CINTA SEORANG PANGERAN

Bebaskan Kami, Maka Aku akan Jadi Sekutumu



Bebaskan Kami, Maka Aku akan Jadi Sekutumu

0"Apa kau berpikir kalau kau melakukan itu maka Kau akan dapat melarikan diri begitu mudah. Tadi Aku sudah mengatakan kalau Nizam adalah sahabat dari Chief Jeremy dan kalau kedekatan mereka bagaikan jari telunjuk dan jari tengah. ( Bahkan Cynthia mengutip perumpamaan  yang digunakan oleh Nabi Muhammad untuk menggambarkan kedekatan antara Nizam dan Chief Jeremy ) "     
0

"Kau benar – benar mualaf yang baik " Kata Pangeran Barry sambil mengerling kepada Cynthia. Pangeran itu terus menaksir sejenius apa wanita yang ada di depannya ini. Seumur hidupnya Ia baru menemukan orang yang pintarnya seperti Cynthia.     

Seandainya Cynthia ada di pihaknya maka Pangeran Barry akan merasa sangat beruntung. Tetapi sayangnya Itu tidak mungkin. Orang – orang yang memiliki kecerdasan seperti Cynthia biasanya akan bisa menentukan dia akan berada di pihak yang mereka yakini akan membawanya kedalam kepuasan secara mental dan bukan secara materi.     

Dan pikiran orang – orang seperti Cynthia sangat sukar ditebak tidak seperti mereka yang begitu mudah menebak pikiran orang – orang lain yang kecerdasannya dibawah mereka. Jadi Pangeran Barry sendiri tetap terus berhati – hati dengan   Cynthia.     

"Yang Mulia tidak usah terlalu banyak memujiku. Jadi Yang Mulia,  Aku pikir membunuh Nizam di sini bukanlah hal yang sangat bijaksana. Karena banyak hal yang tidak baik akan timbul pada diri Yang Mulia. Anda akan sulit untuk lolos  dari Amerika sampai minimal Anda dapat membuktikan bahwa Anda tidak terlibat dengan semua kerusuhan yang sudah terjadi di tempat wisuda.     

Dan kalaupun Anda lolos maka Anda juga tidak akan lolos dari kerajaan Azura yang tidak akan tinggal diam jika mengetahui kalau Anda membunuh Pangeran putra Mahkotanya. Anda tahu bagaimana kejamnya Ratu Sabrina, Ibu dari Pangeran Nizam. Dan sebagai balas dendam maka yang pertama kali akan dia bunuh pastilah Putri Mira adik dari Yang mulia sendiri"     

Sampai di sini terlihat wajah Pangeran Barry menjadi pucat pasi. Ia lupa dengan adiknya sendiri. Bagaimana bisa Ia lupa dengan adiknya yang masih ada di Harem. Selain pangeran Abbash, Putri Mira adalah adik yang sangat Ia sayangi. Ia tidak akan sanggup kehilangan Putri Mira setelah Ia sekarang kehilangan Pangeran Abbash.     

"Ka.. Kau membuatku teringat dengan adikku Putri Mira" Kata Pangeran Barry dengan wajah gelisah. Badannya menjadi gemetar. Ia tahu persis kalau Ratu Sabrina persis seperti yang dikatakan oleh Cynthia. Wanita itu bertangan besi dan memerintah kerajaan Azura di balik tirai bersama perdana Mentri Salman. Semua keputusan kerajaan Azura konon berasal dari Ratu Sabrina dan Suaminya hanyalah boneka yang sekedar menandatangani semua dokumen belaka.     

Raja Al – Walid hanya menjalankan pemerintahan secara Yuridis tetapi sesungguhnya yang menjalankan pemerintahan secara faktual adalah Ratu Sabrina. Tidak ada satupun pejabat yang berani menentang mereka kalau akhirnya mereka akan mati di tiang gantungan. Ratu Sabrina selalu mengeksekusi siapapun yang berani berjalan di sisi yang berlain dengan jalannya.     

Jadi apa yang dikatakan Cynthia adalah kebenaran mutlak. Kalau sampai Nizam mati di sini maka Ratu Sabrina tidak akan mengampuni adiknya. Bahkan mungkin kerajaannya akan langsung rata dengan tanah. Untuk saat ini siapa yang bisa mengalahkan kerajaan Azura ? Kerajaan itu adalah kerajaan yang terkuat dari seluruh kerajaan Aliansi.     

"Itulah sebabnya Yang Mulia. Kau tidak dapat membunuh Nizam di sini. Jadi sebaiknya Kau berspekulasi dengan membiarkan Nizam dan Aku bebas untuk saat ini."     

"...." Pangeran Barry mengerutkan keningnya mendengar kata – kata Cynthia sebelum kemudian dia tertawa terbahak – bahak sampai air matanya keluar. Tetapi Cynthia tetap bersikap tenang. Ia tahu kalau Pangeran Barry pasti sedang mentertawakan kebodohannya.     

"Apa Kau sedang berpikir hendak mengambil permen lolipop dari anak balita?" kata Pangeran Barry di sela tawanya.     

Cynthia mengangkat bahunya dengan sikap acuh tidak acuh.      

" Terserah kau mau mengatakan apa? Tetapi kalau kau membebaskan Aku sekarang maka kau akan memiliki sekutu di Azura. Aku berjanji akan melindungi adikmu dan akan membunuh Nizam selagi Aku memiliki kesempatan. Aku akan bersiasat untuk menyebabkan kematian Nizam tanpa dicurigai siapapun. Dan Kau bisa menyerang kerajaan Azura di saat mereka sedang berkabung.     

Aku  hanya menginginkan Alena, Aku dan suamiku untuk tetap hidup dan satu lagi yang terpenting yaitu anakku Pangeran Atha. Aku ingin dia tetap hidup juga. Untuk yang lainnya terserah kepadamu" Kata Cynthia dengan dingin.     

Mendengar perkataan Cynthia, Pangeran Barry menghentikan tawanya.     

" Kau bermaksud ingin Aku membunuh si kembar juga?"     

"Apa Aku memiliki kemampuan untuk menahanmu agar tidak membunuh mereka kalau kau tahu persis bahwa si kembar nanti akan menjadi akar yang tertimbun tanah setelah kau membakar habis seluruh pohonnya. Akar itu akan muncul kepermukaan dan kemudian tumbuh subur untuk membalas dendam kepadamu"     

"Kalau kau benar – benar bersungguh – sungguh dengan rencanamu itu. Aku akan mengakui bahwa kau tidak lebih kejam dari Ratu Sabrina"     

"Aku dan Ratu Sabrina adalah sama – sama wanita yang diberi kelebihan dari wanita lain. Aku dan Ratu Sabrina hanya sedang berupaya melindungi apa yang sudah Kami miliki. Aku sama sekali bukan tipe wanita yang tergila – gila dengan tahta kerajaan.     

Aku sudah mengatakan bahwa Aku adalah orang liberal dan Aku hanya ingin hidup tenang bersama suami dan anak – anakku di tanah kelahiranku. Dan Aku juga ingin melihat Alena hidup dengan selamat, tenang dan damai.     

Sungguh Aku selama ini merasa berdosa telah menjerumuskan Alena kedalam situasi yang selalu membahayakan nyawanya. Kau tahu ? Semenjak Alena berada di samping Nizam. Dia selalu berada dalam bahaya. Dia berulang kali hampir kehilangan nyawanya. Kalau Nizam mati dan Ia hidup di Amerika maka Ia akan aman berada di sampingku"     

"Tetapi Aku harus menikahinya, Alena harus menjadi istriku" Pangeran Barry bersikukuh dengan pendiriannya untuk menikahi Alena.     

" Kau kan seorang raja yang berkuasa. Kau bisa mengunjunginya kapanpun Kau mau. Aku berjanji akan membujuknya untuk bisa menerima kehadiranmu. Kau harus tahu kalau pemikiran Alena sangat pendek. Aku harap Ia akan segera melupakan Nizam kalau Nizam memang sudah mati. "     

Pangeran Barry tampak terdiam. Dia sedang berpikir keras dengan kata – kata Cynthia.     

"Kau tidak memiliki banyak waktu untuk berpikir. Ini sudah hampir dini hari dan Nizam sebentar lagi akan datang. Kau harus memerintahkan anak buahmu untuk menahan tembakkannya kepada Nizam sebelum semua terlambat" kata Cynthia sambil berusaha menekan kekhawatiran dan kecemasannya. Cynthia sebenarnya sangat ketakutan kalau sampai Pangeran Barry terlambat menghentikan gerakan anak buahnya  untuk membunuh Nizam begitu Nizam masuk ke dalam lobby hotel.     

"Aku tahu, Aku tidak memiliki banyak waktu. Dan Aku juga memang tidak memiliki banyak pilihan. Aku sebenarnya tidak terlalu mempercayaimu tetapi mengingat adikku ada di tangan Ratu Sabrina maka dengan sangat terpaksa Aku akan membebaskan Kalian" Kata pangeran Barry akhirnya menyerah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.