CINTA SEORANG PANGERAN

Sebuah Pengkhianatan



Sebuah Pengkhianatan

0Pangeran Barry duduk di dalam kamarnya bersama putri Raya. Putri Raya membuat Pangeran Barry sibuk tanpa sempat melihat alat komunikasinya. Bahkan alat komunikasi Pangeran Barry disadap oleh Putri Raya agar Pangeran Barry tidak menerima sambungan telepon dari luar. Ia juga berusaha melindungi Pangeran Abbash yang menyelinap keluar untuk menyelamatkan Alena.     
0

Pangeran Barry tadi pagi – pagi mengontrol kamar Pangeran Abbash dan Ia melihat Pangeran Abbash masih berbaring di tempat tidurnya. Ia tidak tahu kalau orang itu adalah pelayan yang menyamar sebagai Pangeran Abbash. Salahnya lagi Pagneran Barry tidak masuk ke dalam kamar karena Ia masih kesal dengan pernyataan adiknya yang mengatakan kalau Pangeran Abbash  mencintai calon kakak iparnya.     

Putri Raya sendiri karena berusaha mengalihkan perhatian Pangeran Abbash dari missinya membunuh semua orang yang berkaitan dengan putri Alena dan menculiknya untuk dijadikan permasyuri. Pangeran Barry sama sekali tidak mengira kalau istrinya putri Raya mengetahui rencananya dengan detil. Pangeran Barry hanya bercerita kalau Ia akan membunuh Pangeran Nizam dan seluruh keluarganya. Pangeran Barry juga sudah mengatakan kalau Ia akan menculik Alena pada istrinya dan Ia segera diminta untuk terbang ke Miami agar bisa menemani Alena disana sementara Pangeran Barry menyelesaikan permasalahannya di New york.     

"Apakah Kau yakin kalau rencanaku akan berhasil ?" Kata Pangeran Barry sambil mondar – mandir dengan gelisah di kamarnya. Setiap Ia mengingat semakin dekat Ia dengan missi ini. Ia merasa bulu kuduknya berdiri dan perasaanya semakin berdebar, darahnya mendidih sampai ke ubun – ubun. Ia sudah merasa sudah gila mendambakan Alena dalam pelukannya. Ia terobsesi sendiri dengan putri dari Indonesia itu.     

Putri Raya tersenyum manis lalu Ia menyuruh suaminya duduk di atas ranjang dan tidur dipangkuannya. Pangeran Barry yang sedang resah segera tidur dipangkuan istrinya dan istrinya membelai kepala Pangeran Barry dengan lembut.     

"Yang Mulia adalah calon Raja yang besar yang mungkin akan menjadi penguasa di seluruh Kerajan – kerajaan gurun sahara. Alangkah tidak patutnya Yang Mulia terlalu resah memikirkan hal yang sekecil ini" Kata Putri Raya kepada suaminya. Kata – kata Putri Raya langsung menyulut emosi dari Pangeran Barry.     

Pangeran Barry bangkit dan langsung  mencekik istrinya sendiri membuat Putri Raya langsung gelagapan. Melihat Putri Raya hampir kehabisan nafas Pangeran Barry langsung tersadar dan segera melepaskan cekikannya.     

"Berani benar kau menyebut perihal Putri Alena sebagai perihal yang kecil. Kau tahu ? Kau ini tidak ada apa – apanya dibandingkan dengan Putri itu" Kata Pangeran Barry sambil mendorong Putri Raya agar menjauh darinya. Putri raya langsung terisak – isak menangis sambil mengusap lehernya yang memerah karena bekas tangan dari suaminya.     

"Yang Mulia tega sekali  mencekik hamba, Padahal Hambalah yang menemani Yang Mulia selama ini. Tetapi belum apa – apa Yang Mulia sudah berani mencekik hamba demi Putri Alena" Kata Putri Raya dengan sedihnya membuat Pangeran Barry langsung tersadar. Ia  lalu merangkul Putri Raya dan mengusap kepalanya.     

"Maafkan Aku.. maafkan Aku. Cinta ini begitu membutakan hatiku " Kata Pangeran Barry sambil membenamkan mukanya di leher Putri Raya. Putri Raya sepupu  Putri Rheina memiliki kecantikan alami gen keluarga Ratu Sabrina. Berkulit putih, berambut merah dan bermata biru. Berbadan tinggi semampai dengan dada dan pinggul yang besar. Di antara semua wanita yang ada diharemnya Kecantikan dan kecerdasan Putri Raya tidak ada yang menandingi.     

Putri Raya bisa di ajak bicara tentang apapun dari mulia politik, sastra, ekonomi, hiburan dan olah raga. Seandainya Pangeran Barry tidak tergila – gila pada Alena sudah pasti Ia akan menjadikan Ratu Raya sebagai Ratu dari kerajaan Zamron.     

Putri Raya kembali mengelus rambut Pangeran Barry walau dalam hatinya mengumpat – ngumpat. Jangan harap suaminya ini bisa memperistri Putri Alena. Sampai matipun Ia akan menghalangi suaminya menikahi Putri Alena dan merebut posisinya sebagai Ratu Kerajaan Zamron. Ia tidak ingin bernasib seperti Putri Rheina tergeser sebelum bertarung. Bahkan gosip yang Ia dengar sampai sekarang sepupunya itu masih suci belum pernah tersentuh oleh Pangeran Nizam. Dan itu adalah yang paling memalukan jika seorang istri tidak pernah disentuh oleh suaminya hanya karena suaminya tergila – gila oleh salah satu istrinya.     

Putri Raya bersyukur kalau Pangeran Barry masih bersikap normal sebagaimana sikap seorang putra Mahkota. Pangeran Barry bersedia tidur dengan istri – istrinya walaupun memang tidak ada cinta. Ia hanya menunaikan kewajibannya sebagai putra mahkota yang harus memiliki banyak keturunan untuk memperkokoh kedudukan dinastinya.     

"Yang Mulia.. Hamba juga meminta maaf jika seandainya ada kata – kata hamba yang menyakiti Yang Mulia. Sesunguhnya hamba tidak bermaksud buruk. Hamba mengatakan itu karena hamba tidak tahan melihat Yang Mulia menderita. Percayalah Yang Mulia, Yang Mulia sebenarnya harus meyakinkan kembali hati Yang Mulia. Apakah Yang Mulia benar – benar menginginkan Putri Alena atau hanya sekedar ingin bersaing dengan Yang Mulia Pangeran Nizam? " Kata – kata Putri Raya tak urung membuat hati Pangeran Barry langsung tertohok.     

Pangeran Barry langsung menerawang berpikir tentang tujuan hidupnya selama ini yang banyak dipengaruhi oleh rasa cemburu dan iri hati kepada Nizam. Kerajaan Zamron adalah kerajaan terbesar kedua setelah kerajaan Azura. Selama ini kerazaan Azura menjadi kerajaan sentral dari kerajaan lainnya membuat Pangeran Nizam lebih dihormati dari semua pangeran di 20 kerajaan aliansi.     

Pangeran Nizam juga memiliki ketampanan, kecerdasan dan keterampilan apapun yang seharusnya dimiliki oleh seorang pangeran. Dan kelebihan itu paling tinggi diantara pangeran lainnya. Setiap kali ada event lima tahunan tentang adu kecerdasan, adu keterapilan dan adu ketangkasan dari para pangeran selalu Pangeran Nizam berhasil mengalahkan  pangeran yang lain. Seumur hidupnya Pangeran Barry selalu ada dibawah bayang – bayang pangeran Nizam.     

Itulah sebabnya kemudian Ia selalu terobsesi oleh pangeran Nizam. Apapun yang dimiliki oleh pangeran Nizam, Pangeran Barry terkadang menginginkannya. Termasuk ketika Pangeran Nizam memiliki tunangan Putri Rheina maka Ia juga memiliki tunangan sepupunya Putri Rheina. Dan ketika kemudian Nizam malah menikahi Alena dan melupakan adiknya Putri Mira.     

Timbul rasa bencinya  kepada Putri Alena walaupun akhirnya Ia malah jatuh hati kepada putri dari Indonesia itu. Ketika Putri Raya bertanya apakah dia benar mencintai Putri Alena atau hanya terobsesi karena ingin bersaing dengan Nizam  membuat Pangeran Abbash berpikir keras.     

Tetapi kemudian senyum Putri Alena berkelebat dimatanya. Senyum yang teramat manis, mata yang begitu lebar bagaikan bintang kejora. Ia kembali melemah dan kemudian berkata kepada istrinya.     

"Aku mencintainya. Kau tahu kalau Aku belum pernah mencintai siapapun. Kau tahu semua pernikahanku di atur oleh kerajaan. Mungkin di awal aku hanya terobsesi tetapi kemudian Aku sadar kalau Aku begitu mencintainya. Maakan Aku, Putri Raya. Jika Aku menyinggung perasaanmu.     

Putri Raya menghela nafasnya tetapi Ia tidak sedih mendengar kata – kata Pangeran Abbash. Memang benar kalau hampir semua pernikahan di dalam kerajaan di atur oleh kerajaan. Semua pernikahan bermuatan politik dan bukan karena cinta atau saling menyukai. Dan baru Pangeran Nizamlah yang mendobrak tradisi menikahi wanita yang dicintainya. Kemudian disusul oleh Pangeran Thalal.     

"Yang Mulia  sebaiknya Yang Mulia beristirahatlah sambil menunggu keberhasilan pasukan Yang Mulia" Kata Putri Raya meminta Pangeran Barry agar berbaring dan beristirahat. Diam – diam Putri Raya takut kalau seandainya Pangeran Barry tiba – tiba tahu kegagalan para pasukannya maka Ia akan mengamuk dan datang langsung ke tempat wisuda untuk bertindak sendiri.     

Pangeran Barry jangan sampai tahu kalau istri dan adiknya sendiri yang menggagalkan semua rencananya. Ia membeberkan semua rencana suaminya dengan detail termasuk memberikan siapa saja orang – orang yang ada dibelakang suaminya. Dan Pangeran Abbash kemudian berstrategi untuk menggagalkan semua rencana kakaknya.     

Putri Raya juga membantuk menyelundupkan Pangeran Abbash keluar dari kamarnya untuk digantikan oleh salah seorang anak buahnya. Dan ketika Pangeran Barry hendak menengok Pangeran Abbash, Putri Raya juga berusaha menghalangi Pangeran Barry untuk masuk ke dalam hanya membiarkan suaminya itu melihat dari depan pintu. Pangeran Barry tidak akan pernah menyangka istrinya sendiri yang telah menggunting di dalam lipatan kepadanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.