CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Menginginkan Istrimu



Aku Menginginkan Istrimu

Pemandangan di depannya sangat menyakiti hatinya. Nizam memejamkan matanya dengan mulut yang mengatup dan gigi gemeretak. Mukanya yang tenang kini berubah menjadi pucat pasi lalu berangsur berubah menjadi kelam. Ia mencengkram tangan Pangeran Barry dengan sangat kuat seakan ingin mematahkan tangan yang berada dalam genggamannya itu membuat Pangeran Barry meringis kesakitan.     

Dari cengkraman tangan Nizam pada pergelangan tangannya, Ia tahu kalau Nizam sangat marah. Perlahan Pangeran Barry tertawa kecil yang semakin lama semakin keras. Ia sangat menyukai drama yang telah Ia ciptakan hari ini. Membuat Nizam sangat marah dan ketakutan adalah suatu prestasi yang sangat membanggakan bagi dia. Dia ingin sekali bersulang untuk dirinya sendiri. Setelah beberapa lama tenggelam dalam amarah, ketakutan, galau, cemas, ngeri dan penyesalan Nizam lalu berkata,     

"Apa maksud dari semua ini. Teganya kau melakukan itu pada Cynthia kami" Kata Nizam sambil berkaca – kaca. Ia menyaksikan Cynthia yang berdiri dengan gemetar menatapnya dengan pandangan sedih. Mulut Cynthia tertutup lakban dan tubuhnya mengenakan rompi yang sudah di pasangi bom di sekelilingnya. Nizam tahu alat pemicu bomnya pasti di pegang oleh Pangeran Barry.     

"Demi Tuhan.. Yang Mulia Pangeran Barry. Kalau kau ingin membunuh aku, bunuhlah !! Tetapi lepaskan adik iparku dan sahabat istriku. Kau sudah membunuh Edward, Aku bahkan tidak tahu harus mengatakan apa pada Alena dan sekarang jika kau membunuh Cynthia juga, Aku tidak tahu harus bagaimana lagi?" Kata Nizam dengan suara gemetar. Melihat  Cynthia yang terancam nyawanya Ia merasa sangat tidak berdaya. Ia tidak ingin salah bertindak yang menyebabkan Pangeran Barry menarik alat picu bomnya.      

Cynthia terbelalak mendengar Edward terbunuh. Suara Nizam yang bergetar di telinganya bagaikan suara petir di siang hari yang menyambar tubuhnya berkali – kali. Edward.. yah.. Edward bagaimana bisa Ia sudah mati. Bukankah tadi waktu acara wisuda Ia masih duduk berdampingan dengan Edward sebagai lulusan terbaik.     

Tubuh Cynthia gemetar dan Ia lalu berteriak histeris tetapi tidak ada suara yang tedengar, mulutnya tertutup lakban. Nizam menyaksikan bagaimana Cynthia yang begitu shock mendengar berita yang keluar dari mulut Nizam. Nizam menjadi menyesal telah  mengatakan itu. Tetapi ucapan yang sudah keluar tidak bisa ditarik lagi. Ibarat anak panah yang sudah terlepas dari busur panahnya maka tidak ada siapapun yang bisa menghentikannya kembali.     

Lutut Cynthia terasa lemas dan Ia langsung jatuh dalam posisi berlutut. Kepalanya tertunduk dan Nizam kemudian melihat bahunya turun naik karena isak tangis yang mulai keluar dari mulut yang tertutup lakban itu. Air matanya meleleh tidak tertahankan bagaikan air hujan yang jatuh tercurah dari langit.     

"Maafkan Aku Cynthia. " Nizam berkata dengan lemah. Ia menyesal telah mengatakan berita yang sangat buruk di saat nyawa Cynthia sedang terancam.     

"Drama yang Kalian mainkan sekarang. Sangat menyentuh hatiku. Aku jadi sangat terharu. Persahabatan di antara kalian patut di beri penghargaan Nobel. Kerana kalau semua orang saling bersahabat seperti kalian maka akan ada kedamaian di dunia ini.     

Tetapi sayangnya Alloh selalu menciptakan segala sesuatu dengan saling berpasangan. Ada siang ada malam. Ada gelap ada terang. Ada wanita dan ada laki – laki. Ada Malaikat dan ada setan. Ada persahabatan dan tentunya ada permusuhan. Dan yang paling penting dari peristiwa ini adalah ada kebaikan ada pula kejahatan.     

Mungkin kalian ada di sisi yang benar tetapi Aku ada di sisi yang salah. Aku hanya melengkapi arah yang berlawanan dari kalian. Jadi Yang Mulia Pangeran Putra Mahkota Azura yang perkasa. Raja Harimau dari para harimau. Tolong lepaskan peganganmu. Kau tidak memiliki kesempatan untuk tawar menawar denganmu. Kau hanya memiliki satu kemungkinan yaitu menuruti seluruh perintahku atau Aku akan meledakkan adik iparmu ini dengan menarik pemicu bomnya.     

Sengaja Aku tidak memasang bom yang memiliki daya ledak tinggi tetapi kalau dipasang di bdana Cynthia daya ledaknya paling hanya akan meledakkan tubuh Putri Cynthia menjadi serpihan daging dan tulang yang tidak akan bisa dikenali lagi. Bahkan oleh suaminya sendiri yaitu Pangeran Thalal.     

Nah.. sekaran lepaskan Aku agar Aku bisa dengan leluasa menyampaikan kesempatan yang akan Aku berikan kepada kalian untuk dapat tetap hidup. Sekarang lepaskanlah Aku" Kata Pangeran Barry.     

Nizam sebenarnya sangat ingin memiting Leher Pangeran Barry kemudian menarik kepalanya hingga putus. Tetapi memang benar kata Pangeran Barry. Ia tidak memiliki hak untuk adu tawar dengan Pangeran Barry. Ia hanya bisa mengikuti perintahnya. Nizam lalu mengendurkan cengkramannya pada lengan Pangeran Barry sebelum kemudian Ia melepaskannya dengan perasaan sangat enggan.     

Pangeran Barry langsung berjalan menjauh setelah Nizam melepaskan tangannya. Pangeran Barry langsung mengusap pergelangan tangannya yang tadi dicengkram Nizam. Ia meringis sambil melirik ke arah Nizam.     

"Tanganmu sangat kuat.. " Kata Pangeran Barry. Tetapi Ia menggantung  kalimatnya. Sebenarnya dia ingin mengatakan kalau cengkraman pangeran Nizam sangat mematikan. Dan ia menjadi sedikit kesal karenanya. Dalam pikirannya Ia malah membayangkan tangan nizam yang mencengkram tubuh Alena. Tubuh yang begitu lembut dicengkram oleh tangan yang pegangannya hampir sama seperti di jepit tang. Pangeran Barry sungguh tidak ikhlas kalau Alena menjadi terluka karena cengkraman itu.     

Tetapi Ia masih punya tata krama untuk berbicara seperti itu. Lagipula ada banyak penjaga yang nantinya akan ikut berpikiran kotor tentang Alena kalau Ia menanyakan seperti itu. Bukankah Pangeran Barry memang berniat akan menjadikan Alena sebagai ratu di kerajaan Zamron. Dan untuk itu Ia tidak ingin merusak reputasi calon istrinya sendiri.     

"Katakan apa rencanamu ? Kau tentu tidak ingin membunuh Cynthia begitu saja. Jadi katakanlah cepat apa keinginanmu yang sebenarnya. Karena kalau kau membenciku hanya karena Aku menyia – nyiakan adikmu itu terlalu naif untukmu. Karena kalau kau memang menyayangi adikmu mengapa kau tidak meminta Aku membebaskannya sekarang. Karena Aku akan membebaskannya sekarang juga. Tetapi kau malah ingin membunuhku dan menjadikan istrimu menjadi seorang janda yang suaminya ditinggal mati.     

Bukankah kau tahu sendiri kalau istri dari raja atau putra mahkota yang ditinggal mati oleh suaminya maka Ia tidak boleh menikah lagi seumur hidupnya. Tetapi jika dibebaskan oleh suaminya Ia masih bisa menikah lagi dengan siapapun. Jadi kau jangan berdalih tentang adikmu terlalu banyak"Kata Nizam dengan wajah yang kelam dan mata yang menyala – nyala. Bagai ada kilatan yang menyambar – nyambar dari kedua bola matanya.     

" Kamu memang benar, Yang Mulia karena Aku sebenarnya tidak hanya ingin membalaskan rasa sakit hati adikku. Ada banyak alasan yang membuatku sangat membenciku. Tetapi alasan – alasan itu tidaklah terlalu penting karena sebenarnya kenyataan yang sesungguhnya adalah Aku sangat menginginkan istrimu. Putri Alena " Kata Pangeran Barry dengan tenang. Sungguh tidak tahu malu     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.