CINTA SEORANG PANGERAN

Teka - Teki Pangeran Barry



Teka - Teki Pangeran Barry

0Untungnya karena ini malam hari dan memang suasana sedang genting sehingga jalanan menjadi sangat sepi. Pohon – pohon yang berdiri di sepanjang jalan bergerak – gerak bagaikan bayangan para gadis yang menari lemah gemulai. Sinar bulan semakin redup karena sebentar lagi akan beralih tugas dengan sang mentari. Nizam mengemudikan kedaraannya bagaikan kijang yang lari dikejar harimau yang hendak memangsanya.     
0

Arani sendiri hanya terdiam sambil menoleh ke arah Cynthia yang tampak pucat pasi dengan air mata yang sudah meleleh sedari tadi. Cynthia sungguh tidak mengira kalau Pangeran Barry bisa selicik dan sepintar itu. Ia masih ingat ketika Pangeran Barry keluar dari kamarnya. Cynthia mengira kalau Pangeran Barry akan murni melepaskannya tetapi ternyata tidak.     

KILAS BALIK     

Pangeran Barry memang termakan oleh kata – katanya tetapi tetap tidak menghilangkan kewaspadaannya. Ia seakan hendak menguji kebenaran kata – kata Cynthia dengan strateginya. Waktu itu setelah Pangeran Barry keluar tiba – tiba datang beberapa orang laki – laki dan memakaikan rompi dengan bom di sekelilingnya pada tubuh Cynthia.     

Cynthia sempat meronta – ronta dan berteriak tetapi Ia segera diam ketika laki – laki itu berkata bahwa hendaknya Ia diam karena jika Cynthia meronta – ronta terus maka bisa saja Ia akan meledakkan bomnya lebih cepat dari seharusnya. Cynthia langsung terdiam. Ia masih tidak ingin mati. Ia masih ingin bisa melihat suaminya dan Pangeran Atha. Cynthia hanya pasrah ketika mulutnya juga dilakban.     

Hingga kemudian Pangeran Barry kembali datang kepadanya dan berkata dengan senyumnya yang menyebalkan.     

"Aku berpikir beberapa lama mempertimbangkan kata – katamu tetapi kemudian Aku tersadar kalau untuk orang cerdas sepertimu biasanya kesetiaan adalah nomor satu. Mereka lebih rela mati daripada berkhianat terhadap cinta dan sahabat mereka sendiri. Kau dan Pangeran Nizam adalah bagian dari mereka. Jadi ketika kau mengatakan bahwa kau akan mengkhianati Pangeran Nizam maka setelah aku pikir – pikir itu seperti hal yang sangat mustahil. Karena orang seperti kalian akan lebih rela mati untuk membela satu sama lalinnya.     

Aku katakan sekali lagi kalau Pangeran Nizam itu memang sengaja Aku jebak karena Aku tahu dia sebenarnya berhati lemah di balik kekuatan badannya. Dia tidak akan pernah membiarkan kau mati ditanganku. Tetapi kata – katamu yang mengatakan bahwa kalau aku membunuhnya di sini maka akan mengakibatkan masalah dengan kepolisian Amerika jadi Aku memutuskan untuk membunuh Pangeran Nizam di luar kediamanku. Jadi Aku masih memiliki kesempatan untuk melarikan diri ke Kerajaanku.     

Dan Kau akan kuberi kesempatan untuk tetap hidup kalau seandainya Kau dan Nizam dapat membuktikan kepintaranmu. Aku sengaja tidak membunuhmu langsung tetapi masih memberikan kesempatan untuk tetap hidup karena Aku mengagumi kecerdasan otakmu.     

Nah Putri Cynthia, Anak buahku sudah memberitahukanku kalau Pangeran Nizam sudah datang dan Ia sedang mencoba masuk ke lobby. Mari kita sambut dan membuat kejutan untuknya " Kata Pangeran Barry waktu itu membuat Cynthia menjadi geram.     

Pangeran Barry ternyata terlalu pintar untuk dia bodohi. Ia terlalu berhati – hati dan memang pantas menjadi raja besar. Seandainya Ia tidak serakah mungkin Zamron akan menjadi koalisi yang sangat kuat dengan Kerajaan Azura. Apadaya dua kerajaan besar ini sudah dari zaman nenek moyang selalu saling bersaing. Seandainya tidak ada pernikahan aliansi di antara kedua kerajaan itu pasti perang diantara keduanya sudah pecah.     

Hal itulah juga yang membuat Ratu Sabrina mempertahankan Putri Mira untuk tetap di kerajaannya walaupun Nizam tidak menginginkannya. Termasuk Ia juga menikahkan Putri Raya dengan Pangeran Barry.     

Cynthia menatap Nizam yang sedang fokus mengemudi. Ia sama sekali tidak melihat ke arah Cynthia. Cynthia tahu kalau Nizam sedang tidak ingin terlihat cemas sehingga Ia tetap menatap lurus ke depan. Hanya Arani yang bolak balik melihat ke belakang untuk memastikan keamanan Cynthia. Arani takut kalau Cynthia tiba – tiba histeris dan berbuat kesalahan seperti menarik rompi itu dan mencoba melepaskannya sendiri.     

Arani juga bolak – balik memperhatikan layar handphonenya untuk mengetahui sejauh mana mereka sudah berjalan. Hingga akhirnya kemudian terdengar ada suara dari dalam mobil melalui cctv yang mereka pasang.     

"Welldone, Kalian sudah berada sejauh 30 km dari tempat kediaman kami maka Aku akan mengaktifkan sistem waktu pada bom-nya dan dengan demikian alat pemicu bom yang ada ditanganku tidak akan berfungsi lagi. Kau sekarang bisa mengandalkan kemampuan otakmu untuk memecahkan teka – teki yang akan aku berikan kepadamu. Satu nomor angka per sepuluh menit. Kau bersiaplah untuk menjawabnya."      

Nizam menajamkan telinganya untuk mendengarkan teka – tekinya dan Arani juga tampak serius memperhatikan layar Kecil yang terdapat pada rompi Cynthia mulai berkedap – kedip memperlihatkan waktu 60 menit dan sekarang sudah berjalan mundur menjadi 59 menit.     

Kemudian terdengar Pangeran Barry mengatakan sesuatu,     

"Ada tiga orang yang datang ke sebuah kafe dan memesan minuman yang sama. Tiga gelas Inca Cola dingin. Tiga gelas minuman itu ternyata berisi racun semua. Karena sangat haus mereka bertiga lalu meminumnya bersamaan tanpa mengetahui bahwa dalam gelas mereka sudah berisi racun. Tetapi kemudian ternyata hanya salah satu dari mereka yang mati karena keracunan.      

Setelah penyelidikan di ketahui riwayat kesehatan mereka. Orang ke satu menderita riwayat gigi sensitif. Orang kedua menderita riwayat jantung koroner dan Orang ketiga menderita menderita asam lambung. Orang keberapa yang kira – kira meninggal dunia. Dan urutan nomornya itu adalah kode angka yang pertama" Kata Pangeran Barry sambil mengakhiri bicaranya.     

"Damn !! Dia sungguh lelucon terburuk di kalangan Putra Mahkota" Kata Nizam dengan kesal. Ia kesal dengan tingkah Pangeran Barry yang mempermainkan nyawa seseorang.     

Sementara itu Arani langsung naik ke atas kursi dan membuka lakban Cynthia dengan hati – hati. Cynthia langsung menarik nafas lega. Arani lalu memperhatikan rompi yang digunakan Cynthia untuk mencoba mencari kelemahan dari bom tersebut tetapi kemudian Ia mendengar suara lagi.     

"Kau tidak akan pernah bisa membuka bom itu walaupun alat pemicunya sudah di non aktifkan karena bom itu sudah dibuat sedemikian rupa agar hanya bisa dibuka apabila kunci penonaktifan bomnya dibuka. Jadi jangan coba – coba kau mengotak atiknya selain memasukan kode ke dalamnya dan menghentikan pengaktifan dari waktu meledaknya." Kata Pangeran Barry membuat Arani segera menarik tangannya dari tubuh Cynthia.     

Cynthia membuka mulutnya dan berkata dengan tegas,     

"Kalian jangan bodoh, Dia sedang memperdaya kita. Cepatlah hentikan mobil dan keluarlah kalian. Biarkan Aku saja yang mati" Kata Cynthia dengan susah payah menenangkan hatinya.     

Nizam menoleh dan berkata dengan marah,     

"Mengapa Kau mengatakan hal bodoh seperti itu. Cepatlah Kau jawab teka tekinya dan tekan angkanya untuk membuka kuncinya"     

"Dia hanya ingin mempermainkan kita. Aku yakin dia tidak akan pernah memberikan kodenya secara lengkap. Manusia licik itu sangat jahat" Kata Cynthia dengan mata berkaca – kaca.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.