-sama.     

"Kau memakai kalung dari ibuku?." Edwards berbisik pelan di samping telinga Choon-hee, ketika mereka sedang berfoto dengan semua keluarga besar.     

"Iya Bibi Liu Berikan ini, katanya ini milik ibumu. di berikan padaku karena aku wanita pilihanmu. kau tau tentang kalung ini?." Tanya Choon-hee berbisik juga.     

"Ibu pernah katakan tentang kalung tersebut, yang akan dia berikan pada Wanita pilihanku." Kata Edwards mengiyakan.     

"Apakah aku cocok memakai kalung ini?." Tanya Choon-hee lagi.     

"Sangat cocok, Kau begitu cantik hari ini. aku sampai Kaget saat melihatmu tadi. Seperti bidadari." mendengar pujian dari Edwards, tentu saja Choon-hee langsung Tersenyum malu-malu.     

"Sekarang Tuan Douglas dan keluarga inti Douglas berdiri di kanan kiri mempelai. agar bisa kamu foto." ucapan sang Fotografer membuat Keluarga yang lain bergantian, sekarang Tuan Douglas dan yang lainnya sudah berdiri di samping Edwards dan Choon-hee. mereka melakukan beberapa kali sesi foto. Semuanya terasa baik-baik saja dan tidak ada hambatan, Violet juga terlihat diam saja dan hanya sibuk makan.     

Sejak tadi memang Choon-hee sudah sangat takut, takut wanita menghancurkan pernikahan antara Choon-hee dan Edwards. Tapi ternyata Violet tetap terlihat tenang sampai pernikahan selesai.     

Entah ini adalah hal yang baik atau buruk.     

Semua sesi pemotretan sudah selesai, saat Choon-hee dan Edwards sudah ingin turun dari pelaminan. seorang wanita datang dengan seorang Pria yang ada di atas kursi Rosa. Choon-hee hanya memberikan senyum pada mereka Berdua.     

"Bisakah aku meminta di foto bersama?." Tanya wanita tersebut, Choon-hee yang mendengar suara dari wanita itu langsung terdiam.     

kenapa suaranya terasa tidak asing? Choon-hee menatap mata wanita tersebut dan juga lelaki yang ada di kursi Roda. lelaki di kursi Roda sudah menatap Choon-hee dengan wajah datar, Kepalanya miring ke kiri dan Bibirnya juga bergetar. Sepertinya lelaki itu terkena stroke yang parah.     

"Tentu, silahkan." Kata Edwards dengan sopan, Choon-hee juga ikut mengangguk dan mempersilahkan saat mereka meminta Foto.     

Kami di Potret beberapa kali, ketika sudah ingin selesai. Wanita tadi meminta satu potret lagi, dia memegang lengan Choon-hee dan mendekat Seperi merangkul sangat erat. Choon-hee hanya diam saja dan tetap memasang senyum manis, mungkin wanita itu hanya senang saja berfoto dengan sepasang pengantin, itu kenapa Choon-hee dan Edwards tidak mempermasalahkan sama sekali.     

"Terimakasih ya.. aku senang bisa berfoto dengan dirimu Nona manis. Kau tumbuh dengan baik, wajahmu juga semakin cantik. sekali lagi selamat atas pernikahan kalian ya." Ujar wanita tersebut.     

"Terimakasih Nyonya, aku juga senang kau datang dan mendoakan yang terbaik untuk kami. silahkan ke meja yang sudah di sediakan dan Memakan hidangannya." Ucap Choon-Hee sopan.     

"Bolehkah aku meminta hal lain?." Tanya Wanita itu.     

"Ya, tentu.. apa itu?." Tanya Choon-hee lagi, Edwards sudah lebih dulu meninggalkan pelaminan. karena dia di panggil oleh Tuan Brandon untuk menyapa tamu dari luar negeri.     

"Bolehkah suamiku Memegang tanganmu?." Tanya wanita itu, dia meminta dengan wajah yang sangat tulus. matanya seperti tidak asing, tapi Choon-hee lupa di mana dia pernah melihat mata Tersebut.     

[Apalagi suaranya juga, suaranya seperti suara ibuku. Tapi tidak mungkin dia ibuku, aku tau dengan jelas wajah ibuku. bahkan aku masih ingat senyum manis yang biasa ibuku berikan. Tapi kenapa? Kenapa suaranya begitu mirip? Dan matanya, matanya memang hampir sama]. ujar Choon-hee dalam hati.     

"Nona, bisakah?." Tanya wanita itu sekali lagi.     

"Ah tentu.." Choon-hee mengangguk dan perlahan-lahan memegang telapak tangan Lelaki yang ada di kursi Roda, dia menatap mata Choon-hee sangat dalam. Lalu tak lama, mata lelaki itu mengeluarkan air mata. [Dia menangis?]. Choon-hee berpikir bingung.     

Lelaki itu semakin erat memegang tangan Choon-hee dan air matanya benar-benar terjatuh sangat banyak, Choon-hee pada akhirnya langsung berjongkok di depan lelaki tersebut dan tanpa sadar mengecup punggung tangan lelaki itu. wajahnya sudah keriput di beberapa bagian, namun tetap terlihat tampan dan menawan. Aroma parfum yang lelaki ini keluarkan, begitu menenangkan dan sangat nyaman.     

"Terimakasih Nona." Kata Wanita itu lagi.     

"Sama-sama Nyonya, Maaf Karena aku tidak bisa melakukan apapun lainnya." Kata Choon-hee sedikit kasihan.     

"Suamiku sudah lama tidak bertemu dengan anak perempuannya, jadi dia sedikit sedih saat melihat pernikahan seorang perempuan. Dia selalu mengingat anak kami, kalau begitu kami permisi. Terimakasih sekali lagi.. semoga kau bahagia dan dapat menjadi ibu yang baik." Wanita itu mengelus kepala Choon-hee dan memberikan senyuman yang begitu lembut, Tak lama wanita itu berlalu pergi mendorong kursi roda.     

kepergian dua orang tersebut membuat Choon-hee merasa sedih, hatinya mendadak sakit tanpa alasan yang jelas. Kenapa? hanya satu pertanyaan itu yang ada di hati Choon-hee saat ini.     

"Choon-hee! kemarilah!." Suara yang sedikit terdengar Berteriak, memanggil nama Choon-hee. Nyonya Anne yang mengeluarkan suara itu, Choon langsung Menengok dengan cepat dan menghampiri ibu Mertuanya itu..     

Dia mulai Menyingkirkan pikiran-pikiran aneh yang berkeliaran di otaknya, memilih untuk melupakan wanita dan lelaki tadi. Walaupun sebenarnya dua orang tadi membawa dampak yang sangat aneh di hati dan pikiran Choon-hee.     

"Iya Mom, ada apa?." Tanya Choon-hee, setelah dia berdiri di samping ibu mertuanya.     

"Kau bicara pada siapa tadi? Sepertinya aku tidak terlalu mengenal mereka. apakah keluargamu dari desa?." Tanya Anne dengan suara yang penasaran dan menelisik serius.     

"Oh ya, aku rasa mereka memang dari keluargaku. Kenapa kau memanggilku?." entah kenapa Choon-hee malah berkata seperti itu, padahal dia saja tidak mengenal orang tadi.     

"Oh begitu.. Ini, Kenalkan Tamu-tamu penting. Mereka datang jauh-jauh untuk mengucapkan selamat padamu. ayo perkenalkan dirimu." Choon-hee akhirnya memperkenalkan diri dan menyingkirkan sebentar pemikirannya yang lain. dia cukup sibuk menyapa semua tamu dan berbasa-basi singkat.     

Belum lagi dia juga harus mendampingi Edwards dan harus selalu memasang senyum manis ketika di perkenalkan oleh semua klien yang datang. Rata-rata adalah Klien penting yang memiliki proyek cukup Besar dengan keluarga douglas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.