CINTA SEORANG PANGERAN

Dia Begitu Lucu dan Polos



Dia Begitu Lucu dan Polos

0"Aku tidak mengatakan sekasar itu. Sebenarnya bukan ingin jadi ratu tepatnya, tetapi Aku lebih merasa tentang keegoisanku terhadap suamiku" Kata Cynthia sambil kembali mengambil makanan yang ada di meja. Kali ini Ia mengambil buah anggur yang berwarna hijau yang rasanya sangat manis. Anggur itu terasa menyegarkan sebenarnya kalau tidak dimakan dalam situasi seperti ini. Tetapi sekarang rasa anggur itu seperti buah berduri yang coba Cynthia telan.     
0

Si pelayan sedikit mengerutkan keningnya. Kalaulah Cynthia tadi mengatakan kalau Ia ingin menjadi Ratu Azura maka Ia mungkin akan mencibirnya. Kelihatan sekali itu adalah alasan yang sangat biasa dan dibuat - buat. Menjadi istri seorang pangeran yang berambisi menjadi seorang Ratu adalah hal yang sangat amat biasa di kalangan kerajaan. Bukankah konflik di dalam kerajaan kebanyakan seperti itu.     

Putri yang ingin jadi Ratu atau pangeran yang ingin jadi Raja atau orang – orang yang ingin jadi pejabat kerajaan. Dan jika seandainya Cynthia mengatakan itu, nyaris akan membuat si pelayan itu tidak mempercayainya. Karena gosip yang beredar adalah Cynthia sangat menyayangi Alena lebih dari nyawanya sendiri.     

Jadi ketika Cynthia berbicara tentang omong kosong kalau Ia ingin menjadi Ratu dan lalu menyingkirkan Alena maka tikuspun akan tertawa tertawa terbahak – bahak dengan kekonyolan cerita ini.     

Hanya saja ternyata kata – kata Cynthia di luar dugaannya. Dan yang membuat pelayan itu gereget adalah wajah Cynthia tampak begitu datar dan tenang. Bahkan mulutnya tidak berhenti mengunyah makanan. Yang terlihat oleh si pelayan adalah sepertinya Cynthia ini bukan seorang tawanan tetapi lebih mirip orang yang sedang menikmati acara bersantap yang menyenangkan.     

 "Apa maksud perkataan yang Mulia ? " Kata pelayan itu menjadi sangat penasaran.     

"Kau tahu kalau suamiku itu sangat luar biasa " Kata Cynthia.     

"Yah.. Yang Mulia Pangeran Thalal sangat tampan, rupawan, baik hati dan menjadi trend setter dalam berpakaian dan bertingkah laku para remaja laki – laki di seluruh kerajaan Aliansi bahkan sampai ke Negara India, Turki dan kerajaan Arab lainnya. Anda sangat beruntung dapat menjadi istri Yang Mulia mengingat ketika Yang Mulia menikah banyak gadis yang merasa patah hati dan berkabung" Pelayan yang mulai terpancing itu berkata panjang lebar.     

"Itulah.. sebabnya Aku sangat mencintai suamiku terlepas dari kekurangannya " Cynthia kembali berkata - kata yang semakin memancing keingintahuan si pelayan.     

"Kekurangannya ? Maksud Yang mulia ?" Pelayan itu berkata sambil mengerutkan keningnya. Sejak kapan Pangeran Thalal memiliki kekurangan.      

"Posisi suamiku persis seperti pangeran Abbash dengan Pangeran Barry. Kau tahu sepintar apapun Pangeran Abbash dia selamanya akan tetap berada di belakang Pangeran Barry. Dia akan jadi bayang – bayang kakaknya selamanya."     

" ..... " Si pelayan terdiam. Dia sekarang tidak mengira kalau Cynthia sedang berkata bohong. Cynthia berkata tentang Pangeran Thalal yang menjadi bayang - bayang kakaknya. Itu adalah kenyataan yang tidak bisa dibantahkan.     

"Banyak yang mengira suamiku adalah pangeran yang lemah dan taunya hanya pandai memadu padankan pakaiannya. Dia hanya cocok menjadi idola para gadis tetapi tidak mampu menjadi orang yang memimpin kerajaan.  Tetapi sesungguhnya dia tidak seperti itu. Dia tidak selemah perkiraan orang – orang. Aku istrinya yang tahu bagaimana dia memperlemah dirinya sendiri hanya untuk mengalah kepada kakaknya" Kata Cynthia lagi.     

"Mengapa Yang Mulia mengatakan itu semua kepadaku? " kata si pelayan itu bertanya. Dia masih tidak mengerti apa untungnya bagi Cynthia dengan mengatakan semua isi hatinya kepada seorang pelayan musuh.     

Cynthia menoleh kepadanya dan tersenyum lembut. Tetapi dalam hatinya Ia mengumpat si pelayan yang sangat cerdas itu. Cynthia harus memutar otak agar si pelayan itu bisa mendatangkan Pangeran Barry ke dalam kamarnya.     

"Aku lihat kau adalah pelayan yang sangat cerdas. Sedari tadi kau begitu menahan kata – katamu. Tahukah kau kalau salah satu ciri – ciri orang cerdas adalah dia akan tahu kapan dia harus berbicara dan kapan dia harus menahan kata – katanya." Cynthia tersenyum penuh arti.     

"Apakah... " Si pelayan itu lalu mencoba mengatakan sesuatu lagi kepada Cynthia tetapi Cynthia mengangkat tangannya dan berkata.     

"Stop ! Aku tidak ingin mengatakan apapun lagi. Kalau pangeranmu termasuk orang yang cukup cerdas juga maka Ia akan segera mengetahui apa maksud perkataanku "Kata Cynthia sambil kemudian tidak memperdulikan si pelayan itu.     

Si pelayan itu kemudian menganggukan kepalanya dan mohon pamit. Cynthia hanya membalas dengan acuh tak acuh padahal hatinya sangat berharap kalau si pelayan itu akan berbicara dengan Pangeran Barry.     

KAMAR PANGERAN BARRY     

Pangeran Barry tampak mengamuk di kamarnya habis – habisan bahkan dia sampai membunuh orang yang menyamar sebagai pangeran Abbash di kamarnya. Pangeran Abbash mengkhianatinya. Bagaimana bisa ini terjadi. Dan bagaimana bisa pangeran Abbash melarikan diri dari kediamannya. Padahal Ia menahannya di kamarnya.     

Pangeran Barry merasa kecolongan, Semua rencananya hancur dalam sekejap. Ia sangat gelisah karena Ia juga mendengar kalau Senator Anderson sedang dalam pemeriksaan. Padahal selama ini Ia sangat mengandalkan Senator Anderson untuk memperlancar segala urusannya di Amerika.     

"Aku tahu ada sesuatu yang tidak beres" Kata Pangeran Barry sambil menatap wajah istrinya Putri Raya. Putri raya mengangkat bahunya dengan tenang.     

"Yang Mulia begitu cerdas jadi bagaimana mungkin Yang Mulia sampai tidak tahu kalau ada sesuatu yang tidak beres" Kata putri Raya mencoba menutupi keterlibatannya.     

"Ini benar – benar luar biasa. Anjing yang Aku pelihara sejak kecil dan Aku didik sekarang telah menggigit tubuhku sendiri" Kata Pangeran Barry sambil menendang kursi hingga menghantam jendela sampai pecah berantakan. Putri Raya tetap bersikap tenang walaupun hatinya gelisah. Kalau sampai Ia ketahuan berkomplot dengan adik iparnya maka Ia pasti akan di bunuh sekarang juga.     

"Yang Mulia ini benar – benar bukan salah Yang Mulia ataupun juga salah Pangeran Abbash tetapi ini karena Putri Alena.. Akh..." Putri Raya menghentikan kata – katanya karena Pangeran Barry mencengkram dagunya dengan kuat dan mendorongnya ke belakang.     

"Jangan Kau katakan ini kesalahan Putri Alena !! Dia tidak bersalah apapun. Kesalahannya Cuma satu. Dia menikahi Pangeran Nizam dan bukan menikahi diriku" Kata Pangeran Barry sambil menghentakkan muka Putri Raya ke belakang.     

Tubuh Putri Raya langsung terdorong ke belakang. Ia hampir jatuh terjengkang. Matanya berkilat tajam. Alih – alih  menangis Putri Raya malah mengatupkan bibirnya dengan kuat. Rasa amarahnya semakin memuncak kepada Putri Alena. Putri Raya benar – benar menganggap Putri Alena adalah duri dalam hidupnya. Pantas saja sepupunya Putri Rheina sangat membenci Alena. Kata Putri Rheina, Putri Alena sangat egois dan serakah. Dia ingin mengusai Pangeran Nizam sendiri padahal istri dan selir Pangeran Nizam sangat banyak. Putri Alena katanya ingin mematikan generasi keturunan Nizam dari istrinya yang lain.     

Dan Putri Raya juga sangat yakin kalau Alena menjadi istri Pangeran Barry maka semua istri Pangeran Barry termasuk dirinya akan langsung tersingkir. Pria mana yang bisa menolak pesona Putri Alena yang konon sebenarnya kecantikannya tidak terlalu luar biasa tetapi memiliki aura yang tidak bisa ditolak oleh setiap laki – laki.     

"Yang Mulia tampak begitu dibutakan oleh obsesi Yang Mulia sendiri. Pangeran Abbash adalah adik Yang Mulia sendiri. Dia sudah mengabdi kepada yang Mulia disepanjang hidupnya. Hanya karena wanita, Yang Mulia sampai tega begitu murka kepada Pangeran Abbash. Pangeran Abbash sangat mencintai Putri Alena. Mengapa Yang Mulia tidak mengalah saja" Kata Putri Raya sambil menghela nafasnya.     

"Aku bisa memberikan siapa saja kepadanya termasuk dirimu. Kalau dia mengingikanmu maka akan kuberikan sekarang juga. Tetapi dia menginginkan Putri Alena apa kau tidak tahu ? Aku sudah menyukainya ketika pertama kali Aku bertemu dengannya di arena adu ketangkasan dengan Pangeran Nizam. Dia putri satu – satunya yang meloncat – loncat di tribun penonton. Wajahnya bercadar tipis dan Aku bisa melihatnya walaupun sekilas. Dia sangat cantik seperti bunga mawar yang tengah mekar.     

Dia begitu lucu dan polos. Ketika semua putri tampak duduk manis seperti manekin hanya dia yang terlihat begitu hidup. Dia memberikan gairah kehidupan kepada siapa saja. Dan Aku sangat yakin kalau ramalan tentang gadis asia itu ditujukan untuk Putri Alena. " Kata Pangeran Barry sambil menerawang. Ia menjadi sedikit tenang ketika mengingat Alena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.