Hasrat Wanita Bayaran

Bercerita dengan Bella



Bercerita dengan Bella

0Choon-hee sudah keluar dari rumah sakit, memutuskan untuk berganti hotel. tidak ingin berada satu tempat dengan Edwards atau keluarganya. dia sedikit merasa muak dengan sikap Keluarga Douglas yang semakin menyakiti hatinya. serta kekecewaan dirinya pada Edwards yang berbohong. berbohong dan tidak benar-benar meminta maaf atas apa yang telah dia lakukan. kenapa Edwards hanya diam saja? kenapa dia tidak memberinya Choon-Hee Bahwa ibu kandungnya ada di negara ini?. kenapa Edwards menyimpan sesuatu yang Seharusnya Choon-hee ketahui?.     
0

Ingin rasanya Choon-hee berteriak dan memaki seseorang. tapi dia tidak bisa, dirinya terlalu lemah untuk melakukan itu.     

Choon-hee memegang perutnya yang rata, tadinya ada kehidupan disana. ada cinta dan nyawa yang tumbuh. tapi hanya dalam beberapa menit dia menghilang dan meninggalkan Choon-hee seorang diri.     

padahal Reista sudah mulai mencintai calon anaknya, berharap anaknya benar benar tumbuh dan menjadi anak yang cantik atau tampan. tersenyum ke arah Choon-hee dan menjadikan dirinya sebagai ibu seutuhnya.     

Sekarang hanya sebuah kenangan yang membekas erat dalam relung jiwa, tidak ada sesuatu yang bisa dipertahankan dari pernikahan semu ini.     

Terlalu banyak kesedihan dibandingkan dengan kebahagiaan, dan Choon-hee membenci hal itu. membenci saat Choon-hee tidak bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan anaknya. bagaimana sekarang? apakah dirinya masih bisa bersama dengan Edwards dan Keluarganya? apakah Choon-hee masih bisa berada di Mansion yang isinya adalah orang-orang tidak waras semua?     

"Ahhh!! Tuhan!!! merasakan kehilangan seorang anak membuat seluruh akal sehat di otakku mendadak hilang. aku Bahkan tidak bisa mengingat lagi kenangan manis ketika bersama dengan Edwards!! Aku tidak bisa mengingat senyum di Bibirnya, pelukan hangatnya. kenapa? bahkan aku tidak tau bahwa perasaan kehilangan akan sesedih ini, awalnya aku tidak terlalu menginginkan anak tersebut. tapi berjalannya waktu, anak itu seperti bagian terpenting dalam hidupku. Buah cintaku dengan Edwards, walaupun Mungkin, hanya aku yang mencintai Edwards." Choon-Hee menghela nafasnya lelah. dia menutup wajahnya dengan kedua tangan dan merasa ingin menangis.     

Masih teringat jelas di otak Choon-hee, saat pertama kali dia membuka mata dan melihat Edwards menatap matanya. Tidak lama lelaki itu berkata bahwa janin di dalam rahim Choon-hee telah meninggal dunia. seketika suasana saat itu mendadak hening dan terasa pengap. Choon-Hee tidak mengatakan apa-apa, dan Edwards juga tidak berusaha untuk menjelaskan sesuatu. Mereka terlibat keheningan seharian penuh.     

Dan yang menjadi pertanyaan Choon-hee selama ini adalah, kenapa Edwards tidak merasa bersedih sama sekali?. karena sejak Choon-hee membuka mata kemarin, Edwards benar-benar hanya diam tanpa menangis dan berkata maaf. tanpa menyesali bahwa dia tidak bisa menjaga Choon-hee dan anak di dalam kandungan istrinya dengan baik. dia mungkin tidak terlalu mencintai anak yang dikandung Choon-hee, mungkin juga Edwards tidak benar benar menginginkan anak ini. ahhh.. kenapa Choon-hee lupa? Edwards punya dua istri, Violet pasti akan melahirkan anak yang tampan untuk Edwards. Tentu saja kehilangan satu calon anak tidak akan membuat Edwards sedih.     

Choon-hee duduk di balkon kamarnya, tubuhnya masih sangat lemah untuk melakukan banyak hal. dirinya hanya bisa duduk dan tidur saja, rasa ngilu di bagian rahimnya membuat dia ingin sekali menangis, namun Choon-hee tahan. tidak ingin Keluarganya merasakan kesedihan karena tangis yang dia keluarkan. rasa sakit karena keguguran, tidak sesakit saat suamimu sendiri enggan mengharapkan bayi yang telah hilang tersebut.     

Malam ini begitu banyak bintang yang bersinar, Choon-hee mampu melihat cahaya yang bertebaran di langit gelap. namun cahaya itu tidak membuat Kebahagiaan untuknya datang begitu saja, cahaya itu hanya datang untuk pergi.     

Ketukan pintu terdengar dan Choon-hee melihatnya perlahan, Zurich datang bersama seorang perempuan. wajahnya cantik dan tersenyum hangat kepada Choon-hee.     

Mereka berdua menghampiri Choon-hee yang sedang duduk di balkon kamar.     

"Hai? siapa dia?". Tanya Choon-Hee yang bertanya selembut mungkin, tersenyum ke arah Perempuan itu dengan senyum tulus.     

"Namanya Bella, Bella kenalkan ini adalah adik Sepupuku yang cantik dan satu-satunya. walaupun sedikit menyebalkan saat dia marah". kata Zurich sengaja menggoda Choon-hee, agar wanita bisa melupakan kesedihannya.     

Choon-hee yang mendengar Bahwa dirinya adalah adik sepupu dari Zurich. tentu saja sedikit terkejut, jadi Zurich ini benar-benar bagian dari keluarga Berenice? Dia dan Zurich juga bersaudara? ahhh.. makin banyak hal yang tidak di ketahui Choon-hee tentang dunia ini dan keluarganya.     

"Hi Choon-hee, senang berkenalan denganmu. kakakmu banyak menceritakan tentang adik sepupunya ini, ternyata benar benar cantik seperti apa yang di ceritakan olehnya." kata Bella yang sudah mengangkat tanganya untuk bersalaman. Choon-hee membalas tangan itu dan menyambutnya dengan hangat.     

Kakak? Zurich menyebut dirinya sebagai kakak? ahh.. lucu sekali.     

"Terimakasih Bella, kau juga sangat cantik. pantas saja Zurich bisa memilih dirimu, jangan terlalu dengarkan perkataan dia, dia tidak terlalu Mengenal diriku karena kami juga baru berkenalan belum lama ini". ucap Choon-Hee yang sedikit mengejek Zurich.     

Bella hanya tertawa dan mengangguk mengerti.     

"Boleh aku duduk?". kata Bella.     

"Oh silahkan, maaf aku lupa". Choon-hee tertawa dan mempersilahkan Bella untuk duduk. Choon-hee sudah menggeser bangku sedikit mundur ke belakang. "Kau tidak usah duduk ya Zurich." kata Choon-hee lagi, Karena merasa lelaki itu tidak perlu lama-lama disini. mau bagaimanapun Choon-hee belum terbiasa menyebutnya sebagai kakak atau apapun itu.     

"Kau lihat Bella, siapa yang jahat disini kan? aku selalu dianiaya olehnya. Bahkan dia tidak memperbolehkan aku duduk." Zurich sedikit merajuk kepada kekasihnya, namun kekasihnya hanya memukul pelan tangan Zurich. aku sedikit merasa geli melihat sikap Zurich yang seakan-akan sangat dekat padaku. Padahal Choon-hee tidak merasa dekat sama sekali dengannya. lelaki ini memang datang untuk menghibur atau bagaimana?.     

"Kau manja sekali, sudahlah. kau tadi bilang banyak pekerjaan, pergilah. biar adikmu dan aku mengobrol beberapa hal tentang wanita." ucap Bella yang sudah mengusir Zurich secara terang-terangan.     

"Benar juga, kalau begitu aku pergi saja. aku benar benar tidak dibutuhkan oleh dua wanita kesayanganku". Zurich berlalu pergi dengan tangan yang dimasukan kedalam kantung, Choon-hee yang melihat itu hanya tertawa dan memberikan dua jempol kepada Bella. karena Choon-Hee juga tidak merasa nyaman dengan sikap Zurich yang berlebihan.     

Setelah Zurich benar benar keluar dari pintu, Bella langsung memegang tangan Choon dengan lembut dan tersenyum tulus.     

"Aku turut berduka, Zurich sudah bercerita padaku saat aku baru saja turun dari pesawat. kau pasti akan kuat, semua kehidupan memiliki cobaan". kata Bella yang berbicara seperti sangat dekat dengan Choon-hee, pembawaan Bella yang mudah akrab membuat Choon-hee tidak canggung, jika harus mengobrol banyak dengan kekasih Zurich ini.     

"Iya terimakasih Bella, aku senang bisa mendapatkan teman mengobrol disaat seperti ini. maaf jika Zurich memaksa dirimu untuk menghiburku. sebenarnya aku dan dia tidak dekat, kami hanya pernah bertemu dua kali. Dan aku juga tidak tau Bahwa kami sepupu." kata Choon-hee yang merasa harus menjelaskan hal penting ini. karena Choon-Hee Tidak mau dianggap sebagai seseorang yang tidak menghargai orang lain. bagaimana Choon-Hee mau menghargai Zurich? jika dia datang dan bersikap seolah-olah sangat dekat dengan Choon-hee.     

"Tidak, Tidak... aku yang memang meminta Zurich untuk bertemu denganmu, saat dia menceritakan hal ini padaku. aku langsung meminta agar dia mempertemukan kita, aku ingin mensupport dirimu. aku pernah berada di posisi sepertimu, kehilangan seorang anak bahkan sebelum dia lahir. sangat menyakitkan, Walaupun kalian baru bertemu dua kali. Tapi sebenarnya Zurich sudah lama melihat dirimu, dan mengenalmu. Tapi memang dia tidak berani menemui dirimu secara terang-terangan." kata Bella yang matanya sudah menerawang jauh ke belakang.     

"ah, aku baru tau kalau Zurich sudah lama mengenal diriku. Oh, kau pernah keguguran? maaf, aku tidak tau." Tanya Choon-hee dengan hati-hati, dia menatap dalam wajah Bella yang sepertinya sangat keibuan.     

"Ya, dua tahun yang lalu. kekasihku tidak ingin bertanggung jawab, dia memutuskan hubungan kami karena saat aku hamil, aku tidak bisa memberikan sex yang nikmat untuknya. kami bertengkar hebat, dia memukulku dan menusuk perutku". kata Bella yang berkata dengan tenang, Choon-hee bahkan sudah menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang Bella katakan.     

"Kenapa dia jahat sekali". kata Choon-hee yang hanya bisa menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.     

"Ya, dia memang sangat kasar dan jahat. beruntung aku bisa terbebas darinya dan bertemu Zurich, sebenarnya dia yang sudah membantuku lepas dari pria itu. kami sudah kenal hampir 2 tahun, dan Zurich baru memperkenalkan keluarganya padaku akhir akhir ini. maksudku saat orangtuamu berada di Inggris 3 Minggu yang lalu, Zurich memperkenalkan aku". kata Bella yang sudah tersenyum karena merasa sangat bahagia bisa mendapatkan Zurich.     

"Zurich beruntung mendapatkan dirimu, semoga kalian bisa terus bersama. apakah mantan kekasihmu dimasukan ke penjara?". tanya Choon-hee.     

"Iya, dia dihukum atas penganiayaan dan percobaan pembunuhan. aku sempat koma selama dua Minggu setelah dia menusuk pisau padaku. Tapi entah darimana datangnya, Zurich menolongku saat aku berusaha kabur dan melewati jalanan sepi. Dia berkata bahwa dia baru pulang dari tempat kerjanya". ucap Bella mengingat-ingat pertemuan pertamanya dengan Zurich.     

"Pertemuan kalian begitu sedih, jadi Zurich menolongmu dan kalian saling jatuh cinta? kenapa kalian romantis sekali". kata Choon-hee yang sudah memegang pipinya sambil bersemu merah.     

"Kau jangan membuatku malu Choon-hee, aku bahkan tidak tau mengapa Zurich bisa jatuh cinta padaku. padahal saat itu wajahku dan tubuhku babak belur dan tidak terlihat cantik sama sekali. dia benar benar mencintai aku dengan tulus, tidak melihat kecantikan dan keseksian tubuh". Bella mengapit tangan Choon-hee dan menutup wajahnya karena malu, memikirkan saat pertemuan pertama Bella dengan Zurich dua tahun yang lalu.     

Choon-Hee tersenyum dan merasa senang bahwa ternyata Bella benar benar mencintai Zurich, terlihat bagaimana wajah Bella begitu bahagia saat memikirkan dokter tampan itu, Choon-hee harap hubungan Zurich dan Bella akan baik baik saja nantinya..     

Cukup Choon-Hee saja yang merasakan hubungan yang rumit, banyak hal yang mereka bicarakan selama beberapa jam ke depan. Hingga Bella pamit untuk kembali ke kamarnya. Tentu saja aku langsung menyetujui keinginanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.