Hasrat Wanita Bayaran

Pembicaraan tersembunyi



Pembicaraan tersembunyi

0Violet masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintu kamar, dia langsung kesal karena permintaan Choon-hee yang terlalu gila.     
0

"Bagaimana bisa dia meminta bulan madu ke negara yang sedang ada konflik!? dia itu mau bulan madu atau menjadi relawan!!? Dasar wanita bodoh! Tidak mungkin aku ikut mereka kesana, Aku lebih baik tinggal di dalam kamar saja. Daripada harus khawatir tiba-tiba mati di Bom oleh salah satu sekutu dari Palestina itu." Violet berkata dengan nada kesal.     

Dia bahkan sudah mengacak-acak rambutnya dengan gerakan marah, Tidak tau harus berbuat apa lagi untuk membuat Choon-hee dalam keadaan buruk. sebenarnya Violet mau Menghancurkan acara bulan madu itu, setidaknya melakukan beberapa rencana licik. Tapi mendengar apa yang di minta oleh Choon-hee, tentu saja membuat Violet jadi tidak habis pikir.     

Suara pintu yang terbuka membuat Violet Menengok dengan cepat, dia melihat kedatangan Daniel yang sudah Membawa segelas jus Buah.     

"Kau kesal?." Tanya Daniel pelan.     

"Tentu saja aku kesal, bagaimana bisa Choon-hee begitu pintar untuk menolak semua yang aku lakukan untuknya? dari semua tempat bulan madu yang begitu indah, dia malah memilih tempat lain di luar perkiraanku." Kata Violet, dia duduk di atas ranjang dan menghela nafas pelan. Daniel hanya tertawa pelan lalu memberikan gelas berisi jus buah itu pada Violet.     

"Minum dulu, Kau butuh banyak energi untuk marah-marah." Kata Daniel pelan, Violet yang mendengar hal tersebut akhirnya menurut saja. dia mengambil gelas yang ada di tangan Daniel dan mulai meminum jus Apel Dengan campuran jeruk lemon. Rasanya cukup segar karena di sajikan Dengan keadaan dingin.     

"Kau tau Violet? Sebenarnya saat sedang hamil begini, kau harus menjauhi pikiran negatif dan hal-hal yang membuat emosi tidak stabil." Ujar Daniel, sedikit Memberitahu dengan cara yang baik-baik pada Violet.     

"Jangan banyak omong! Kau bukan dokter! lagipula apa hubungannya aku marah-marah karena aku sedang hamil." Ujar Violet keras kepala.     

"Mudah marah saat hamil disebabkan oleh adanya perubahan hormon selama kehamilan, kecemasan berlebih, rasa takut terhadap kondisi kehamilan, ketidaknyamanan saat hamil, dan masalah kehidupan. Risiko marah saat hamil dapat menghambat aliran darah dan oksigen ke janin yang sedang dikandung.     

Kondisi jantung dan tekanan darah akan naik saat sedang marah, saat itu hormon adrenalin dan epinefrin yang memicu stres dan ketegangan dapat menyebabkan pembuluh darah mengerut.     

Darah pun akan sulit mengalir ke janin yang akan menjadi salah satu faktor risiko kegagalan plasenta yang tidak berkembang dengan baik. Akibatnya, plasenta yang rusak tidak dapat memasok oksigen dan nutrisi yang cukup dari aliran darah ibu. Jika hal ini terjadi, kemungkinannya bayi akan lahir prematur, berat badan yang rendah, serta fatalnya akan membuat cacat lahir. Memangnya kau kau bayimu cacat saat lahir? kau mau bayi Choon-Hee terlahir lebih baik daripada bayi di kandunganmu?." Tanya Daniel, memang sengaja mengatakan hal tersebut agar Violet bisa lebih tenang dan tidak terlalu gegabah ketika sedang marah-marah.     

Hanya cara ini saja yang pasti di dengar oleh Violet. "Ck! aku tidak mau anakku cacat, bagaimana bisa anakku cacat dan anak Choon-hee baik-baik saja? tidak-tidak. Jangan sampai itu terjadi, aku akan sedikit meredakan amarah dan emosi. Jangan sampai terjadi apa-apa pada anakku." Violet sudah memegang perutnya yang masih rata, dia sudah sangat takut dengan apa yang akan terjadi pada anak yang masih di dalam kandungannya itu.     

"Itu kenapa kau harus selalu berpikir positif dan jauhkan energi' negatif yang membuatmu selalu marah-marah. pastikan juga untuk makan makanan yang sehat, jangan terlalu lelah, kalau memang di Mansion ini kau selalu merasa tidak nyaman. Pergi saja belanja dan berlibur bersama teman-temanmu. itu lebih baik untuk mengontrol emosi di dalam hatimu ini." Daniel memegang tangan Violet, lalu mengecupnya secara perlahan.     

Violet yang mendapatkan perhatian dari Daniel, tentu saja Hatinya cukup berdesir hebat. matanya menatap mata Daniel yang begitu indah. Cukup menenangkan dan membuat seluruh oksigen perlahan-lahan Terasa menyesakkan. kenapa? Kenapa keadaan jadi sangat aneh begini? Violet jadi merasa bahwa Daniel terlalu berlebihan saat memberikan perhatian pada dirinya.     

"Kau mau menjaga anak itu dengan baik.? Tanya Daniel lagi.     

"Tentu saja, ini adalah pewaris untuk Keluarga Douglas. aku tidak mungkin menyia-nyiakan anak ini." Ujar Violet dengan bangga.     

"Bagus! kau memang harus menjaga anak ini dengan baik. masalah Choon-hee, biar aku yang urus dia. Kau hanya perlu mengurus anak ini saja, lagipula anak ini yang akan menjadi Penerus keluarga Douglas. Bukan anak dari Choon-hee itu." Ujar Daniel, dia mendekatkan wajahnya ke wajah violet dan mengecup bibir violet dengan lembut. matanya terus menatap mata wanita di depannya ini.     

Violet dengan bodohnya hanya diam saja, bahkan dia sudah memegang dada Daniel dan mengelusnya dengan lembut. "Aku paham, Urus Choon-hee itu. aku tidak mau anaknya lahir." kata Violet.     

"Tenang saja, anaknya tidak akan pernah lahir. aku berjanji padaku, sekalipun anaknya lahir. anak itu akan tetap mati." Kata Daniel percaya diri, Violet langsung tersenyum dan mengangguk paham.     

Violet kembali mencium bibir Daniel, mengecupnya hingga dalam dan menjilat bibir yang kenyal itu. Matanya sudah mau tertutup, sudah mau merasakan perasaan dan kenikmatan yang lebih dalam lagi. Bahkan Daniel juga sudah meremas kedua payudara Violet dengan gerakan perlahan-lahan. Namun suara ketukan pintu membuat mereka langsung menjauhkan diri dengan cepat.     

Daniel bangun dari tempat tidur Violet lalu mengambil gelas yang masih di pegang di tangan kiri Violet. Berdiri dan berpura-pura hanya sedang Memberikan jus buah.     

Tak lama pintu terbuka, Violet bahkan sudah mengusap bibirnya dengan cepat. saat mereka Berdua menengok ke arah pintu, di sana ada Edwards yang masuk. dia membawakan susu ibu hamil untuk Violet, karena sebelumnya dia sudah memberikan susu ibu hamil pada Choon-Hee.     

Edwards tidak tau bahwa ada Daniel di kamar ini, tanpa rasa kecurigaan sama sekali Edwards berjalan santai masuk ke dalam kamar.     

"Kau disini Daniel? apakah ada hal penting?." Tanya Edwards pelan.     

"Ah tidak kak, tadi Violet berkata padaku dia mau jus apel dan Lemon. dia mau meminta di buatkan olehmu, tapi ternyata kau sedang bersama dengan Choon-hee. Jadi aku buatkan saja untuknya." Daniel pandai berbohong, jadi tidak sulit baginya untuk mengatakan banyak cerita.     

"Oh begitu, kenapa tidak habis jus nya? kau mau yang lain? Aku bawakan susu hamil untukmu'. Tapi aku tidak tau kau suka rasa apa." Edwards bertanya pada Violet, yang di tanya hanya tersenyum kecil.     

"Aku sangat mual, aku rasa aku butuh udara segar. Mengingat beberapa hari ini aku selalu di kamar terus." Jawab Violet, dia menatap ke arah Daniel yang terlihat sangat santai berada di situasi macam ini.     

"Oh begitu, mau aku antar belanja ke Mall? atau kau mau ke klinik kecantikan? apa yang kau inginkan sekarang?." Tanya Edwards, dia merasa kasihan pada Violet saat ini. karena memang Edwards sekarang harus membagi waktu dan fokusnya ke dua wanita hamil dan dua-duanya adalah istrinya sekarang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.