CINTA SEORANG PANGERAN

Penyamaran Untuk Bisa Masuk ke Hotel Barries.



Penyamaran Untuk Bisa Masuk ke Hotel Barries.

0" Siapa sebenarnya dia ? Mengapa Kau membebaskannya ? Bukankah kita belum mengecek kadar alkoholnya ? dan mengapa Kau menyebutnya Yang Mulia ? Mengapa pula dia menyuruhmu menghubungi Chief Jeremy" kata polisi yang memegang alat pemeriksa kadar alkohol. Pertanyaannya beruntun seperti suara senapan yang memuntahkan semua peluru yang ada dalam magazines -nya.     
0

Polisi yang ditanya belum menjawab, Ia masih terpaku menatap mobil Nizam yang melaju meninggalkan mereka. Tetapi kemudian dia lalu menjawab,     

"Dia adalah pangeran putra Mahkota Kerajaan Azura. Kalian tahu kerusuhan hari ini katanya ada kaitannya dengan kerajaan Azura." Kata Si polisi itu sambil mengerutkan keningnya     

"Sebenarnya ada apa sih? Mengapa mereka membuat kerusuhan di negara kita ? "     

"Yaah seperti yang sering kita saksikan di film action. Ada banyak orang yang melakukan kerusuhan di negara kita dengan motif yang berbeda – beda. Walaupun negera kita negara adikuasa yang begitu ketat pengamanannya. Tetap saja selalu ada kerusuhan yang lolos dari pengawasan kita.     

Kau ingat kan bagaimana menara kembar WTC kita yang hancur  ketika di tabrak oleh pesawat teroris ? Atau bagaimana sistem keamanan Pentagon kita yang pernah dibobol oleh para pembajak atau hacker. Dan kau tahu siapa hacker-nya ? Hacker-nya adalah anak SMA. Ha..ha..ha.. tidak ada yang aman di dunia ini. Selalu ada celah yang dapat dimasuki oleh siapa saja yang memiliki otak jenius atau gila"     

"Apa yang Kau katakan benar juga. Sebaiknya dimanapun kita berada kita harus tetap berhati – hati."     

"Tentu saja. Sekarang ayo kita patroli lagi "     

"Tetapi aku masih penasaran dengan pangeran itu ? Benarkah Dia menyebabkan anaknya tuan Senator terbunuh?  Ya Tuhan.. Edward penyanyi kebanggaan kita tewas mengenaskan. Pria itu masih muda bahkan usianya baru 23 atau 24 tahun. Besok pasti hari berkabung nasional bagi para gadis dan para pejabat " kata si polisi itu sambil menggelengkan kepalanya.     

"Kita tunggu saja beritanya. Desas – desus tertutup yang beredar dikalangan kita adalah kerusuhan ini didalangi oleh Pangeran dari kerajaan Zamron dengan bantuan Tuan Senator sendiri. Kita lihat saja kebenarannya. Apakah kita dapat membuktikan kejahatan tuan Senator. Dan kalau seandainya memang benar Tuan Senator terlibat dengan kerusuhan ini.  Apa motif sebenarnya Aku juga tidak mengerti. Lagi pula aku malah khawatir kalau kejahatan ini tidak terbukti maka semua yang jahat akan dapat meloloskan diri"     

Para polisi itu terus berbincang – bincang tentang kejadian hari ini. Sama halnya dengan flatform berita online yang langsung menyebarkan berita – berita online dengan kecepatan yang lebih cepat dari kedipan mata. Media – media cetak bahkan sedikit terlambat mencetak surat kabarnya demi mendapatkan berita yang lebih akurat.     

Tidak hanya media cetak seperti koran Nasional yang resmi atau koran- koran dari percetakan swasta yang mengulas berita tentang kerusuhan di tempat wisuda universitas The Great, bahkan majalah – majalah hiburan yang membahas tentang artis juga ikut sibuk mengulas kejadian kematian Edward karena Edward adalah salah satu penyanyi yang senang naik daun.     

Sebagian gadis fans-nya Edward yang sudah membaca tentang berita kematian Edward dari berita online sudah mulai histeris dan tidak terima kenyataan bahwa penyanyi kesayangan mereka meninggal dengan begitu tragis.     

Karangan bunga sudah mulai ramai dipesan oleh mereka dan mulai berdatangan di kampus the great di gedung tempat wisuda. Mereka seakan tidak mau  menunggu sampai matahari terbit. Beberapa polisi yang berjaga di tempat kejadian sampai kesulitan menghalau para gadis bahkan beberapa pria yang mulai berdatangan ke tempat kejadian.     

Mereka ingin melihat tempat kejadian dimana idola mereka di renggut dengan begitu kejam oleh orang biadab.     

Sementara itu kendaraan Nizam melaju kembali dengan kencang tetapi tidak sekencang tadi karena Ia tidak mau dicegat ke dua kalinya yang akan hanya memperlambat dia untuk sampai ke hotel barries.     

Nizam sampai di hotel megah milih pangeran Barry. Hotel ini dibangun tidak jauh dari hotel miliknya seakan memang ingin mengalahkan hotel Gardenia milik Nizam. Dan itu memang berhasil. Sejak ada hotel Barries tingkat hunian hotel milik Nizam turun sampai setengahnya. Sebagaian tamu – tamu lebih memilih  hotel Barries yang memang baru berdiri sehingga semua fasilitas baru dan harga yang jauh lebih murah dari hotel Gardenia.     

Nizam berdiri di depan pintu gerbang yang tertutup dan dijagai oleh hampir lima orang penjaga. Para penjaga ini tidak membawa senapan tetapi Nizam sangat yakin kalau mereka masing – masing membawa senjata api. Hanya saja senjata itu tidak diperlihatkan karena mungkin khawatir akan menakuti para tamu hotel yang menginap.     

Nizam jelas tidak bisa masuk ke hotel itu tanpa card lock hotel. Ia juga tidak bisa mengatakan akan menginap karena memang ini bukan waktunya check in kecuali Ia sudah reservation sebelumnya. Nizam menyembunyikan mobilnya di tempat yang tidak terlihat oleh para penjaga. Ia lalu berdiri agak jauh dari pintu gerbang. Nizam melihat ke arah jam tangannya. Ini sudah hampir pagi dan seperti kebiasaan hotel jam seperti ini adalah biasanya jam pengantaran bahan makanan yang segar seperti daging, ikan mentah, sayuran dan buah – buahan.     

Jadi Nizam kemudian dengan sabar menunggu mobil yang akan mengangkut bahan makanan tersebut. Nizam akan menumpang di mobil tersebut untuk bisa masuk ke dalam.     

Nizam kemudian naik ke atas pohon yang banyak berdiri di sekitar jalan itu. Jalanan memang sangat sepi mengingat ada kejadian mengerikan tadi siang sehingga orang - orang yang tidak berkepentingan lebih memilih untuk berdiam di dalam rumah masing – masing. Lagipula banyaknya polisi yang berpatroli membuat mereka juga semakin enggan bepergian. Kecuali bagi mereka yang memang memiliki kepentingan mendesak.     

Nizam kemudian memukul salah satu dahan yang cukup besar yang kira – kira cukup terlihat jika diletakkan di tengah jalan oleh sopir kendaraan dari jauh, sehingga si sopir akan menghentikan kendaraannya. Nizam menyalurkan tenaga dalam yang Ia miliki sehingga dahan pohon itu langsung terjatuh ke bawah hanya dengan sekali pukulan.     

Para penjaga itu tampak menegakkan kepalanya mendengar suara dahan jatuh. Mereka langsung bersiaga tetapi mereka tidak mendapatkan apa – apa karena memang Nizam bersembunyi di atas pohon. Penjaga itu hanya melihat pohon – pohon dan dahan yang terjatuh. Tetapi mereka menganggapnya kejadian biasa. Apa anehnya ada dahan pohon yang jatuh. Sehingga kemudian mereka kembali berjaga dan tidak memperdulikan dahan pohon itu. Lagipula letaknya cukup jauh dari mereka.     

Setelah di rasa aman lalu Nizam meloncat turun dari atas pohon dengan suara yang perlahan. Ia lalu menarik dahan itu ke sebuah belokan sambil menunggu mobil box pembawa bahan makanan datang.     

Tidak lama kemudian datang sebuah mobil box berwarna silver dengan tulisan "Roger Foods" berwarna merah dan diikuti gambar daging sapi dan ayam di bawahnya. Nizam langsung tahu itu adalah mobil pembawa makanan mentah untuk hotel the Barries.     

Nizam lalu melemparkan dahan itu ke jalan tepat sebelum mobil itu lewat. Dan benar saja mobil itu langsung berhenti mendadak melihat dahan pohon yang cukup besar menghalangi jalan mereka.     

Seorang penumpang mobil tampak turun akan menyingkirkan dahan itu. Tetapi Nizam langsung meloncat dan memukul tekuk pria malang itu hingga langsung terkulai. Nizam menariknya dan menyimpannya di pinggir jalan.     

Si sopir yang melihat temannya di pukul, Ia langsung turun dengan cepat dan Nizam tidak menunda waktu lagi. Begitu si sopir box itu turun Ia langsung ditarik oleh Nizam dan kembali dipukul lehernya hingga sopir itu langsung terkulai pingsan.     

Nizam lalu menarik keduanya untuk disembunyikan di balik pohon. Ia juga menarik dahan pohon itu untuk menutupi tubuh keduanya.  Nizam langsung meloncat naik ke atas mobil. Mengecek surat jalan dan memeriksa kartu identitas sopir yang biasanya di gantung di bawah spion mobil. Setelah Nizam mempelajari sebentar surat jalan itu, Ia langsung mengendarai mobil box itu sambil tidak lupa mengenakan topi milik si sopir untuk menutupi wajahnya yang terlalu tampan untuk menjadi seorang sopir box.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.