CINTA SEORANG PANGERAN

Ketegangan Tiada Akhir



Ketegangan Tiada Akhir

0Ada sebuah ungkapan yang menyatakan kalau Alloh selalu melindungi orang – orang yang baik. Dan ketika Arani menekan sebuah angka tiba – tiba lampu indikator hijau menyala. Arani langsung bersorak melihat sistem waktunya berhenti di angka 02 yang berarti tinggal dua menit lagi. Nizam dan Cynthia ternganga tetapi Arani tidak mau membuang waktu. Ia langsung melucuti rompi yang dikenakan oleh Cynthia dan menaruhnya di bawah.     
0

"Ba.. bagaimana bisa kau tahu angka selanjutnya ?" kata Nizam keheranan menatap takjub ke arah Arani. Demikian juga dengan Cynthia. Apakah Arani berspekulasi dengan angka – angka. Tetapi itu tidak mungkin karena Arani bukanlah orang dengan tipe gegabah.     

Arani tersenyum lebar dan entahlah saking bahagianya Nizam melihat senyum Arani sekarang sangat manis sekali. Nizam tertawa membalas senyum Arani walaupun masih belum mengerti mengapa Arani tahu angka selanjutnya.     

"Sederhana saja Yang Mulia, nomor 10437 adalah kode pos ibu kota kerajaan Zamron. Hamba mengingatnya ketika Hamba pernah mengirimkan paket untuk saudara hamba yang bekerja di kerajaan Zamron " Kata Arani sambil tersenyum lega.     

"Kau sungguh sangat cerdas Arani. Ingatkan Aku untuk memberikan Kau hadiah sebuah mobil sport termewah yang pernah ada di dunia ini" Kata Nizam sambil tertawa senang.     

Tetapi hanya Cynthia yang kemudian tawanya berhenti, keningnya mulai berkerut lagi. Nizam menjadi tegang lagi.     

"Apa mungkin Pangeran Barry memberikan kode semudah itu. Ini sangat mencurigakan" kata Cynthia kepada Nizam. Nizam jadi ikut curiga.     

"Mudah bagaimana Yang Mulia. Kita sudah babak belur menjawab teka – tekinya " Kata Arani dengan harap – harap cemas kepada Cynthia. Ia berharap firasat Cynthia tidak benar kali ini. Tetapi Cynthia bersikukuh kalau ini ada sesuatu yang aneh.     

Nizam kemudian mulai melihat ke arah dash panel mobil. Dilihatnya dengan teliti mulai dari jarum petunjuk pengisian bensin, jarum spedometer, lalu simbol – simbol yang muncul pada layar panelnya. Setelah meneliti dengan seksama, Ia kemudian menatap ke arah Cynthia dan berkata,     

"Aku tidak menemukan apa – apa entahlah kalau di bawan body mobilnya " Kata Nizam.     

"Sebaiknya kita keluar dari mobil kata Arani dan ketika Arani mencoba membuka pintu mobil tiba – tiba pada layar dash panel mobil ada simbol aneh yang muncul dan dibawahnya ada satuan waktu yang berkedip – kedip dan menunjukkan angka 060 lalu bergerak mundur menjadi 059.. 058..057.. Bahkan kali ini hitungannya bukan menit tetapi detik     

Arani, Nizam dan Cynthia lalu saling berpandangan mata. Dan Nizam langsung menggerung,     

"BARRY... Aku bersumpah akan membunuhmu dengan kedua tanganku " Teriak Nizam ketika sadar kalau symbol yang muncul pada dash panel mobil itu adalah tanda bom.     

Arani bergerak hendak membuka pintu demikian juga dengan Cynthia tetapi ternyata pintu itu tidak bisa dibuka demikian juga dengan jendela mobil.     

"BARRY...." Nizam berteriak ke arah cctv yang ada di mobil tetapi tidak ada suara.     

Nizam sudah putus asa ketika kemudian Ia berpikir untuk segera melajukan kembali mobilnya ke danau buatan yang Ia buat untuk rumah yang Ia hadiahkan pada Alena. Maka Ia segera melajukan mobilnya dan mata Nizam kemudian menatap kedipan angka-nya berhenti.     

"Ternyata sistem penghitungan waktunya berhenti kalau mobil dijalankan" Kata Nizam kepada Arani.     

"Kalau begitu teruslah menyetir Yang Mulia sementara itu Hamba mencari tahu cara membuka pintu mobil ini" Kata Arani sambil kemudian Ia meraba – raba bagian dalam mobil mencari – cari sesuatu yang mungkin bisa Ia gunakan untuk membuka mobil.     

"Apakah pintu mobilnya tidak bisa kita dobrak ?" kata Nizam sambil menatap Arani.     

Arani menggelengkan kepalanya. " Ini agak riskan. Hamba khawatir begitu di dobrak, mobilnya malah meledak. " Kata Arani sambil kemudian Ia membuka dashboard mobil. Ia juga tidak menemukan apa – apa.     

Nizam menginjak pedal gasnya sedikit lambat. Ia juga melihat jarum petunjuk pengisian bensin yang mulai bergerak mendekati angka nol. Nizam menghembuskan nafasnya sambil berpikir keras. Kali ini Ia benar – benar tidak berharap Pangeran Barry akan memberikan petunjuk. Pangeran Barry benar – benar berniat untuk membunuhnya.     

Mobil terus melaju membelah jalanan. Mereka sudah hampir berada di jalan yang akan menuju rumah kediaman Nizam. Arani masih mencari – cari sesuatu sampai kemudian tiba – tiba Arani melihat hiasan rambut Cynthia.     

"Yang Mulia, Berikan kepada hamba jepit hiasan yang anda pakai" Kata Arani sambil menatap hiasan rambut Cynthia. Cynthia segera mencabutnya dan rambut pirangnya yang tadi tergelung ke atas langsung terurai, terlepas dari gelungannnya.     

"Arani bensinya sudah mau habis." Kata Nizam sambil terus menekan pedal gasnya perlahan untuk menghemat bensin. Symbol pengisi bensin sudah muncul menunjukkan bahwa tangki bensin sudah kosong dan harus di isi.      

"Apa sebaiknya kita mengisi bensin dulu" Kata Cynthia     

"Tidak mungkin. Itu terlalu berbahaya. Aku yakin Pangeran Barry sudah memperhitungkan sedemikian rupa agar kita tidak bisa mengisi bensin. Lagipula Aku tidak ingin mencelakakan orang lain kalau sampai mobil ini meledak di dalam pom bensin." Kata Nizam sambil menggelengkan kepalanya.     

Cynthia menghembuskan nafasnya.     

"Cynthia maafkan Aku. Gara – gara Aku, Kau jadi hidup dalam kesulitan" kata Nizam kali ini sambil menghela nafas panjang. Ada beban berat yang terasa menyesakkan dadanya. Ia merasa sering menjerumuskan Alena dan Cynthia kedalam bahaya.     

"Aku tahu apa yang Kau pikirkan. Kau tidak usah terlalu berpikiran yang bukan – bukan. Ini semua sudah takdir Tuhan. Tidak usah kau sesali. Lagipula Aku bahagia berada di sisimu. Aku akan tetap berada di sisimu sampai kapanpun sepanjang Kau memang layak Aku pertahankan sebagai sahabat baik dan suami yang baik bagi Alena" Kata Cynthia mencoba mengusir pikiran buruk Nizam.     

"Aku merasa terhormat menjadi sahabatmu, menjadi kakak iparmu. Aku merasa kau adalah anugrah terindah bagiku di luar keluarga intiku " Kata Nizam manis sekali membuat Arani kali ini yang menghela nafas. Tetapi sambil menghela nafasnya tangannya bergerak – gerak dengan terampil.     

Arani adalah jendral besar yang ditarik menjadi asisten Nizam bersama Amar dan Imran. Ia merupakan pelayan sekaligus prajurit. Otaknya yang cerdas membuat Ia cepat mempelajari sesuatu jadi walaupun terlihat sangat mustahil bagi Cynthia Ia terbengong ketika tiba – tiba terdengar bunyi klik dari pintu mobil.     

Arani berhasil membuka kunci pintu mobilnya. Nizam dan Cynthia terlonjak. Nizam seketika menghentikan mobilnya dan waktu bom langsung berhitung kembali dengan cepat.     

"Jangan berhenti yang Mulia.. tolong!! Kita tidak bisa membuka mobil satu persatu – satu jadi kita harus membuka pintu dan langsung meloncat keluar secara bersamaan. Karena pada pintu juga ada alat pemicu bomnya. Bukankah tadi sistem waktunya langsung aktif begitu Hamba berniat mau membuka pintu.     

Hamba akan pindah ke sisi Yang Mulia Putri Cynthia lalu ketika hamba berteriak buka, Maka Yang mulia harus segera membuka pintu mobil dan meloncat keluar. Tetapi mobil harus tetap dalam keadaan berjalan dan tidak di rem." Kata Arani kepada Nizam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.