CINTA SEORANG PANGERAN

Kau Tidak Tahu Malu



Kau Tidak Tahu Malu

0Mendengar kata-kata Pangeran Barry, wajah Nizam menjadi sangat gelap. Ia sungguh tidak percaya kalau Pangeran Barry akan sangat tidak tahu malu, tidak memiliki etika dan tata Krama.     
0

Kalau seandainya kata-kata itu keluar dari mulut Pangeran Abbash mungkin Ia masih bisa memahami tapi kalau keluar dari mulut seorang pangeran putra Mahkota yang biasa nya memiliki banyak wanita di haremnya sungguh suatu hal yang sangat berlebihan.     

Sebagai calon raja mencintai istri orang adalah sangat memalukan.     

Jangankan mencintai istri orang lain. Menikahi janda bekas istri orang lain saja terlarang. Kalau sampai pihak kerajaan tahu maka status putra mahkota nya bisa dicabut.     

" Aku baru tahu kalau Kau sungguh tidak tahu malu. Pangeran Putra Mahkota Kerajaan Zamron menginginkan istri orang lain dan bahkan hendak bersaing dengan adiknya sendiri. Apakah sekarang para pangeran di kerajaan mu adalah para pangeran yang tidak bermoral dan tidak tahu malu? " Kata Nizam sambil tertawa penuh ironi.     

Mendengar kata-kata Nizam, Pangeran Barry sama sekali merasa tidak tersinggung. Ia malah tersenyum manis dan berkata.     

" Aku tidak peduli dengan apa yang kau ucapkan. Bagi orang yang mau mati sebentar lagi. Kauku izinkan untuk berbicara apa saja yang kau inginkan. Aku hanya ingin kau tahu bahwa untuk mencintai seseorang yang tidak diperlukan untuk melihat status dari orang itu Apakah dia istri orang lain ataupun dia janda ataupun dia seorang gadis. Bagiku istrimu adalah seseorang yang layak aku cintai dan aku perjuangkan.     

Jadi sebaiknya Kau menyerah saja.  Kau akan aku biarkan hidup jika kau menyerahkan istrimu dan menjadikan adikku sebagai ratu."     

Pangeran Barry berkata dengan mudahnya.     

"Kau tahu bahwa aku tidak akan melakukan semua itu. Jadi kau tidak usah membuang-buang waktu untuk membicarakan hal yang tidak berguna. Sebaiknya kau lakukan saja apa yang kau inginkan. Aku lebih baik mati daripada Aku harus menyerahkan istriku sendiri. Karena seorang laki-laki hidup bersama harga dirinya jika harga dirinya sudah tidak ada, maka Aku pikir untuk apa laki-laki itu hidup "     

" Kau memang orang yang terlalu naif.  Orang mengatakan bahwa kau adalah orang yang sangat hebat dan kuat. Kau calon raja yang memiliki masa depan yang begitu cerah.     

Tetapi sebenarnya Aku melihatmu tidak lebih dari sosok tubuh yang yang sangat mudah terpengaruhi oleh suasana hatimu sendiri.     

Kau sangat lemah. Sehingga daripada engkau mengorbankan adik ipar mu sendiri kau malah datang ke sini mengantarkan nyawa.      

Padahal menurutku,  Nyawa adik iparmu ini tidak terlalu berharga. Kau bisa saja menyuruh adikmu  mencari istri baru dan kau tetap selamat bersama istrimu.     

Tetapi sekarang apa yang kau lakukan?  Kau malah datang ke sini seorang diri. Kau kesini seakan-akan hendak mengantarkan nyawamu sendiri  kepada ku. Dan sekarang kau lihat, bahwa kau memang terjebak olehku.     

Aku bisa saja menambakmu sekarang dan membunuh kalian semua. Tetapi adik ipar mu yang cerdas ini mengatakan kalau Aku membunuh mu di sini maka Aku tidak akan selamat dari hukum di Amerika sehingga Aku berubah pikiran dan Aku ingin kalian mati jauh dari tempat ku.     

Tetapi sekali lagi Aku tidak ingin melihatmu mati begitu mudah. Jadi Aku akan memberikan suatu permainan untuk mu. Aku ingin kau pergi membawa adik ipar mu yang sudah aku beri aksesoris bom ini. Kau memiliki waktu 1 jam dari sekarang untuk bisa menjinakkan bom yang ada di tubuh adik iparmu ini setelah penghitung waktu pada bom ini berfungsi.     

Penghitung waktu bom ini berfungsi kalau Aku menekan pengaktifan sistem waktu peledakan bom pada alat pemicu bomnya. Kau harus pergi membawa Adik iparmu dengan mengendarai mobil yang sudah aku sediakan sejauh kira - kira 30 km.      

Oh ya Kau juga boleh membawa Arani pergi bersama kalian. Setelah 30 km maka aku akan mengaktifkan penghitung waktu nya. Sekarang aku berikan Cynthia kepadamu.  Dan cepatlah kau pergi dari tempat ini" kata Pangeran Barryri kepada Nizam.     

Nizam menatap kepada Pangeran Barry dengan pandangan tidak percaya. Walaupun sebenarnya Nizam tidak mengerti apa yang diinginkan oleh pangeran Barryi tapi jelas kesempatan yang diberikan kepadanya menimbulkan semangat baru kepada Nizam.     

Walaupun Ia tahu kalau Pangeran Barry memiliki siasat tertentu.      

Nizam  tidak mempedulikan hal itu. Yang penting baginya adalah  bisa membawa Cynthia dan Arani keluar dari tempat kediaman Pangeran bari itu sudah menjadi sangat cukup baginya.     

Nizam tidak tahu bagaimana cara menjinakkan bom yang dipakai oleh Cynthia tetapi itu tidak jadi masalh minimal dia memberikan kesempatan dulu kepada nya.     

"Oh ya Aku dengar kalau kau orang yang sangat pintar. Jadi setelah sistem penghitung waktu nya berjalan Aku akan memberikan kode rahasia untuk bisa membuka rompi bom Cynthia.     

 Pakaian Cynthia ini aku kunci dengan menggunakan kode-kode rahasia yang terdiri dari 6 kode angka. Setiap angka akan aku beritahukan setiap 10 menit. Sehingga seluruh kode angka akan pas diberikan dalam waktu 50 menit dan kau bisa memiliki waktu sepuluh menit untuk melepaskan rompi nya.     

Setiap angka akan  aku beritahukan dengan menggunakan teka-teki. Jadi  kalau kau tidak bisa menjawabnya maka siap-siaplah kalian akan mati bersama"  Kata Pangeran Barry sambil tertawa terbahak-bahak.     

Pengeran  Barri kemudian mendorong Cynthia kepada Nizam.  Dan Nizam  segera membawa Cynthia keluar.  Di ikuti oleh Pangeran Barry dan para pengawal yang memperhatikan dan sambil tetap bersiaga.     

Nizamsendiri tidak banyak bicara,  dia segera keluar diikuti oleh Pangeran Barry dan dia juga melihat Arani yang sudah di ditahan oleh para pengawalnya. Arani terkejut melihat Cynthia yang memakai rompi dengan bom di sekelilingnya.     

Mukanya menjadi pucat tetapi Arani lalu melihat Nizam menggelengkan kepalanya kepada Cynthia dan Arani untuk tidak terlalu takut.     

mereka lalu melihat sebuah mobil yang sudah disediakan untuk mereka dan kemudian Nizam  segera membawa Cynthiaia duduk ditengah.  Dia sendiri kemudian duduk sambil menyetir dan Ia meminta Arani untuk duduk di sampingnya.     

Sebelum pergi Pangeran barry mendekati dan berkata, " Aku memegang alat picu tersebut Jadi turutilah apa kata - kata ku karena kalau tidak maka aku akan meledakkan mu dari alat picu ini. Alat ini tetap aktif sampai sistem penghitung waktu meledak bomnya mulai aktif.      

Alat ini tidak akan berfungsi jika waktu bomnya mulai aktif. Jadi segera lah pergi agar Kau cepatmencapai jarak 30 km dari tempat kediamanku." Kata Pangeran Barry sambil tersenyum dan mengeluarkan alat picu bomnya di tangannya.      

Nizam melihat ke arahnya dan Pangeran Barry menggoyang-goyangkan alat itu di depan muka Nizam.  Nizam hanyamenatap dengan pandangan yang sangat marah tetapi ia tidak berdaya karena ia tidak ingin mencelakakan Chintya dan Cynthia. Apapun yang terjadi dia bertekad harus menyelamatkan mereka.     

Kemudian meluncurlah mobil itu dengan cepat.      

Nizam  mengemudikannya dengan tergesa-gesa ia ingin segera cara mencapai jarak 30 km agar Pangeran Barry bisa segera mengaktifkan dari bom tersebut karena jika waktu dari bomnya tidak diaktifkan,  alat picu yang dipegang oleh pangeran Barry jauh lebih berbahaya karena sewaktu-waktu Pangeran bari bisa menekan alat picu bangun tersebut.     

Di dalam mobil Arani belum berkata apa-apa.  Dia masih syok dengan Cynthia tetapi kemudian setelah beberapa saat, Arani segera berkata kepada Nizam.     

 "Hamba pernah mempelajari cara menon-aktifkan suatu bom. Apakah Hamba bisa mencobanya?"  kata Arani sambil menoleh ke arah Cynthia.     

Tetapi Nizam berkata, "Sebaiknya kau diam saja.  Mobil ini pasti sudah dipasang kamera pengintai,  karena kalau tidak.  Dari mana dia tahu mobil ini bisa atau sudah mencapai jarak 30 km. Jadi kalau kita berusaha melepaskan bom nya sebelum berjarak 30 KM maka dia akan meledakkan bom tersebut.      

Jadi sebaiknya kita mengikuti saja sampai kemudian waktu bomnya aktif dan alat picu yang dipegang oleh pangeran Barry tidak berfungsi. "     

Arani menganggukan kepala menyetujui usulan  Nizam. Bahkan ia tidak berani membuka lakban dari mulut Cynthia karena takut akan memancing emosi dari pangeran Barry     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.