CINTA SEORANG PANGERAN

Kau Sebaiknya Menyelamatkan Anak - Anakmu



Kau Sebaiknya Menyelamatkan Anak - Anakmu

0"Pangeran Kami bukan pembunuh.." Kata Arani dengan dingin.     
0

"Kekacauan ini disebabkan olehnya.. Jadi jelas kalau anakku mati pasti gara – gara dia" Mr. Anderson seakan tidak terima kenyataan yang ada. Tetapi Jauh di lubuk hatinya Ia sangat menyesal telah membantu Pangeran Barry untuk menghabisi Nizam. Seandainya Ia tidak menyetujui bahkan membantu Pangeran Barry mungkin kejadian ini tidak akan terjadi dan anaknya akan selamat.     

Tetapi mana ada maling mau mengaku. Walaupun sebenarnya ini adalah salahnya. Ia tidak mau menerima. Ia tetap menuduh Nizam yang menjadi penyebab anaknya terbunuh.     

"Tidak!! Ia memang pembunuh. Kalau saja Pangeran Barry tidak menaruh dendam kepadanya, Semua ini pasti tidak akan terjadi.. Aku sangat membencimu Pangeran sialan. Dulu kau merebut kebahagiaan anakku, Edward. Kau mengambil wanita yang sangat dicintainya sampai Ia seperti orang gila saking sedihnya.     

Dan sekarang kau merenggut nyawa anakku. Ya Tuhan.. mengapa anakku harus sampai bertemu dengan orang sepertimu. Apa dosa anakku sampai bisa bertemu denganmu ? Dan mengapa kau datang ke Amerika hanya untuk menghancurkan hidup keluargaku" Ayahnya Edward, Mr Anderson terus memarahi Nizam dengan emosi. Ia tampak sangat kalap kepada Nizam.      

Dan Nizam hanya bisa menundukkan mukanya. Ia merasa kata – kata Ayahnya Edward adalah benar. Ia mengambil Alena dari sisi Edward dan Ia juga merasa telah mengambil nyawa Edward untuk ditukar dengan nyawanya sendiri.     

"Maafkan Aku,  Tuan Anderson, tetapi tidak sepatutnya Anda berkata seperti itu kepada Yang Mulia. Anda tidak bisa menyalahkan Yang Mulia. Putri Alena sendiri yang mencintai Yang Mulia dan tidak mencintai Tuan Edward. Dan sekarang Yang membunuh Tuan Edward adalah anak buahnya Pangeran Barry, sekutu Anda " Kata Arani dengan tajam.     

Muka Mr. Anderson begitu pucat, Ia sama sekali tidak mengira kalau Arani dapat membongkar semua kejahatannya. Dengan berkata seperti itu seakan Arani sudah tahu kalau Ia dan Pangeran Barry bersekongkol untuk membunuh Nizam. Dan ini jelas akan langsung menghancurkan reputasinya. Ia bersekutu dengan Pangeran Barry untuk mengacaukan wisuda ini dan Ia juga yang menyebabkan anaknya terbunuh. Ini adalah hukuman atas semua dosa – dosanya.     

Mata Mr. Anderson berkaca – kaca. Dengan lemah, Ia lalu  menatap Nizam. Betapa Ia sangat marah kepada Nizam tetapi kata – kata Arani cukup membuktikan kalau Ia konyol tetap bersiteru dengan Nizam. Kalau sampai Nizam melaporkan persengkokolannya dengan Pangeran Barry untuk membunuh Nizam,  maka Ia akan benar – benar kehilangan segalanya.  Apalagi Mr. Anderson  juga tahu kalau Nizam berteman baik dengan Chief Jeremy. Kepala kepolisian kota New york.     

Tetapi Nizam sama sekali tidak mengatakan apa – apa yang menyakiti hatinya. Ia malah menggelengkan kepalanya kepada Arani. "Jangan mengatakan apapun Arani. Mr. Anderson sudah cukup terluka karena kehilangan putranya. Aku benar – benar sangat menyesal Tuan Anderson. Andaikan waktu bisa kubalikan maka Aku akan lebih rela kehilangan nyawaku dari pada kehilangan nyawa putra Anda" Kata Nizam bersungguh – sungguh.     

Mr. Anderson menatap Nizam dengan mata yang berkaca – kaca. Ia tiba – tiba memeluk Nizam dan menangis di bahunya. "Maafkan Aku.. Maafkan Aku. Sesungguhnya Aku adalah orang yang jahat. Kau cepatlah pulang karena Pangeran Barry juga sudah berencana menghancurkan rumahmu dan membunuh anak – anakmu. Aku mungkin terkena karma perbuatanku sendiri" Kata Mr. Anderson dengan gontai     

Nizam yang sangat terpukul dengan kejadian ini dan berwajah lesu langsung terkesiap menatap Mr. Anderson. Ia memegang bahu Mr. Anderson dan menggoncang – goncangkannya.     

"A..apa maksudmu ? " Kata Nizam sambil pucat pasi. Tiba – tiba Nizam merasakan tubuhnya terasa dingin. Suasana sangat mencekam. Arani dan Jonathan langsung berpandangan mata.     

"Pulanglah cepat !! Daripada kau mendengarkan penjelasanku. Pulanglah sebelum waktunya terlambat " Kata Mr. Anderson dengan wajah sangat menyesal.     

Nizam tidak mengatakan apa – apa lagi. Ia segera berlari ke arah luar bahkan di salah satu pintu ruangan Nizam hampir bertabrakan dengan Chief Jeremy yang baru masuk.     

"Hay.. Yang Mulia.." chief Jeremy baru mau berkata – kata tetapi Nizam malah memotongnya.     

"Jangan sekarang !! Anak – anakku sedang dalam bahaya " Kata Nizam sambil berlari.     

Sesaat Chief Jeremy bengong sebelum kemudian berteriak kepada anak buahnya.     

"Bawa pasukan dan ikuti mobil yang Mulia. Cepat !! Biar Aku yang menangani disini" Kata Chief Jeremy masih kemudian memandang Nizam yang berlari di ikuti penjaganya dan anak buah Chief Jeremy. Beberapa mobil langsung meraung – raung dan Mobil polisi berada paling depan seakan membukakan jalan untuk mobil – mobil  Nizam meluncur menuju jalan ke rumahnya.     

Wajah Nizam sudah begitu pucat pasi. Ia menggigil di dalam mobilnya. Arani juga pucat pasi. Ia tidak bisa menelpon Amar karena Amar pasti sedang mengejar Pangeran Abbash.     

"Cepat.. Cepat.." Kata Nizam dengan gusar kepada sopirnya.     

"Iya yang Mulia.. tapi ini.." Kata Sopirnya dengan panik. "     

"Berhentikan ke tepi !! " Kata Nizam sambil membentak sopirnya. Ia benar – benar kesal dengan sopirnya yang dianggap lelet. Padahal sopirnya sudah sangat cepat.     

"Yang Mulia mohon untuk bersabar.." Kata Arani kepada Nizam.     

"Ini tentang anakku. Bukan hanya anak – anakku. Ada adikku dan anaknya juga. Kau kan tahu seperti apa kemampuan ilmu bela diri Pangeran Thalal. Dia tidak bisa diandalkan" Kata Nizam sambil menekan bahu sopirnya sehingga kemudian mau tidak mau sopirnya menepikan mobilnya ke tepi jalan.     

Nizam segera keluar dari mobil bersamaan dengan sopirnya dan tanpa menunggu sopirnya masuk kedalam mobil. Nizam langsung tancap gas. Mobil melesat bagaikan terbang membuat Arani sedikit shock. Apalagi kemudian saking cepatnya mobil yang dikendarai Nizam langsung melampaui mobil polisi yang sedang ngebut dengan sirinenya.     

Polisi yang menjadi sopirnya langsung tercengang dan menoleh ke arah temannya.     

"Kau lihat.. orang gila mana yang mengendarai begitu cepat. Bukankah kita juga sudah melampaui kecepatan maksimal yang diperbolehkan oleh kantor kepolisian" Kata polisi yang  menjadi sopir.     

'Itu mobil Yang Mulia Pangeran Nizam, Idiot!! Cepat kejar!! " Kata temannya yang duduk di samping sopir. Sesaat si polisi yang jadi sopir tercengang dan Ia langsung tancap gas mengejar mobil Nizam. Tapi apa daya mobil Nizam tidak terkejar. Bahkan mobil itu kemudian sudah menghilang dari pandangan mata mereka.     

"Mobil itu sudah tidak terkejar " Kata Polisi yang jadi sopir sambil kebingungan.     

"Aku baru tahu kalau Pangeran Azura itu jago menyetir. Mungkin kalau dia ikut kejuaraan formula1 dia akan jadi juaranya" Kata polisi itu sambil kemudian dia celingukan mencari mobil pengawal Nizam. Dan kebetulan mobil para pengawal Nizam tidak lama kemudian lewat. Mobil – mobil itu agak lambat karena harus mengambil teman mereka yang jadi sopir mobil Nizam. Temannya itu ditinggalkan Nizam tadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.