CINTA SEORANG PANGERAN

Teka - Teki Kedua



Teka - Teki Kedua

0"Kita akan mati bersama – sama. Jadi jangan kau pikirkan hal yang lain. Cepat jawab saja teka tekinya. Kau tahu Aku sedang menyetir Aku tidak bisa konsentrasi " Kata Nizam.     
0

"Apa sebaiknya tidak dihentikan dulu mobilnya ?" kata Arani sambil membuka handphonenya dan mulai browsing mencari jawaban dari teka – teki tersebut.     

"Aku tidak bisa menghentikan kendaraanku. Aku harus melanjutkan perjalanan sampai kita menemukan air untuk merendam Cynthia. Siapa tahu bomnya akan mati kalau terendam air." Kata Nizam.     

Arani menatap Nizam, Apa mungkin pangerannya ini sudah kehilangan akal sehatnya. Tetapi belum Arani menemukan jawabannya Cynthia sudah menjawab,     

" Angka kode yang pertama adalah angka satu " kata Cynthia membuat Arani dan Nizam bengong. Bahkan Nizam sampai menghentikan mobilnya dan menoleh ke belakang.     

"Secepat itu kau menemukan jawabannya ? Mengapa Kau memilih nomor satu. Aku pikir jawabannya yang punya penyakit jantung koroner. Karena Racun akan mempercepat kematian orang yang terkena penyakit jantung " Kata Nizam.     

" Hamba malah memilih yang nomor tiga. Mengingat yang diminumnya itu minuman manis dan asam maka akan mempercepat kematian orang yang memiliki penyakit asam lambung" Kata Arani.     

Cynthia menggelengkan kepalanya. Semua minumannya beracun jadi sebenarnya akan memberikan efek yang sama jika diminum bersamaan. Tetapi masalahnya racun itu tidak terdapat pada di dalam air yang diminum tetapi ada pada es batunya. Ini teka – teki yang ada diinternet tetapi dia modifikasi sendiri. Dasar menyebalkan" Kata Cynthia lagi.     

"Tetapi Hamba tetap tidak mengerti dengan penjelasan dari Yang Mulia Putri Cynthia" Kata Arani masih terheran – heran.     

"Orang yang pertama memiliki penyakit gigi sensitif sehingga Ia tidak bisa cepat – cepat menghabiskan Inca colanya. Jadi Ia minumnya tidak sekaligus tetapi sedikit – sedikit dan akibatnya es batunya jadi mencair dan racun yang dari es batu itu lalu mencair bersama es batunya. Itulah sebabnya orang yang pertama yang mati keracunan sedangkan yang lainnya tetap hidup" Kata Nizam memberikan penjelasan setelah Ia mempelajari penjelasan dari Cynthia.     

"Aaah.. Anda berdua sangat luar biasa. Ayo kita coba dengan menekan angka satu." Kata Arani sambil menekan angka satu pada layar display yang terpasang di bom itu. Angka itu langsung masuk dan lampu indikator berkedip – kedip hijau menunjukkan bahwa kode itu benar.     

Tiba – tiba terdengar ada suara dari CCTV, " ha...ha..ha.. Cynthia memang benar – benar jenius. Aku sangat menyesal kalau Ia sampai mati. Memang benar kode angka yang pertama adalah angka satu. Lampu indikator akan berkedip hijau jika benar dan akan berkedip merah jika salah. Jika kalian memasukan kode yang salah satu kali saja maka bom itu akan segera meledak. Jadi kalian harus berhati – hati. Pertanyaan yang lain mungkin saja tidak akan seberuntung sekarang."     

"Berikan kami pertanyaan selanjutnya" Kata Nizam kepada Pangeran Barry melalui CCTV-nya tetapi Pangeran Barry malah tertawa.     

"Mengapa buru – buru? Bukankah masih ada waktu sekitar empat menit lagi menuju ke sepuluh menit pertama. Jadi santai sajalah dulu. Oh ya Dan Kau Pangeran Nizam kau tidak boleh berhenti menyetir. Kau harus tetap mejalankan mobilnya. Semakin jauh semakin bagus.     

Dan jangan coba – coba berbuat ulah. Sekali kau berbuat ulah maka Aku sama sekali tidak akan memberitahukan kodenya" kata Pangeran Barry sambil tertawa lepas. Ia merasa sangat puas mempermainkan Nizam, Arani dan Cynthia. Pangeran Barry kemudian menghentikan pembicaraannya. Ia memperhatikan wajah – wajah yang penuh ketegangan diantar ketiga orang itu.     

Walaupun mereka bertiga memang di kenal dengan orang – orang yang sangat cerdas tetapi tetap saja tidak dapat menghilangkan ketegangan yang terjadi di antar mereka dan pangeran Barry jadi semakin kecanduan ingin tahu secerdas apa sebenarnya mereka.     

Nizam kembali mengemudi sambil bersabar menunggu teka – teki selanjunya. Cynthia tampak sangat tegang melihat layar display waktu yang sekarang sudah pada hitungkan menit ke 51 lalu kemudian menit ke 50. Dan Suara Pangeran Barry kemudian terdengar lagi,     

" Ini adalah teka - teki yang kedua. Dengarkan baik - baik karena ceritanya agak panjang. Ada seseorang yang bunuh diri di sebuah gedung dengan ketinggian lima lantai. Detektif tampak kebingungan mencari tahu dari lantai berapa orang itu meloncat. Mengingat bahwa disetiap lantai semua jendelanya tertutup dan semua kamar dalam kosong dan dalam keadaan terkunci dari luar.     

 Orang – orang yang berada di sekitar gedung sama sekali tidak mendengar suara yang mencurigakan sehingga kemudian Detektif memutuskan untuk masuk ke dalam setiap kamar untuk menyelidikinya. Ketika detektif itu masuk ke dalam kamar satu persatu maka Ia menemukan keadaan masing – masing kamar sebagai berikut :     

Lantai pertama ada seekor kucing yang tertidur dengan santai di dekat jendela     

Lantai kedua ada seekor Anjing yang sedang sibuk menggonggong ketika si detektif masuk kedalam ruangannya.     

Lantai ketiga tidak ada apa – apa, tetapi ada secangkir kopi bekas diminum seseorang.     

Lantai Keempat, ruangan sangat bersih seperti habis dibersihkan dengan sangat maksimal oleh pemiliknya     

Lantai kelima sebaliknya dari lantai kelima. Seluruh ruangan tampak sangat kotor dan berdebu termasuk di dekat jendela. Debu tebal tampak menutup semua permukaan jendela.     

Pertanyaannya adalah dari lantai berapa orang itu meloncat? No lantai tempat Ia meloncat adalah angka kode yang kedua " Kata Pangeran Barry diiringi dengan tawa renyah.     

"Kau sebenarnya sedang memberikan kami teka – teki atau sedang membaca cerpen? " Nizam berteriak sambil memukul setir mobilnya dengan kedua tangannya. Pangeran Barry semakin tertawa keras.     

"Kau sekarang jadi sedikit lucu. Pasti istrimu yang sudah membawa aura positi kepada dirimu. Kau jangan khawatir. Matilah kalian dengan tenang. Karena Aku akan menjaga Putri Alena dengan segenap jiwa dan ragaku. Kau pasti tidak akan mati dalam keadaan menyesal" Kata Pangeran Barry terus terkehkeh tertawa bahagia. Lalu Ia menutup mulutnya dan tidak bicara lagi.     

"Sekarang jawabannya apa? Hamba sama sekali tidak menyukai teka – teki ini. Mana ceitanya panjang. Dia benar – benar ingin membunuh kita" Kata Arani.     

Nizam menoleh ke belakang dan melihat ke arah Cynthia yang sedang termenung. Apakah kali ini Cynthia tidak dapat menjawab pertanyaannya. Nizam menghela nafas. Ia memang cerdas tetapi kalau disuruh menjawab teka – teki dalam keadaan tegang jadinya malah susah. Tetapi Nizam mencoba menganalisa jawabannya.     

"Orang kalau meloncat dari lantai satu ada kemungkinan masih hidup jadi pasti bukan dari lantai satu. Berarti lantai satu kita singkirkan dari daftar pilihan" Kata Nizam sambil melirik ke arah Cynthia tetapi Cynthia masih terdiam dan termenung sambil menatap ke luar jendela. Entah apa yang dipikirkannya. Karena kalau Ia memikirkan teka – teki pasti Ia akan merespon pernyataan dari Nizam.     

Kali ini sebelum Nizam berkata, Arani yang berkata duluan dengan wajah sedikit berbinar,     

"Dari lantai dua juga tidak mungkin karena di lantai dua ada Anjing. Biasanya Anjing akan menggongong sangat keras jika ada orang yang mencurigakan. Tetapi bukankah tetangga sekitar tidak ada yang mendengar sesuatu yang mencurigakan."     

"Kau Benar Arani " Kata Nizam sambil kembali melirik ke arah Cynthia tetapi Cynthia tetap terdiam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.