CINTA SEORANG PANGERAN

Apakah Dia Disentuh Secara Paksa ?



Apakah Dia Disentuh Secara Paksa ?

0Pangeran Abbash duduk di kursi kecil yang ada didepan sebuah meja rias. Ia duduk menghadap ke Alena yang menatap dengan tatapan mata yang  kosong. Tiba – tiba Pangeran Abbash turun dari kursinya dan duduk bersimpuh di depan Alena. Menidurkan kepalanya di pangkuan Alena. Wajahnya begitu sendu dan muram. Tidak ada lagi rona kebahagiaan seperti tadi siang. Dia sudah menyadari bahwa kebahagiaan karena bersama dengan Alena saat ini adalah hanyalah semu.     
0

Kebahagiaan ini adalah suatu fatamorgana yang begitu indah tetapi kosong. Sekosong hatinya. Bagaimana bisa Ia merasa bahagia kalau saat ini Alena tak ubahnya suatu boneka yang tidak bernyawa dan tidak berperasaan. Ia hanya bergerak bagaikan sebuah boneka robot. Ia mengikuti apapun kata pangeran Abbash. Bahkan jika seandainya Dia meminta Alena untuk melayaninya bercinta maka Alena tidak memiliki kekuasaan untuk menolaknya.     

Tetapi sedikitpun Pangeran Abbash memiliki niat untuk menodai Alena. Dia mencintai Alena bukan menginginkan tubuhnya hanya untuk kenikmatan sesaat. Karena jika Ia hanya ingin melampiaskan nafsu binatangnya untuk apa dia mempersulit diri mencintai Alena. Ada banyak wanita yang bersedia merangkak di kakinya bahkan jika seandainya Pangeran Abbash memasang tarif hanya untuk sekedar melihat wajah tampannya maka para wanita juga tetap akan berlomba – lomba membayarnya.     

Tiba – tiba air mata menetes di pipinya yang putih itu dengan gemetar Pangeran Abbash berkata sambil tetap meletakkan kepalanya dipangkuan Alena.     

"Aku tahu ini tidak pantas ku lakukan Alena. Tetapi Aku tidak berharap bahwa apa yang kulakukan akan menodai kesucianmu. Aku hanya ingin menyandarkan tubuhku sejenak di tubuhmu tidak lebih. Kalaupun Aku membawamu ke sini karena Aku juga ingin menyelamatkanmu dari kakakku.     

Aku tahu kakakku tidak mencintaimu setulus hatiku. Dia hanya ingin memuaskan nafsunya kepadamu. Kau tahu kalau dia sangat berambisi ingin menyaingi suamimu sejak dia kecil. Dia selalu ingin mengalahkan dia dalam hal apapun. Apa yang jadi miliki Pangeran Nizam ingin dia miliki juga. Ia menikahi Putri Raya karena Pangeran Nizam menikahi Putri Rheina. Dan dia juga menginginkanmu karena kau adalah istrinya Pangeran Nizam.     

Kalau Kau ada dalam genggamannya maka  Ia tidak akan pernah memikirkan kehormatanmu. Ia hanya akan terus berusaha memilikimu suka ataupun tidak. Dan dia juga akan membunuh si kembar. Alena bagaimana mungkin itu akan kubiarkan.     

Alena Aku tidaklah sesabar Edward dalam menghadapi perasaan cintanya. Aku adalah Aku yang memiliki perasaan sendiri. Aku tidak ingin mati seperti lilin yang terbakar hanya untuk memberikan penerangan untuk orang lain. Aku tahu kalau Edwardmu itu mati karena menghalangi kematian Nizam dari tangan para anggota pasukan kakakku.     

Maafkan Aku Alena, sungguh Aku tidak menyukai Edward tetap Aku tidak berniat untuk membunuhnya juga. Aku tidak bisa merenggut orang – orang di sekelilingmu. Aku berubah pikiran setelah merasakan cintaku kepadamu semakin dalam.     

Alena dulu Aku pernah berniat untuk membunuh Putri Cynthia dan pangeran Thalal karena dendamku kepada mereka. Tetapi kini Aku tidak akan melakukan itu sekarang. Aku tidak akan pernah membuatmu bersedih lagi. " Pangeran Abbash terdiam sebentar.     

Air matanya semakin deras mengalir. Air matanya bahkan sekarang membasahi pakaian wisuda Alena dan tembus sampai ke kain batik yang dikenakan Alena. Tangisan Pangeran Abbash terdengar sangat lirih hingga membuat siapapun yang mendengarnya akan terenyuh.     

Beberapa bintang tampak meredupkan sinarnya seakan ingin menemani kesedihan Pangeran Abbash dalam keheningan malam. Bulan semakin tenggelam dalam kelamnya awan. Suara Angin malam yang berhembus terdengar sangat perlahan seakan takut menyaingi suara lirihnya tangisan Pangeran Abbash.     

Dedaunan bergoyang ketika angin itu berhembus di sela – sela mereka. Seakan ikut membisikkan kesedihan pangeran Abbash yang sedang mencurahkan segenap isi hatinya pada wanita yang sangat Ia cintai. Pangeran Abbash menghapus air matanya sebelum kemudian Ia berkata lagi.     

"Oh.. Ya, Alena tolong jangan salahkan Aku jika Aku membunuh Justin. Karena Aku tahu kalau Ia juga berniat untuk memaksamu agar menjadi istrinya. Apabila kau menolaknya maka  dia memang berniat akan membunuhmu dan juga membunuh dirinya sendiri. Jadi jangan salahkan Aku kalau Aku menembaknya duluan sebelum Ia melukaimu. Dia ingin kau mati bersamanya. Dia tidak suka kau dimiliki oleh siapapun. Dia lebih suka membawamu mati bersamanya. Jadi tolong kau pahami Aku kalau Aku membunuhnya.     

Alena.. Aku tidak tahu apakah setelah ini Aku juga akan hidup atau mati karena nyawaku sekarang ada ditangan dua orang. Kalau kakakku tidak mengampuni pengkhianatan yang telah ku lakukan maka Aku akan mati di tangan kakakku. Kalau tidak di tangan Kakakku mungkin Aku akan mati di tangan suamimu. Aku tahu Ia juga tidak akan pernah melepaskan Aku. Ia akan membunuhku Alena. Dan Aku berani bertaruh sebentar lagi Ia akan segera menemukan kita.     

Jadi Alena sebelum nyawaku terlepas dari diriku Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya berkeluh kesah kepadamu sambil tertidur dipangkuanmu." Pangeran Abbash tidak kuasa lagi menahan isak tangisnya. Ia sampai harus menggigit bibirnya sendiri hingga berdarah. Bibir yang sangat merah itu kini semakin merah karena darah yang merembes keluar.     

Tangisan Pangeran Abbash baru berhenti ketika di dengarnya pintu di ketuk dari luar.     

" Tuan.. Saya pelayan wanita membawakan pakaian yang dipesan Tuan" Terdengar suara seorang wanita. Pangeran Abbash tersentak. Ia segera bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri pintu lalu membukanya.     

Pelayan itu sesaat heran melihat muka Pangeran Abbash yang sembab. Dengan wajah sedikit tertegun Ia mengulurkan pakaian yang masih terbungkus plastik pakaian itu kepada Pangerang Abbash. Pangeran Abbash bukannya tidak tahu kalau si pelayan itu keheranan melihat wajahnya yang memerah karena tangisan.     

Tetapi si pelayan itu tidaklah terlalu kepo. Ia merupakan pelayan yang cukup senior. Ia tahu apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak. Sebagai pelayan hotel tentu banyak tamu dari berbagai kalangan yang datang menginap. Sepanjang memang tidak ada tindakan kriminal maka Ia belajar untuk tutup mulut dan pura – pura tidak tahu.     

Pria yang ada di depannya ini jelas adalah orang asing. Berwajah sangat tampan cenderung cantik dengan kulit yang sangat putih sehingga ketika pria itu menangis maka tanda – tanda tangisannya itu muncul secara nyata dan jelas ke permukaan wajahnya. Bahkan air mata yang masih membasahi pipinya yang merah terlihat sangat jelas.     

Dimata si pelayan, wajah Pangeran Abbash terlihat sangat memelas. Ia tidak ubahnya seperti gadis yang habis disentuh secara paksa oleh seseorang. Bahkan si pelayan itu sampai – sampai sedikit mengerlingkan matanya ke dalam. Apakah Pangeran Abbash sudah dipaksa bercinta oleh wanita yang ada di dalam. Apakah wanita itu menyentuh Pangeran Abbash secara paksa ? Sehingga Pangeran Abbash sampai menangis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.