CINTA SEORANG PANGERAN

Apa Yang Terjadi Di dalam ?



Apa Yang Terjadi Di dalam ?

0Nizam yang sedang menggendong Alena dengan kedua tangannya dan sudah melangkahkan kaki keluar menuju pintu seketika menghentikan langkahnya. Keningnya berkerut dan dengan gerakannya yang indah serta mempesonakan Pangeran Abbash. Nizam memiringkan kepalanya. Lalu berkata dengan suara yang sangat dingin.     
0

"Maksudmu adalah kalau Alena tidak akan pernah tersadar sampai Kau menyadarkannya ? " Kata Nizam menegaskan kembali perkataannya kepada Pangeran Abbash. Tatapan mata Nizam kepada Pangeran Abbash  begitu tajam dan mengerikan. Tatapan itu  seakan sebilah pedang yang mampu menembus jantungnya.     

Pangeran Abbash sesaat menjadi terpana. Ia kini tahu mengapa para wanita tampaknya tergila – gila dengan Nizam. Mengapa semua wanita di seluruh kerajaan Aliansi terobsesi untuk menjadi istri Nizam. Para Wanita yang jatuh ke pelukan Pangeran Abbash adalah wanita – wanita yang menginginkan cinta sesaat. Yang menikmati tubuhnya hanya karena terpesona oleh ketampanannya saja. Tetapi para wanita yang menginginkan Nizam memang para wanita yang berkelas, berambisius tinggi dan menikmati keagungan wajah yang penuh wibawa.     

Wanita mana yang tidak menginginkan berada dalam pelukan pria yang mendekati kesempurnaan seperti Nizam. Tampan iya, cerdas iya, berwibawa iya, memiliki banyak gelar kependidikan iya, jago ilmu bela diri dan ketangkasan iya dan dari semua itu Nizam adalah calon raja besar yang akan memimpin langsung 20 kerajaan aliansi.     

Seharusnya memang Pangeran Abbash tahu diri. Dari sudut manapun Pangeran Abbash jika dibandingkan dengan Nizam tidak akan pernah bisa menang. Walaupun mungkin Nizam memiliki banyak kekurangan seperti kurang romantis, tidak memiliki banyak pembendaharaan kata – kata manis untuk merayu Alena dan sangat posesif. Serta sifat sebagai seorang laki – lakinya yang otoriter  acap kali muncul jika sedang ada keinginan. Tidak perduli Alena sedang apapun keinginan Nizam haruslah terpenuhi.     

Tetapi Pangeran Abbash seperti menutup mata dengan kenyataan semua itu, setelah Ia mempelajari semua tentang Alena. Ternyata Alena tidak mencintai Nizam karena semua itu. Alena mencintai Nizam karena memang dia mencintainya. Dia tidak memiliki alasan apapun untuk mencintai Nizam selain dia tergila oleh sosok Nizam. Ibaratnya Nizam mau berwajah seperti apa, memiliki sifat seperti apa, memiliki kekayaan atau tidak memiliki maka Alena tetap akan mencintainya tanpa batas.     

Dan bagi Pangeran Abbash itu adalah suatu keuntungan. Menurut pemikirannya asalkan Nizam tidak menginginkan Alena lagi   maka Pangeran Abbash yakin kalau Alena masih memiliki harga diri untuk tidak terus mengejar – ngejar Nizam lagi. Karena wanita yang tidak memiliki ambisi kepada seorang pria akan lebih mudah melepaskan pria itu.     

Wanita yang mencintai karena hati akan mundur secara perlahan kalau sekiranya pria itu sudah tidak menginginkannya lagi. Kecuali jika wanita itu merasa dicurangi maka Ia baru akan bertindak tegas. Pangeran Abbash sangat yakin kalau Alena akan melupakan Nizam kalau seandainya  nanti Nizam membuang Alena.     

Dan sekarang pangeran Abbash mencoba cara licik lainnya. Setelah Ia mencoba menipu Nizam dengan membuat seakan – akan Ia sudah menyentuh Alena tetapi kemudian Nizam dengan mudah mengetahui kebohongannya maka Ia lalu mencoba melakukan strategi dengan menghipnotis Alena. Ia akan membuat Alena terbaring seperti orang tidur sampai pangeran Abbash membangunkannya sendiri.     

Pangeran Abbash seperti peri jahat yang mengutuk putri Aurora menjadi putri tidur selama bertahun – tahun. Pangeran Abbash akan mengendalikan Alena dari jauh dan hanya akan membangunkannya jika untuk melakukan aktivitas fisiknya saja seperti makan dan buang air. Selebihnya Pangeran Abbash akan membuat Alena tertidur ataupun kalau bangun Ia akan seperti boneka yang tidak memiliki perasaan.     

Dan Pangeran Abbash yakin. Nizam lambat laun akan menyerah dengan kondisi istrinya. Apalagi setelah ini Nizam harus segera pulang ke Azura karena kondisi di Azura sudah sangat mendesak. Raja Al-Walid sekarang sudah sangat tidak berdaya dan menunggu kedatangan Nizam untuk segera menggantikannya naik tahta.     

Untuk menjadi Raja tentu saja harus ada permaisuri yang sehat secara fisik dan mental. Jikalau keadaan Alena terhipnotis seperti yang terkena guna – guna seperti itu maka sudah sangat jelas maka Nizam harus menunjuk putri yang lain untuk menggantikan Alena dan ketika itu sudah terjadi  maka Pangeran Abbash akan menyadarkan Alena dan tinggal menarik keuntungan dari kekalutan pikiran Alena.     

Pangeran Abbash tersenyum dengan sangat licik. Ia mencoba mengabaikan pandangan Nizam yang sangat menusuk itu. Rasa sakit di dadanya kini terasa sangat ringan. Pangeran Abbash merasa bagaikan Arjuna yang berhasil memenangkan lomba memanah saat mengikuti sayembara untuk mendapatkan putri Drupadi. Pangeran Abbash sangat menyukai saat – saat moment Nizam mengurungkan langkahnya dan membalikan tubuhnya serta tertegun sambil menatap wajahnya.     

Pangeran Abbash menyunggingkan kembali senyum manisnya. Ia tinggal menunggu detik – detik saat Nizam meratap memohon agar Ia membebaskan Alena dari hipnotis yang Ia ciptakan. Dan sampai kapanpun Pangeran Abbash tidak akan pernah membebaskan Alena kecuali tentu saja Nizam memberikan Alena kepadanya.     

Suasana sesaat menjadi hening. Hingga Amar yang sedang ada diluar menjadi resah dan gelisah. Apa yang sebenarnya terjadi di dalam mengapa kalau tadi terdengar ada keributan yang sangat hebat hingga Ia mendengar berkali – kali tubuh yang terlempar ke dinding, lalu suara pukulan dan tendangan disertai letusan suara senapan.     

Amar sangat ingin menerobos masuk ke dalam tetapi Ia dilarang masuk oleh Nizam apapun yang terjadi. Amar hanya disuruh menunggu diluar, berjaga di depan pintu dan melarang orang – orang masuk ke dalam. Para pelayan dan penjaga keamaanan tampak bergerombol di dekat Amar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi. Bahkan beberapa tamu mulai muncul di depan pintu kamar masing – masing dengan mimik wajah ketakutan. Sebagian tamu wanita sudah mulai histeris.     

Tetapi Amar mencoba menenangkan mereka dengan mengatakan bahwa hanya ada masalah ringan dan sebaiknya jika ingin selamat mereka harus kembali masuk ke dalam kamar masing – masing dan mengunci pintunya jangan sampai keluar kamar hingga ada perintah untuk keluar kamar jika situasi dan kondisi sudah aman kembali.     

Beberapa sekuriti hotel juga mencoba hendak mengambil alih situasi dengan mendekati Amar tetapi untungnya beberapa polisi sudah datang dan membuat pengertian kepada sekuriti bahwa ini adalah masalah yang menyangkut keamanan negara jadi mereka sebaiknya tidak turut campur.     

Salah seorang polisi tampak menatap Amar meminta penjelasan situasi yang sedang terjadi. Tetapi Amar hanya menyuruhnya tetap tenang sambil tetap menyiagakan senjatanya. Posisi Amar juga tampak berdiri di depan pintu. Berdiri sambil menyender ke dinding dengan tangan memegang senjata. Ia sudah bersiap menarik pelatuk  senjatanya berjaga – jaga kalau Ia memang harus melepaskan tembakan.     

Amar mencoba mendengarkan apa sebenarnya yang sedang terjadi sekarang. Mengapa di dalam kamar sekarang terasa hening. Keringat dingin mulai menetes di sekujur tubuhnya. Dadanya bedebar sangat kencang. Mulutnya mulai komat – kamit mendoakan keselamatan calon raja dan ratu kerajaannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.