CINTA SEORANG PANGERAN

Jadikan Aku Selingkuhanmu Saja



Jadikan Aku Selingkuhanmu Saja

0Amar sangat terkejut mendengar Kata – kata Pangeran Abbash. Dia tahu ada orang – orang Pangeran Barry yang menyusup tetapi persisnya dia tidak tahu.     
0

Pangeran Abbash kemudian menyuruh Amar untuk mendekatkan wajahnya Ia ingin berbisik agar kata – katanya tidak di dengar Alena. Bagaikan dihipnotis Amar mendekat. Dadanya berdebar ketika bibir Pangeran Abbash mendekati telinganya dan berbisik.     

" Dia ada di barisan ini untuk menculik putri Alena, Ia akan melemparkan bom berskala ledakan kecil untuk menimbulkan keributan lalu ketika orang – orang kacau balau Ia akan membawa Putri Alena pergi." Pangeran Abbash membeberkan rencana kakaknya kepada Amar.     

Amar tercekat dan menatap ke wajah Pangeran Abbash dengan tajam. Pangeran Abbash malah menyimpan jarinya yang runcing di bibirnya yang merah membuat Amar jadi gemas.     

"Kau tahu mengapa Aku duduk disamping putri Alena " Bisik Pangeran Abbash lagi. Fix.. Amar menjadi tidak bisa berpikir jernih lagi. Ia sudah tidak bisa bermain analisa lagi karena pipi Pangeran Abbash yang begitu mulus dan putih, Ia juga mabuk pada bau tubuh Pangeran Abbash yang sangat harum.     

Amar menggelengkan kepalanya dengan lemah, baru kali ini Ia merasa tidak berdaya berdekatan dengan seseorang. Kemudian Pangeran Abbash berkata lagi sambil tetap berbisik.     

" Untuk menyingkirkan orang suruhan kakakku itu  pergi dan menggagalkan rencananya dalam menculik Alena. Jadi sebenarnya kau harus berterima kasih kepadaku karena Aku meringankan pekerjaanmu" Kata Pangeran Abbash lagi – lagi tersenyum.     

"Sekarang coba lihat apa yang akan kulakukan" Kata Pangeran Abbash yang tiba – tiba menggerakan tangannya dengan sangat cepat. Amar melihat ada sesuatu yang berkelebat lalu melesat dengan kecepatan tinggi dari tangan Pangeran Abbash menuju ke arah Bryan.     

Dan Amar ternganga ketika hanya dalam hitungan detik Bryan terjatuh. Lalu orang yang duduk disisi barisan langsung berdiri dan menangkap Bryan agar tidak terjerembab jatuh ke lantai.  Amar melihat orang itu di papah menuju ke belakang dan menghilang disudut ruangan. Amar berani taruhan kalau yang menangkap Bryan adalah anak buahnya Pangeran Abbash. Karena begitu menangkapnya orang itu menganggukan kepalanya kepada Pangeran Abbash.     

Sesaat Amar takjub dengan strategi Pangeran Abbash. Pangeran Abbash ternyata sangat efektif dan efisien dalam melumpuhkan musuh - musuhnya. Ia meminimalkan keributan yang terjadi. Ia bergerak diam - diam. Dan sesungguh Amar tidak tahu kalau di rumah kediaman Nizam, Pangeran Abbash juga sudah melumpuhkan pasukan Pangeran Barry yang begitu banyak hanya dengan gerakan yang sangat sederhana. Melemparkan banyak bom asap yang beracun lalu membunuh semuanya ketika mereka dalam kondisi lemah.     

"Kau lihat !! Aku membereskannya tanpa ada keributan.." Kata Pangeran Abbash tersenyum.     

" Sekarang kau lihat panitia yang sedang berjaga di dekat podium itu. Itu masih orang – orang kakakku tetapi aku tidak bisa membunuhnya karena dia ada di depan tetapi kau lihat seorang penjaga yang ada di samping barisan kursi tempat duduk Pangeran  Nizam. Dia adalah pemback up dari orang yang ada didepan dan Aku akan membunuhnya juga." Kata Pangeran Abbash sambil kembali  melambaikan tangannya dan lagi – lagi sesuatu yang tidak terlihat oleh pandangan mata biasa melesat dan sesuatu melesat dan menembus leher orang itu. Orang itu langsung roboh tetapi lagi – lagi ada seseorang yang menangkapnya sehingga orang – orang tidak curiga.     

Amar menatap wajah Pangeran Abbash, "Apakah kau sedang melempar jarum – jarum beracun? Apaka kau memang berniat membunuh mereka ?" Kata Amar ngeri dengan kekejaman Pangeran Abbash. Ia tidak mengira kalau wajah yang begitu tampan ternyata sangat kejam. Ia ngeri bukan karena kematian para suruhan Pangeran Barry tetapi Ia ngeri karena tingkah Pangeran Abbash yang begitu di luar nalarnya.     

"Me.. mengapa Kau membunuhnya? Bukankah kau bisa cukup hanya dengan membuatnya pingsan saja" Kata Amar kepada Pangeran Abbash     

'Untuk melidungi diriku sendiri. Kalau Ia pingsan maka Ia bisa sadar kembali dan akan melaporkan tindakanku kepada Kakakku dan Aku nanti terkena masalah"     

Pangeran Abbash tetapi lalu terdiam ketika Amar bertanya lagi.     

'Memang ada berapa orang suruhan kakakmu ? Apakah kau akan membunuh semuanya ?'     

'Tentu saja tidak!! Dan sisanya kau tidak perlu tahu. Tapi cukup Aku sajalah yang akan memastikan Putri Alena selamat. Benarkan Putriku ? " kata Pangeran abbash sambil tersenyum manis kepada Alena tetapi Alena malah berpandangan mata dengan Nizam.     

"Sungguh tidak sopan ketika Aku berbicara kepadamu tetapi kau malah bermain mata dan menggunakan bahasa isyarat dengan orang lain" Kata Pangeran Abbash sambil cemberut.     

"Orang lain itu adalah suamiku tetapi kau disini yang orang lain dan selalu rese.. dengan urusanku" kata Alena sambil mencibirkan bibirnya.     

"Kau semakin cantik kalau kau mencibir seperti itu" Kata Pangeran Abbash.     

"Dan Kau semakin menyebalkan ketika Aku pandang. " kata Alena     

"Dia tidak menyebalkan Alena, dia sangat tampan " Kata Justin     

'Nah.. kalian agaknya saling menyukai mengapa tidak jadian saja. Kan pantas banget nih berpasangan dengan pangeran abbash" Kata Alena kepada Justin.     

" Tapi dia laki – laki Alena, kalau dia perempuan mungkin akan kupertimbangkan" Kata Justin.     

"Kau jangan harap dan bermimpi bisa memperistriku. Kalaupun sebagai perempuan Aku tidak sudi kau jadikan suami apalagi sekarang Aku sebagai laki – laki.  Kau sangat menjijikan. Bagaimana bisa kau bersaing dengan kami untuk mendapatkan Putri Alena. Kau tidak memiliki kapasitas untuk bersaing dengan kami. Bahkan Edward seribu kali lebih baik darimu" Kata Pangeran Abbash kepada Justin yang membuat Justin  langsung merasa geram.     

"Kau .. jangan bicara seenaknya saja. Kata siapa Aku tidak memiliki kapasitas untuk mendapatkan Alena. Setengah wanita dari kampus ini semua tergila – gila kepadaku. " Kata Justin     

"Itu karena mereka sama bodohnya dengan dirimu" Kata Pangeran Abbash malah tertawa.     

Alena jadi stress sendiri di apit oleh dua pria gila disamping kiri dan kanannya.     

"Please guys.. berhentilah mengoceh. Kalian sebenarnya mau apa ? Tolong ya.. otak itu di pake bukan cuma sekedar di jadiin hiasan kepala" Alena sudah ingin mengamuk. Kalau saja ini bukan di tempat wisuda tentu Ia sudah memukuli kepala pangeran Abbash dan Justin berkali – kali.     

" Otakku sudah lama tidak berfungsi sejak Aku melihat dirimu untuk pertama. Kau adalah virus yang menginfeksi otakku sehingga Aku kehilangan daya nalarku. Alena kalau kau tidak bersedia jadi istriku, Aku tidak masalah. Jadikan Aku sebagai selingkuhanmu saja" Kata Pangeran Abbash kepada Alena.     

Alena melotot dan Ia langsung kehilangan kendali untuk tidak menggerakkan tanganya. Ia mencubit tangan Pangeran Abbash dengan kuat hingga Pangeran Abbash langsung pucat menahan sakit.     

"Aduuuh.. Putri Alena kau menyakitiku.. Ini sakit tetapi Aku tidak keberatan.. Akh... ini sakit .. tapi sakit yang memabukkan" Kata Pangeran Abbash sambil terus meringis menahan sakit. Mukanya yang tampan malah membuat Justin dan Amar semakin terpesona.     

Amar yang duduk di belakangnya langsung menjadi merah padam, Ia sudah tidak bisa menahan kesabarannya lagi. Walaupun dari lubuk hatinya yang terdalam Ia sangat berterima kasih kepada pangeran Gila itu karena sudah menunjukkan dan bahkan melumpuhkan sebagian orang – orang Pangeran Barry tetapi Ia tidak tahan melihat rayuan Pangeran Abbash kepada Alena.     

Jadi Ia menggerakkan tangannya hendak menekan titik akupuntur bicara pangeran Abbash agar Pangeran Abbash tidak bisa bicara lagi. Dan memang benar tidak lama kemudian Pangeran Abbah  langsung merasakan Ia tidak bisa bicara. Pangeran Abbash langsung menoleh ke belakang dan melotot ke arah Amar. Bibirnya cemberut dengan mata berkedip – kedip membuat Amar ingin langsung muntah darah.     

Dan kemudian dengan gaya santainya Pangeran Abbash langsung menekan titik akupuntur pada lehernya yang tadi di tekan oleh Amar. Ia lalu berkata. "Kau tidak boleh menggunakan jurus murahan seperti ini kepadaku. Kau bisa membuatku geli" Kata Pangeran Abbash sambil kembali melihat  ke arah depan lagi.     

Amar  langsung terdiam. Karena memang dibandingkan dengan keterampilan Pangeran Abbash yang bisa menutup cakra seseorang dari dalam maka keterampilannya dalam menekan titik akupuntur bukanlah apa – apa. Pangeran Abbash memiliki lebih banyak keterampilan ilmu bela diri yang menurut Amar lebih bersifat ghaib dibandingkan dengan keterampilan berkelahi secara fisik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.