CINTA SEORANG PANGERAN

Itu Adalah Orang Suruhan Kakakku



Itu Adalah Orang Suruhan Kakakku

0Setelah Nizam memberikan penekanan kepada semua pengawalnya tentang keberadaan pangeran Abbash dan Justin kemudian Nizam melanjutkan perkataanya.     
0

"Sebuah gelar kesarjanaan mungkin hanya sebuah simbol formalitas belaka yang kita dapatkan dari suatu perguruan tinggi jika gelar itu tidak dapat merubah prilaku kita ke arah yang lebih baik. Karena perubahan prilaku dari seseorang hanya akan terjadi apabila dia sukses melakukan suatu pembelajaran.     

Dimanapun seseorang belajar makan orang itu dapat dikatakan berhasil apabila apa yang diharapkan di akhir pembelajaran dapat tercapai.     

Seorang Sarjana setelah mengalami proses pembelajaran bertahun – tahun mungkin dia memiliki banyak ilmu dikepalanya. Tetapi percayalah ilmu itu tidak akan berguna jika tidak ada implementasi orang itu dengan ilmunya kepada masyarakat lingkungan sekitarnya. Ilmu tanpa implementasi ibarat pohon tidak berbuah. Pohon yang tidak berbuah mungkin hanya dapat memberikan manfaatnya secara maksimal terhadap lingkungan sekitarnya.     

Jadi saudara – saudaraku marilah kita bergerak mulai dari diri kita sendiri untuk memberikan sumbangan pemikiran dan tenaga kita untuk masyarakat tentang apa yang bisa kita lakukan untuk mereka. Secuil ilmu akan  menjadi oase dipadang pasir yang tandus jika ilmu itu diamalkan." Nizam terus berbicara dengan intonasi, gaya bicara dan raut wajah yang begitu menarik hingga membuat semua hadirin bertepuk tangan ketika Nizam menyelesaikan pidatonya.     

Gemuruh tepuk tangan tidak membuat Nizam senang karena Ia sebenarnya diliputi rasa kekhawatiran akan kondisi Alena. Tetapi ketika Ia turun dari podium ia melihat Alena ikut bertepuk tangan dengan wajah riang gembira. Hal itu memberikan ketenangan kepadanya karena Alena seakan memberikan isyarat kalau Ia baik – baik saja.     

Nizam kembali duduk disamping Cynthia dan Cynthia kemudian berbisik. " Kau tadi menyebut Alena tentu kau ingin menunjukkan bahwa Alena duduk bersama Justin dan Pangeran Abbash kepada kami' Kata Cynthia  dengan wajah cemas.     

"Iya kau benar. Bagaiman bisa si bodoh itu keluar dari penjara secepat ini dan bisa duduk manis bersama Alena. Dan bagaimana bisa Pangean Abbash juga duduk disamping Alena. Apa mereka berdua gila. Kita selama ini menantikan  gerakan dari Pangeran Barry tetapi mengapa dua orang idiot itu harus turut memperkeruh suasana' Kata Nizam sambil mengepalkan kedua tangannya dengan gemas. Ia sangat kesal dengan tingkah dua orang itu yang membuat hatinya menjadi cemas.     

"Kau tidak usah khawatir. Aku akan mencari tahu keberadaanya " Kata Cynthia sambil hendak berdiri Tapi Nizam menahannya.     

"Kau jangan membahayakan nyawamu. Aku tidak ingin nyawamu dipertaruhkan. Kau adalah amanah adikku kepadaku. Kalau kau ada apa – apa maka Aku tidak akan pernah punya maka kepadanya " Kata Nizam kepada Cynthia yang membuat Cynthia langsung terdiam.     

"Nizam Aku sungguh takut. Aku merasa kalau suasana tidak akan terkendali setelah presiden itu pergi. Kita harus waspada" Kata Cynthia dengan muka pucat pasi.     

"Ya.. mereka tidak akan konyol melakukan suatu penyerangan ketika ada presiden Amerika karena memang sasarannya bukan itu. " Nizam terus berbisik – bisik dengan Cynthia dan hal itu malah kemudian tertangkap oleh Edward sehingga ketika Nizam dan Cynthia berbisik – bisik tiba – tiba Edward pindah duduk ke barisan jurusan Ekonomi dan menyuruh bergeser kepada mahasiswa yang duduk kira – kira terhalang dua kursi dari belakang dari Nizam. Ia tahu ada yang tidak beres.     

Apalagi Edward juga melihat posisi Alena diapit oleh Justin dan seseorang yang tidak Ia kenal. Pemuda tampan itu siapa, Edward tidak memperdulikannya. Ia hanya khawatir dengan keselamatan Alena sehingga Ia mendekati Nizam dan mencari tahu apa yang sebenarnya akan terjadi.     

Setelah Nizam berpidato ada beberapa sambutan lagi yang diberikan termasuk dari dua orang alumni yang dianggap sukses dan layak untuk memberikan pidato memotivasi adik – adik kelasnya yang baru lulus. Kemudian Senator Anderson juga sebagai perwakilan dari orang tua dan penyokong dana terbesar di kampus turut memberikan pidato.     

Edward sama sekali tidak perduli ketika ayahnya pidato. Ayahnya sudah memberikan banyak pidato di sepanjang kehidupan yang Ia jalani jadi ketika Ayahnya berpidato di kampus Edward sudah tidak perduli lagi. Modal seorang politikus itu memang kebanyakan terletak di ujung lidahnya dan bukan pada tenaga yang Ia gunakan untuk kepentingan masyarakat. Dan Edward sebenarnya tidak terlalu suka menjadi politikus yang kerjanya hanya menipu rakyat.     

Edward ikut gelisah melihat Alena di apit oleh dua orang laki – laki dan Ia sudah mencium ada yang tidak beres. Apalagi ketika kemudian setelah Ayahnya selesai memberikan pidato lalu MC memberitahukan bahwa para pejabat akan meninggalkan universiatas dan akan kembali ke kantor pemerintahan mereka. Suasana sedikit gaduh karena ada jeda waktu yang tercipta ketika presiden Amarika dan para pengiringnya pergi meniggalkan kampus.     

Bryan yang kini mengenakan seragam wisuda dan duduk sekitar tiga baris di belakang Amar sangat terkejut melihat kedatangan Pangeran abbash. Makanya Ia tadi sudah memberitahukan ke semuanya kalau – kalau ada perubahan rencana. Ia berusaha menghubungi Pangeran Barry tetapi ternyata Pangeran Barry tidak bisa dihubungi. Ia tidak mengerti tadi sebelum Pangeran Abbash muncul Ia masih bisa menghubungi Pangeran Barry dengan lancar tetapi mengapa sekarang setelah pangeran Abbash Ia sama sekali tidak bisa menghubungi Pangeran Barry.     

Bryan kebingungan dengan munculnya Pangeran Abbash. Ia tidak mungkin meledakkan granat karena takut mengenai Pangeran Abbash. Ia juga tidak bisa menculik Alena kalau ada Pangeran Abbash di samping Alena. Ia tidak ingin melukai adik Pangeran Barry. Makanya Ia ingin memastikan tindakan apa yang harus Ia lakukan. Apakah Ia harus menculik Alena dan melukai Pangeran Abbash atau bagaimana.     

Bryan kemudian keluar dari barisan wisudawan jurusan ekonomi itu dan Pangeran Abbash lalu menoleh ke belakang dan berbicara kepada Amar.     

"Kau lihat laki – laki dibelakangmu yang mengenakan pakaian wisuda itu "Kata Pangeran Abbash sambil mendekatkan wajahnya kepada wajah Amar dan wajah Amar langsung memerah ketika wajah tampan itu hampir mendekati wajahnya.     

Sialan.. dulu waktu di korea Pangeran Abbash tidak setampan ini mungkinkah dia dulu mengenakan samaran atau sekarang dia yang sedang menyamar. Tetapi melihat kulit halus mulus tanpa ada lapisan apapun membuat Amar yakin dia sedang tidak menyamar.     

"Mengapa Kau malah bengong ? Cepat lihat ke belakangmu. " Kata Pangeran Abbash sambil memberikan isyarat kepada Amar dengan menggerakan dagunya yang runcing indah itu. Bagaikan di cocok hidung Amar melihat ke belakang dan Dia melihat ada orang kulit hitam yang memakain pakaian wisuda keluar dari barisan.     

"Memangnya kenapa dengan dia.." Kata Amar sambil menahan tangannya erat – erat agar tidak mengelus pipi halus mulus itu. Apa dia manusia normal atau jin atau alien mengapa pipinya seakan – akan tidak memiliki pori – pori. Istrinya saja Zarina tidak memiliki kulit sehalus itu.     

"Dia adalah orang suruhan kakakku " Kata Pangeran Abbash     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.