CINTA SEORANG PANGERAN

Pengejaran Amar



Pengejaran Amar

0Alena terkulai dalam pelukan Pangeran Abbash di dalam mobil yang kendarai oleh sopirnya dengan cepat. Pangeran Abbash menodongkan pistolnya ke kepala sopirnya dan berkata. " Kalau kau sampai terkejar oleh mobil yang ada dibelakangmu maka Aku akan menghancurkan kepalamu beserta isinya " Kata Amar dengan wajah yang dingin. Tidak ada lagi wajah tampan yang begitu memukau. Saat ini dia begitu bengis dan  menakutkan. Matanya menatap tajam ke depan sesekali dia melihat ke belakang.     
0

Mobil hitam yang dikendarai oleh Amar tampak seperti kesetanan mengejar mobil yang ditumpangi oleh Alena. Mobil itu seakan membawa nyawa Amar sehingga Amar tidak memperdulikan lagi berapa kecepatan yang Ia pergunakan.     

Beberapa mobil tampak bertabrakan di depan mobil Amar akibat menghindari mobil yang ditumpangi Oleh Pangeran Abbash. Sopir Pangeran Abbash begitu ketakutan dengan ancaman pangeran Abbash karena memang siapa yang tidak kenal dengan sepak terjang kekejaman Pangeran Abbash.     

Kejamnya Pangeran Abbash sungguh tidak berbanding lurus dengan wajahnya yang begitu tampan. Iparat buah apel yang begitu menggiurkan di luar tetapi sesungguhnya beracun. Setiap kali Pangeran Abbash tersinggung maka sebuah nyawa pasti akan melayang.     

Ketika mobil berjalan meliuk – liuk berlari bagaikan terbang di angkasa untuk menghindari mobil – mobil yang berada di depannya maka mengantri adalah suatu keniscayaan. Alih – alih mengantri maka mobil yang dikendarai oleh Pangeran Abbash malah menerobos lampu merah, menghajar portal atau berjalan melawan arus.     

Suara deritan ban yang beradu dengan panasnya permukaan jalan seakan menambah kengerian dua mobil yang saling berkejaran. Seakan nyawa orang lain adalah sampah sehingga tidak terhitung lagi kejadian huru – hara yang terjadi di sepanjang jalan. Mereka adalah para pengendara dan penumpang yang naas karena berada di jalan pada waktu yang salah.     

Mobil yang dikendarai sopir pangeran Abbash menyebabkan beberapa mobil saling beradu bertabrakan dan menciptakan kecelakaan yang mengerikan. Sebuah truck tronton yang dikendarai oleh seorang bapak – bapak setengah baya tampak  terkejut karena tiba – tiba Mobil yang dikendarai sopir Pangeran abbash menyerobot jalur yang Ia gunakan dari depan. Dengan gerakan refleks Ia membelokan trucknya ke sebelah kiri dan menghantam sebuah bis yang melaju dari arah depan.     

Tetapi keberuntungan masih berada di pihak mereka karena bis itu kebetulan kosong. Bis yang membawa rombongan anak – anak itu baru saja selesai mendrop anak – anak pulang sekolah ke rumah masing – masing sehingga ketika tabrakan terjadi hanya ada sopir bis dan seorang asistennya. Walaupun kecelakaan itu hanya mengakibat luka – luka pada sopir bis tetapi badan truck tronton yang panjang itu langsung malang melintang di tengah jalan dan membuat mobil yang dikendarai oleh Amar tertahan.     

Amar langsung memukul stri mobilnya dengan kesal. Ia lalu melompat turun dari mobilnya dan matanya seketika melirik ke arah kirinya. Tampak seorang pengendara motor sedang menghentikan motornya karena perjalanannya terhalang oleh badan truck. Amar langsung menghampirinya dan kemudian menodongkan pistolnya ke kepala orang itu.     

"Turun !! " Kata Amar dengan dingin. Pria bule itu lalu memandang ke arah Amar dengan perlahan ketika dilihatnya yang menodongnya adalah pria Timur dengan cambang dan kumis menutupi sebagian wajahnya. Ia langsung ketakutan. Ia takut bukan karena wajah Amar yang terbilang cukup tampan tetapi Ia takut karena ujung pistol yang menempel di pelipisnya. Kalaus sampai pelatuk itu ditarik maka hancurlah kepalanya. Dan itu sangat mengerikan.     

Tampak banyak bicara Ia segera turun dari motornya. Tentu saja Ia tidak mau ngotot mempertahan sebuah motor yang harganya Cuma puluhan ribu dollar dibandingkan nyawanya yang sangat berharga. Bahkan tanpa diperintahkan Ia membuka helmnya dan memberikan kepada Amar. Amar mengambilnya dan memakainya sambil berkata.     

"Aku akan mengganti motormu. Jangan khawatir. Kau bisa mengambilnya nanti di kantor polisi. Aku akan menyerahkannya begitu urusanku selesai" Kata Amar sambil kemudian mengambil motor itu lalu Ia melesat pergi.     

"Tidak apa – apa.. yang penting nyawaku aman.." Kata si pengendara motor itu sambil melihat Amar memutar motornya berbalik arah. Pengendara itu berpikir Amar memang akan memutar arah untuk menghindari truck tronton yang melintang menutup jalan.     

 Tetapi Ia ternganga karena setelah beberapa meter jauhnya motor itu berbalik lagi lalu dengan kecepatan tinggi Motor itu kemudian  meluncur dan si pemilik motor itu melihat Amar menjadikan sebuah mobil yang bertumpuk dengan posisi bagian depan mobil ada di atas mobil yang lain. Amar menerjangkan motornya ke arah mobil itu lalu melajukan motornya dengan menggunakan mobil itu sebagai tumpuan untuk meloncati truck yang ada di depannya.     

Semua mata yang tadinya sibuk melihat kekacauan yang terjadi sesaat menatap motor yang seakan terbang meloncati truck. Ini adalah seperti sedang menyaksikan atraksi motor – motor di tempat sirkus atau di tempat perlombaan khusus atraksi motor. Ataukah Amar jelmaan ghost rider di alam nyata.     

Tetapi tentu saja Amar sebenarnya  tidak ingin sok jagoan dengan melakukan atraksi yang sangat membahayakan ini tetapi mobil pangeran Abbash yang ada didepannya  membuat Ia mengerahkan segenap kemampuannya untuk dapat membebaskan Alena dari cengkraman pangeran gila.     

Amar tidak habis pikir dengan kejadian Pangeran Abbash membunuh Justin. Pangeran Abbash yang dengan entengnya merebut pistol diam – diam dari Justin lalu kemudian menggunakannya untuk membunuh si empunya sendiri dengan memberondong Justin tepat di dadanya. Bahkan kejadian itu dilakukan di depan Alena yang langsung berteriak histeris.     

Pangeran Abbash menyaksikan bagaimana lembutnya wajah Pangeran Abbash ketika berbisik – bisik kepadanya tentang strategi kakaknya. Matanya yang sedikit sayu itu seakan mengundang tidur siapapun yang melihatnya tidak perduli laki – laki atau perempuan. Bibir yang merah itu tampak begitu merona alami dan menggemaskan. Bahkan nada suara Pangeran Abbash begitu manja dan merayu siapapun yang mendengarnya.     

Justin sendiri sampai tidak dapat memalingkan wajahnya dari menatap Pangeran Abbash. Sesaat waktu Pangeran abbash mengajaknya berbincang – bincang. Amar menjadi ragu terhadap semua cerita yang pernah Ia dengar tentang kekejaman pangeran Abbash karena dimatanya Pangeran Abbash  malah seperti terlihat sebagai seorang pria androgini yang cocoknya diseret ke tempat tidur dan dihabisi dalam sesi bercinta yang melelahkan.     

Tetapi ketika Ia membunuh orang – orang kakaknya dengan tangan yang ringan dan terakhir yang menghabisi Justin yang tadi begitu akrab berbincang – bincang dengan dirinya maka pria manja dan menggemaskan itu langsung hilang dalam benak Amar. Pangeran Abbash benar – benar pangeran gila yang sangat kejam dan sadis.     

Dan sekarang Alena ada di tangannya. Bagaimana bisa Ia tidak cemas. Ia sangat khawatir kalau Pangeran abbash akan melakukan tindakan kekerasan kepada Alena. Semisal memperkosanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.