CINTA SEORANG PANGERAN

Pertemuan Antara Pangeran Barry dan Cynthia



Pertemuan Antara Pangeran Barry dan Cynthia

0Cynthia menunggu di kamarnya. Ia yakin sekali kalau Pangeran Barry akan datang. Kecuali tentu saja kalau pangeran itu bodoh dan tidak mengerti kode yang Ia berikan kepada pelayannya itu. Atau bisa saja pelayannya yang bodoh dan tidak mengerti kode yang Cynthia sampaikan kepada Pangeran Barry melalui dia.     
0

Cynthia mencoba bersikap tenang walaupun tetap Ia merasakan kegelisahan. Ia mengerti kalau Ia memang dijadikan umpan oleh pangeran Barry untuk membunuh Nizam. Sangat jelas kalau Pangeran Barry sengaja menyimpannya di kediamannya langsung karena di luaran sangat banyak polisi yang berjaga – jaga sehingga gerak – gerik Pangeran Barry tidak leluasa.     

Kepolisian Amerika memiliki sistem pelacakan orang yang dicurigai dengan sangat baik mengingat mereka memiliki banyak peralatan canggih. Sehingga Pangeran Barry memilihnya diam di tempat kediamannya. Minimal berada disebuah hotel akan meminimalkan kecurigaan orang – orang terhadapnya.     

Cynthia tidak dapat menghubungi Nizam agar tidak mencarinya. Cynthia ingin mengatakan kalau Nizam tidak usah mencarinya karena Ia akan berusaha untuk meloloskan dirinya sendiri. Tetapi sayangnya Ia tidak memiliki handphone karena handphonenya sudah di ambil oleh Pangeran Barry. Cynthia sangat takut Nizam akan datang dan kemudian terjebak di kediaman Pangeran Barry. Pangeran Barry sama liciknya dengan Pangeran Abbash adiknya. Ia tidak bisa dipandang sebelah mata.     

Cynthia menarik nafas ketika pintu di ketuk dari luar dan penjaga yang berjaga memberi tahukan kedatangan Pangeran Barry. Cynthia menatap pintu yang dibuka dari luar dan kemudian dia melihat sosok tubuh tinggi dengan berat proforsional. Kulitnya putih dan memiliki wajah hampir sama dengan Pangeran Abbash tetapi yang ini lebih  maskulin dan gagah.  Matanya bersinar tajam dan kemudian Cynthia mengakui kalau Pangeran Barry ternyata sangat tampan walaupun tidak setampan pangeran Abbash.     

Cynthia segera berdiri dan memberikan hormat kepada Pangeran Barry karena walau bagaimanapun Pangeran Barry adalah pangeran putra mahkota. Pangeran Barry sedikit terkejut melihat Cynthia berdiri dan memberikan hormat kepadanya karena tadinya Ia mengira kalau Cynthia akan langsung mencaci maki kepadanya atau akan bersikap angkuh dan kasar.     

"Yang Mulia.. Selamat datang dan bertemu dengan hamba. Mungkin yang Mulia sudah tahu siapa hamba tetapi ada baiknya hamba memperkenalkan diri hamba. Hamba adalah Cynthia istri dari Pangeran Thalal. Suatu kebahagian dapat bertemu langsung dengan Yang mulia setelah hamba kebingungan mencari cara untuk bertemu dengan Yang Mulia." Cynthia berkata sambil tetap mengumbar senyum.     

Pangeran Barry hanya mengangguk dengan gaya yang elegan. Ia lalu duduk di kursi sambil kemudian mempersilahkan Cynthia untuk duduk juga. Cynthia mengucapkan terima kasih sambil duduk tetapi matanya kemudian memperhatikan dua orang pengawal tampak berdiri di kiri dan kanan serta seorang  wanita yang Cynthia perkirakan adalah asisten pribadi pangeran Barry.     

"Aku sangat terkejut dengan dirimu yang penuh dengan tata krama. Meningat kau adalah berkewarganegaraan Amerika. Kau sudah mengadopsi etiket kerajaan dengan sangat baik"     

"Hamba anggap ini suatu pujian yang menyenangkan. Maka dari itu hamba mengucapkan Terima kasih Yang Mulia"     

"Baiklah. Kita tidak usah banyak berbasa - basi lagi. Aku ingin tahu apa maksud dan tujuanmu dengan mengatakan sesuatu kepada pelayanku?" Kata Pangeran Barry agaknya tidak ingin berbasa – basi terlalu lama lagi.     

"Well.. Aku mengerti dengan baik kalau kau tidak suka membuang – buang waktu lagi. Baiklah.. Aku hanya ingin mengatakan bahwa sebenarnya kita bisa bekerja sama untuk menyingkirkan Nizam dari kehidupannya di dunia selamanya" Cynthia berkata dengan sangat jelas bahwa tanpa menggunakan kata – kata kiasan lagi.     

Pangeran Barry sangat terkejut mendengar Cynthia yang begitu berterus terang.     

"Maksudmu adalah kau ingin membunuh Nizam" Pangeran Barry tampak sangat tidak mempercayai pendengarannya. Bagaimana bisa Cynthia ingin membunuh Nizam. Bagaimana mungkin adik ipar sekaligus teman dekat dari Nizam akan membunuhnya.     

"Ya " Cynthia menjawab dengan pendek. Ia sengaja memainkan perasaan Pangeran Barry walaupun Ia tahu kalau Pangeran Barry akan sulit untuk diyakinkan     

"Mmmm.. Apakah alasanmu ingin Nizam mati adalah karena suamimu?" Pangeran Barry mencoba merangkai pemikirannya dengan informasi yang di dapat dari pelayannya     

"Ya..." Cynthia berkata lagi walaupun Cuma satu kata. Ia diam – diam merasa senang dengan jawaban dari pangeran Barry. Ia sudah menduga dengan baik kalau si pelayan sudah mengatakan seluruh informasi yang dia berikan kepada pelayan itu tadi. Dan Pangeran Barry kemudian menarik kesimpulan dengan pemikirannya sesuai dengan  keinginan Cynthia.     

"Apakah kau ingin menyingkirkan Putri Alena juga?" Pangeran Barry kemudian berkata lagi     

"Tidak !! Aku sangat menyayangi Alena dan tidak akan kubiarkan siapapun menyentuhnya walaupun hanya sehelai rambutnya" Kali ini Cynthia menjawab tegas dan mengatakan hal yang semakin masuk di akal untuk Pangeran Barry.     

"Tapi  Kau akan menyakitinya jika kau membunuh Pangeran Nizam suaminya. Bahkan mungkin dia akan membencimu seumur hidupnya" Pangeran Barry mulai sedikit terpengaruhi oleh perkataan Cynthia walaupun Ia masih terlihat sangat tidak mempercayai perkataan Cynthia.     

"Aku adalah sahabatnya dan Aku tahu persis bagaimana sifatnya. Dia juga sangat menurut kepadaku jadi apapun yang aku katakan Ia akan menurutiku"     

"Aku masih tidak percaya dengan leluconmu itu. Apakah kau sedang berstrategi untuk bisa melepaskan diri ?" Pangeran Barry mengerutkan bibirnya sedikit sinis kepada Cynthia     

"Terserah kau mau mengatkan apa. Tetapi perlu aku beritahukan tentang sesuatu hal kepadamu" Cynthia malah menjawab tenang bahkan Ia sudah menggunakan kata pengganti Aku untuk menunjuk dirinya dan bukan menggunakan kata hamba lagi.     

"Tentang apa ? omong kosong lagi?" Pangeran Barry tampak terus mencibirkan bibirnya dengan   sinis.     

"Aku tahu kau menangkapku dan menyekapku di sini karena Kau ingin memancing Nizam untuk datang ke sini.  Lalu kau akan membunuh Nizam sesampainya di sini. Setelah itu kau akan menggunakan diriku sebagai sanderamu untuk melarikan diri ke kerajaan Zamron. Benarkan ?" Perkataan Cynthia tampak mengejutkan Pangeran Barry. Bagaimana bisa Cynthia mengetahui semua rencananya dengan sempurna padahal Ia tidak membicarakan dengan siapapun termasuk dengan istrinya.     

Tetapi sebagai pangeran yang sudah banyak mengenal taktik dan siasat. Pangeran Barry tetap bersikap tenang dan tidak menunjukkan suatu ekspresi wajah yang berlebihan.     

"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan" Kata Pangeran Barry.     

"Kau jangan berpura – pura jadi orang bodoh. Siasat murahanmu ini hampir bisa ditebak oleh orang terbodoh sekalipun. Kau  menyuruh anak buahmu menangkapku atau lebih tepatnya menculikku setelah kau gagal membunuh Nizam di tempat wisuda. Lalu kau membawaku ke sini. Menyanderaku agar Kau dapat memancing Nizam ke sini. Kau kemudian menyiapkan sebuah perangkap, menjebaknya lalu akan membunuhnya"     

Kali ini Pangeran Barry benar – benar terkejut tetapi Ia masih berusaha bersikap tenang dengan tidak mengatakan sesuatu apapun.     

"Tapi perlu kau ketahui kalau kau membunuh Nizam seperti itu Kau tidak akan mendapatkan apa – apa. Kau akan langsung ditangkap oleh Chief Jeremy. Kau tahu siapa Chief Jeremy ? Ia adalah kepala polisi kota New york dan yang terpenting dia adalah sahabat dekat Nizam. Kalau sampai kau membunuhnya maka aku pastikan nyawamu tidak akan selamat. Walaupun kau menyandera seribu  orang seperti diriku" Cynthia berkata dengan sangat tenang setenang air mengalir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.